Minggu, 19 September 2010 saya ikut dalam suatu Ibadah (jam 18:00 wita) di Gereja GPT Baithani, Jl. Teuku Umar Denpasar. Seperti biasa di awal ibadah dimulai dengan puji-pujian dan penyembahan kepada Tuhan oleh seluruh jemaat. Sebelum khotbah Song Leader menyampaikan bahwa akan ada persembahan puji-pujian dari sekelompok anak muda yg tergabung dalam "Jubilate Choir". Mereka terdiri dari 7 (tujuh) orang anak muda (4 pria, 3 wanita) yg berusia sekitar 18-22 tahun. Sebelum bernyanyi, mereka memperkenalkan diri masing2. 6 (enam) orang berasal dari berbagai denominasi gereja di seputaran Denpasar, dan yang membuat jemaat (termasuk saya) terkejut adalah saat diperkenalkan profil pemuda bernama "C" dan dia seorang Muslim!
Saya langsung merinding, bukan karena takut tapi justru saya sangat terharu.
Koq bisa terharu?
Ya, saya terharu karena di hari minggu tsb sejak pagi saya dijejali dengan tulisan dan tanggapan2 yg diposting di Kompasiana yg saling serang bahkan hujatan antara Islam dan Kristen. Kata-kata kafir, bodoh, tolol, bahkan banci yang dilontarkan oleh orang yg berbeda pendapat masih terngiang di telinga saya sampai saat itu.
Dengan merdunya Jubilate Choir membawakan 2 (dua) buah lagu, "Halleluya" dan "Jesus Almighty". Saat mereka menyanyi, pandangan saya selalu tertuju ke sosok pemuda Muslim tsb, bukan karena suka sesama ya....tapi ada rasa syukur dan kagum melihat dia ikut bernyanyi dengan ekspresinya yg benar2 luar biasa. Bahkan tanpa terasa air mata saya menetes melihat mereka khususnya pemuda muslim tsb bernyanyi. Dalam hati saya berkata, Terima kasih Tuhan, Engkau sudah menegur saya lewat apa yg dilakukan pemuda muslim ini. Hampir sepanjang hari minggu ini saya diracuni dengan pikiran2 yg negatif atas tulisan/tanggapan beberapa kompasianer muslim, tapi sekarang malah ada pemuda muslim yg menunjukkan hal yg berbeda kepada saya, dan itu di dalam Gereja!
Yang lebih membuat saya terharu, selesai mereka bernyanyi si pemuda muslim ini tetap kembali ke tempat duduknya dan mengikuti khotbah dari Pendeta bahkan keseluruhan ibadah sampai selesai.
Saya tidak ingin berkomentar tentang perbedaan akidah atau apapun terhadap apa yg dilakukan pemuda muslim ini. Saya melihat dari sisi berbeda dan positifnya saja, ternyata pemuda muslim ini menunjukkan malah mengajarkan kepada saya untuk lebih memaknai arti menghargai dan menghormati tentang apa yg disebut "Perbedaan."
Terima kasih buat teman Muslim yg tergabung dalam "Jubilate Choir". God bless you.
Thank You JESUS.
Peace,
Harry
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H