Mohon tunggu...
harry budiyanto
harry budiyanto Mohon Tunggu... -

Pengamat apa saja yang lagi "hot" dan menarik. Belajar menulis untuk mengasah otak dan nurani.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bocornya Video Pertemuan Gayus dan Satgas Mafia Hukum di Singapura

3 Mei 2010   00:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:27 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="Gayus-Denny-Ota, Sumber: Inilah.com"][/caption] Heboh munculnya video pertemuan Gayus Tambunan dan anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum (Denny Indrayana dan Mas Achmad Santosa/Ota) beredar luas (lihat berita di Inilah.com di sini). Dalam video yang diduga direkam anggota polisi tersebut, terlihat Gayus dan anggota Satgas tertawa-tawa dan tidak ada kecanggungan sedikitpun yang menunjukkan bahwa pertemuan tersebut tidak disengaja (lihat di sini). Oleh karena itu, alibi Denny Indrayana bahwa pertemuan mereka tidak disengaja, semakin tidak didukung fakta yang relevan (Analisa sebelumnya saya tulis di sini (Dagelan Gayus vs Denny)). Ada apa sebenarnya ini? Dalam video yang sulit terdengar suaranya tersebut, kecuali suara perekam video yang diduga anggota Polri, terlihat semacam perundingan atau diskusi diantara mereka berdua. Analisa sebelumnya yang menyebutkan bahwa Gayus "lari" ke Singapura merupakan bagian dari strategi Satgas Mafia Hukum semakin menemukan titik terang. Dalam tulisan sebelumnya, penulis mencoba menganalisa strategi Satgas Mafia Hukum dengan cara "menyelamatkan" Gayus ke Singapura untuk mendapatkan informasi lain yang diperlukan (Dagelan Gayus vs Denny). Namun "bocornya" video ke publik menunjukkan adanya "perang" lain yang coba digulirkan. Dalam kasus ini, Gayus ibarat saksi mahkota yang bisa dimanfaatkan untuk mengungkap jaringan mafia hukum yang berbelit dan sulit dibongkar. Strategi ini berhasil dijalankan satgas mafia hukum dengan baik. Strategi memanfaatkan pelaku kejahatan untuk membongkar kejahatan lain yang lebih besar sudah sering dilakukan aparat penegak hukum. Dalam perkara teroris, belum hilang ingatan kita tentang pertemuan Goris Mere dan Ali Imron (salah satu bomber Bali) di Starbuck Cafe Jakarta pada 1 September 2004. Kala itu  polisi menyatakan bahwa Ali Imron ''dibon'' untuk mencari Noordin M Top dan Azahari. Meskipun alasannya dianggapnya sangat rancu karena Ali Imron tidak terlalu kenal dengan kedua buron tersebut, namun strategi Polri memanfaatkan Ali Imron (adik Amrozi) terbukti efektif untuk membongkar kasus terorisme di Indonesia. Semoga saja Denny bisa memberi penjelasan yang lebih logis ketika mengomentari video ini. Jika pada kasus Goris-Ali Imron pertemuan tersebut dibocorkan wartawan yang tidak secara sengaja memergoki mereka, pada kasus Gayus ini belu diketahui siapa yang membocorkan video tersebut dan apa strategi dibalik bocornya video tersebut. Sebagaimana diulas di Inilah.com, perekam video diduga adalah Tim Surveillance dari Polri. Hal ini terlihat dari pembicaraan yang terekam dalam video tersebut. "Bang SMS wadir (wakil direktur), wadir mundur dulu, wadir dikenal soalnya, wadir harus mundur dulu Bang, kalau wadir enggak mundur kita susah," kata pria yang diduga perekam video itu. Melihat hal ini menjadi menarik adalah siapa yang sedang di-surveillance atau diamati perekam video ini, Gayus atau Denny dan Ota? Pertanyaan berikutnya adalah mengapa video ini baru "dibocorkan" sekarang, bukan di saat heboh yang lalu terutama ketika Denny menyatakan bertemu Gayus secara tidak disengaja? Pertanyaan berikutnya adalah apa motif dibalik "bocor" atau "dibocorkannya" video pertemuan Gayus vs Denny dan Ota ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun