Mohon tunggu...
harry budiyanto
harry budiyanto Mohon Tunggu... -

Pengamat apa saja yang lagi "hot" dan menarik. Belajar menulis untuk mengasah otak dan nurani.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tim Impian untuk Meraih Impian Perdamaian

18 Februari 2010   00:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:52 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignleft" width="396" caption="SBY vs Zidane"][/caption] Jakarta menjadi saksi sejarah ketika Irak menjuarai Piala Asia. Perang/kerusuhan yang sedang berkecamuk di Irak berhenti. Semua kompak menyaksikan tim nasional mereka mengalahkan Arab Saudi di partai puncak Piala Asia 2007 di stadion Gelora Bung Karno. Tim Irak yang terdiri dari berbagai suku yang sedang bertikai, bahu-membahu membela negaranya. Younis Mahmoud (suku Sunni) mencetak gol dengan sundulannya memanfaatkan umpan silang Hawar Taher (suku Kurdi). Sebagaimana kita ketahui antara Syiah, Sunni, Kurdi terus-menerus saling bermusuhan. Dengan sepakbola mereka bersatu padu dan membawa kedamaian. Sepakbola terbukti mampu membuat pihak-pihak yang saling bermusuhan bisa saling berangkulan. Sepakbola adalah bahasa universal untuk saling bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan bersama. Posisi pemain dari mulai penjaga gawang, pemain bertahan, pemain tengah, dan penyerang memainkan perannya masing-masing. Paduan permainan mereka di bawah arahan seorang manajer (pelatih) ibarat orkesta sepakbola yang bisa dinikmati penonton. Orkesta sepakbola tersebut akan semakin indah dilihat jika semangat "fair play" dijunjung tinggi. Bagaimana jika para pemimpin dunia menempati pos pemain sepakbola tersebut? Siapa saja pemimpin dunia yang pantas masuk "The Dream Team" selayaknya Tim AC Milan ketika diperkuat trio belanda (Marco van Basten-Ruud Gullit-Frank Rijkaard). Menurut saya nama-nama pemimpin dunia di bawah ini layak masuk the dream team tersebut dengan skema 1-4-4-2.

Penjaga Gawang : Osama Bin Laden. Militansi dan keberaniannya melawan USA dan negara-negara Barat membuatnya layak masuk dalam Tim Impian (The Dream team). Meskipun hampir seluruh dunia memusuhi dan menyerangnya habis-habisan, sampai detik ini belum ada satu gol (baca: peluru) yang mampu menembus gawangnya (baca: tubuhnya). Tidak diragukan lagi, dalam the dream team ini, Osama sangat layak menjadi benteng pertahanan terakhir alias sebagai penjaga gawang [caption id="" align="aligncenter" width="313" caption="Castro vs Maradona"]
Photobucket
Photobucket
[/caption] Libero: Fidel Castro, mantan presiden dan penjuasa Kuba. kemampuannya menahan gempuran Amerika Serikat baik secara langsung maupun tidak langsung dan fisiknya yang tinggi besar membuatnya pantas dinominasikan sebagai libero (center back). Fidel Castro adalah pemimpin otoriter yang paling lama bertahan. Teman-temannya yang dicap sebagai pemimpin otoriter sudah banyak yang masuk liang kubur atau sedang menghadapi tuntutan hukum, namun Castro sampai detik ini masih dipuja di Kuba. Oleh karena itu, Fidel Castro cocok sekali diposisikan sebagai pemain bertahan (libero) sebelum lawan berhadapan dengan penjaga gawang. [caption id="" align="aligncenter" width="424" caption="Presiden SBY hari Jumat (5/6/09) sore di Stadion Madya Senayan, Jakarta"]
Photobucket
Photobucket
[/caption] Stoper: SBY, melihat foto ini menunjukkan beliau mempunyai keahlian bermain bola yang baik. Kemampuannya memenangkan pemilu dua kali berturut-turut dan kehebatannya dalam menahan "serangan" politiklawan-lawannya, membuat SBY layak sebagai stoper mendampingi Fidel Castro di posisi libero. SBY dikenal sebagai olahragawan serba bisa. Beberapa kali media massa meliput kemampuan SBY dalam volley ball dan tenis meja. Fisiknya yang masih kelihatan bugar, santun dan berkarisma, membuat SBY layak mendampingi Castro di posisi bek. [caption id="" align="aligncenter" width="208" caption="woww ...."]
Photobucket
Photobucket
[/caption] Wing Back: Vladimir Putin (mantan presiden Rusia). Melihat fisik Putin (berdasarkan foto ini dan kemampuannya dalam beladiri judo dan sambo (beladiri ala Rusia)), tidak merokok, mantan agen KGB, menguasai bahasa Inggris dan Jerman, plus daya jelajahnya yang tinggi (mampu melobi hampir semua pimpinan dunia dengan berbagai pandangan politik berseberangan sekalipun), tdk diragukan lagi Putin mampu menjadi bek sayap kiri yang handal. Seorang wing back bernaluri menyerang selayaknya Roberto Carlos.
Photobucket
Photobucket
Wing back: Nicolas Sarkozy (presiden Perancis). Melihat foto di atas sepintas kemampuan olah bola Sarkozy lumayan. Karir poltiknya sebelum menjadi presiden adalah menteri dalam negeri dan menteri keuangan plus ketua partai Uni Pergerakan Populer (UMP) wing kanan. Heboh tentang istrinya yang berpose hot di sebuah majalah ditanggapi dengan dingin. Hujatan media massa ditepis dengan sangat elegan. Sikap politiknya juga cenderung "cool". Karena itulah membuat Sarkozy layak diposisikan sebagai bek sayap kanan yang diharapkan mampu meredam gelandang serang lawan yang rata-rata punya bakat luar biasa seperti Lionel Messy dan Christiano Ronaldo. [caption id="" align="aligncenter" width="364" caption="Ronaldo Lima heading the ball to President Lula in the state’s Office of Presidency. (http://futbolita.com/tag/ronaldo-lima/)"]
Photobucket
Photobucket
[/caption] Gelandang Bertahan pertama adalah Luiz Inácio Lula da Silva. Lahir dan menjadi presiden di negeri bola (Brasil), Lula adalah seorang mantan penyemir sepatu dan lama hidup di jalanan yang dikenal keras kehidupannya. Seperti penduduk Brasil pada umumnya, sepakbola seperti agama bagi Lula. Fisiknya yang kekar mirip Genaro Gattuso (pemain bertahan AC Milan dan Italia) membuatnya layak diposisikan sebagai gelandang bertahan. Menjadi "breaker" pertahanan lawan, dan orang yang pertama kali menahan serangan lawan adalah tugas Lula dalam Tim Impian ini. [caption id="" align="aligncenter" width="356" caption="Shimon Peres dan Ronaldo Lima"]
Photobucket
Photobucket
[/caption] Gelandang Bertahan berikutnya adalah  Simon Peres. Israel dikenal sebagai negara agresor yang dengan dukungan dari playmaker (USA) berani menyerang negara-negara tetangganya tanpa pandang bulu. Sebagai penggagas perdamaian dengan Palestina sekaligus penerima hadiah nobel perdamaian, Peres layak masuk The Dream Team ini. Karakter Shimon Peres yang lebih "cool" dibanding Ehud Barak misalnya, plus karakteristik negara Israel yang menganut paham "menyerang adalah pertahanan terbaik", maka Peres adalah gelandang bertahan yang mampu menyerang dan bertahan sama baiknya. Posisinya mirip dengan Steven Gerrard di Tim Nasional Inggris.
Photobucket
Photobucket
Gelandang Penyerang sekaligus play maker layak diserahkan kepada Barrack Obama. Sebagai presiden USA, sebuah negara yang hobi mengatur negara lain, dan orang paling berkuasa di dunia serta ditambah hobinya berolahraga dan visinya dalam membaca politik dunia semakin memantapkan Obama sebagai playmaker handal. Mengingat posisinya sebagai playmaker dan back up dari USA sebagai negara adidaya, plus sebagai penerima Nobel Perdamaian 2009,  menjadikan Obama pantas diangkat  menjadi kapten "The Dream Team". [caption id="" align="aligncenter" width="218" caption="President Barack Obama heads a soccer ball as he walks to The Oval Office Monday, July 13, 2009."]
Photobucket
Photobucket
[/caption] Gelandang Penyerang berikutnya yang lebih banyak beroperasi dari sebelah kiri adalah Tony Blair. Blair merupakan mantan Perdana Menteri dari Partai Buruh dengan masa jabatan terlama, dan orang satu-satunya yang telah memimpin partai tersebut menjalani tiga pemilihan umum berturut-turut. Saat ini Tony Blair diperiksa oleh Panitia Khusus Penyelidikan Perang Irak atas kebijakan yang ia ambil ketika memutuskan untuk ikut bersama Amerika Serikat menyerang Irak dan menjatuhkan pemerintahan Saddam Hussein. Kebesaran Inggris dan kesetiaan Tony Blair kepada USA membuat dia layak menempati posisi ini sebagai tandem sejati sang play maker. Blair adalah suporter setia Newcastle United.
Photobucket
Photobucket
Second striker adalah Mahmod Ahmadinejad. Presiden Iran yang terpilih dua kali ini merupakan eks pemain sepakbola. Lihat saja gayanya dalam menendang bola, jelas terlihat bahwa Ahmadinejad punya kemampuan olah bola yang tidak diragukan lagi. Keberaniannya berhadapan dengan negara raksasa seperti Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya mengisyaratkan keberaniannya melawan bek-bek musuh yang tinggi besar. Sebagai seorang doktor di bidang transportasi, membuatnya mampu mengatur dan mencari posisi yang baik untuk memasukkan gol-gol ke gawang lawan. [caption id="" align="aligncenter" width="461" caption="Mahmoud Ahmadinejad actually looks like he knows what he’s doing (in soccer, that is)"]
Photobucket
Photobucket
[/caption] Striker murni adalah Evo Morales, presiden Bolivia. Lihat saja foto-fotonya berikut ini. Sebagai mantan pemain bola dan keberaniannya bermanuver dalam dunia politik seperti mengkritik praktek-praktek neoliberalisme dan globalisasi yang dilakukan oleh IMF, Bank Dunia, dan WTO, membuatnya layak menjadi penyerang yang mampu membuat terobosan-terobosan berbahaya.
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Photobucket
Setelah menyusun komposisi tim selesai, tinggal mencari siapa manajer dari "The Dream Team" ini. Perlukah memilih Fabio Capello bersama Arrigo Sacchi yang mampu membangun AC Milan menjadi "The Dream Team" pada eranya? Atau kita pilih Sepp Blatter, sang presiden FIFA atau Michael Platini, sang presiden UEFA? Atau mungkinkah sang Ketum PSSI Nurdin Halid yang lagi bermimpi menjadikan Indonesia tuan rumah Piala Dunia bisa menempati posisi ini? Siapapun manajernya, yang penting Peace Man! Sebagai sebuah tim, tentu saja hubungan antara masing-masing individu pemain akan baik. Masing-masing anggota tim mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai atau kelemahan dan kelebihan rekan satu timnya. Semangat korps (esprit de corps) sebuah tim akan membuat masing-masing individu akan saling bekerjasama, saling membantu dan saling mengisi, dan yang paling penting adalah saling mengerti posisi masing-masing untuk mencapai tujuan Tim. Komposisi Tim Impian di atas diharapkan akan menjadi tim jagoan (the winning team) menuju perdamian dunia. Sepakbola adalah bahasa universal untuk mendamaikan dunia. Seandainya para pemimpin dunia mau bermain bola, niscaya mimpi kita bersama bahwa dunia akan aman dan damai akan menjadi kenyataan. Peace Man! Referensi: http://www.goal.com/id-ID/news/1571/fokus/2009/4/20/1219631/fokus-sepakbola-senjata-menuju-perdamaian http://en.wikipedia.org/ http://cultureofsoccer.com/2007/04/20/world-leaders-soccer-fans/ http://www.kabobfest.com/2006/07/if-world-leaders-played-soccer.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

5 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun