Awal bekerja, Ketika PT. Ramaya Jayaprima (sebuah kontraktor skala menengah di kota Bontang) saya ikut mengerjakan  perpajakan bagi perusahaan. Karyawan lain sempat bertanya tanya betapa cepatnya saya beradaptasi mengerjakan perpajakan kantor padahal baru bekerja. Ternyata perpajakan ketika di dunia kerja lebih mudah dikerjakan daripada yang dikira ketika masih belajar.
Yang saya ingat saat itu dunia perpajakan belum mengalami reformasi, sehingga saya bisa merasakan perubahan pelayanan perpajakan sebelum dan sesudah dilakukan reformasi perpajakan. Kita boleh bersyukur adanya bu Sri Mulyani dan jangan lupa pak Prof. Mardiasmo.
Setelah kurang lebih 5 tahun di perusahaan swasta saya mencicipi dunia pemerintahan, Pemerintah Kabupaten Barito Utara, dengan ibu kota Muara Teweh, kembali ke tempat  kelahiran saya.
Ketika CPNS, saya sempat mengikuti Kursus Keuangan Daerah (KKD) di Universitas Indonesia. Sebagai peserta dari Dinas Pendapatan tentu materi terkait pajak (daerah) lebih mendapat perhatian. Masih saya ingat waktu itu kami peserta KKD membeli buku pak Tjip Ismail, sebuah buku referensi yang komprehensif tentang pajak daerah.
Di Muara Teweh, selain bekerja sebagai PNS, Saya sempat mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muara Teweh. Perpajakan termasuk mata kuliah yang pernah saya ajarkan. Tentu saja saya menggunakan kembali buku dari Prof Mardiasmo sebagai buku pegangan kuliah.
Sebagai PNS saya sempat menjadi Bendahara Pengeluaran di Sekretariat DPRD Kab. Barito Utara. Meskipun bersinggungan dengan perpajakan namun sedikit sekali ilmu perpajakan yang bisa ditimba disini.
Akhir untuk bagian 1 tulisan ini, saya ingin menyampaikan satu quote, kita tidak tahu pelajaran apa yang bermanfaat dan mempengaruhi hidup kita sampai kita menjalaninya. So, jangan pernah berhenti belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H