Mohon tunggu...
Harry Prasetyo
Harry Prasetyo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

im simple person

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Iwo Jima: Benteng Pertahanan Terakhir Jepang (1945)

11 September 2017   22:50 Diperbarui: 11 September 2017   23:03 3065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Teater Perang dunia di Pasifik antara Jepang dengan Amerika dan Sekutunya sungguh berbeda dengan perang front Barat di daratan Eropa. Teater Pasifik menyuguhkan dominasi perang antar armada laut dan saling berebut pulau demi pulau yang sangat banyak dan luas.

       Semenjak sukses meluluhlantakkan Pearl Harbour diikuti pendudukan koloni-koloni Sekutu di Asia Tenggara,   Pertempuran di Midway menjadi titik balik yg mengubah Jepang yang agresif menjadi defensif.Dan terus terdesak oleh Amerika.

    Sebagai pihak penyerang,Marinir AS harus belajar apa yang dinamakan Operasi Pendaratan Amfhibi.Mungkin terdengar biasa saja, Tapi dimasa itu mendaratkan pasukan dan persenjataan dalam jumlah yang sangat besar adalah hal yang sangat sulit,Dimulai dari tentara yang turun dari kapal laut dan membuat suatu pangkalan ,Disaat-saat inilah yang berbahaya, Selagi mereka membuat persiapan itu ,Tembakan-tembakan tentara Jepang telah menunggu mereka dari Pantai dan menghajar mereka tanpa ampun.Peluru-peluru itu melesat bagai hujan deras diiringi lemparan granat dimana-mana.Banyak yang gugur terlalu pagi.

      Amerika kemudian banyak belajar dari kesalahan pendaratan amphibi di Tarawa,Untuk merebut pulau yang dikuasai musuh, Maka Udara dan Laut mesti dikuasai terlebih dahulu. Hal ini pun diterapkan Sekutu di Kepulauan Marshall. Selagi mereka membuat persiapan pendaratan , Kapal-Kapal mereka terus menembaki pantai disusul bom bertubi-tubi dari Angkatan Udara, Sehingga pendaratan pasukan bisa mulus tanpa perlawanan berarti, Karena praktis tentara Jepang hanya bisa berlindung dilubang-lubang pertahanan.

      Sebegitu gigihnya Jepang mempertahankan pulau-pulau mereka, Namun disaat Kepulauan Mariana yang terdiri dari pulau-pulau kecil seperti Saipan,Tinian dan Guam telah terebut, disaat itulah mereka sudah merasa tak ada harapan lagi buat menang. Saipan adalah benteng terakhir Jepang, Setelah itu Sekutu makin leluasa pulang pergi membombardir daratan utama Jepang , dari Kepulauan inilah kelak pesawat B-29 Menjatuhkan bom atom di Hiroshima.Akan tetapi pengeboman dari Saipan masih kurang efektif karena masih ada pulau kecil bekas letusan gunung Berapi seperti Anak Krakatau, Pulau itu bernama Iwo Jima.

     Radar di Iwo Jima memberi peringatan ke Tokyo mengenai penyerangan Sekutu, Sehingga Jepang lebih siap disamping pesawat-pesawat pembom Sekutu mengalami kerusakan terlebih dahulu akibat ditembaki tentara Jepang di Iwo Jima,Sering pesawat-pesawat tersebut tak kuat terbang mengingat jarak Tokyo-Saipan yang masih terlalu jauh. Maka kalau Iwo Jima direbut itu akan semakin mempermudah Sekutu selain karena jaraknya yang semakin dekat dengan mainland Jepang. Dengan kata lain Iwo Jima adalah benteng pertahanan Jepang yang paling terakhir yang akan mereka pertahankan selama mungkin sampai mati demi tanah air dan kaisar mereka.

     Adalah Jenderal Kuribayashi yang memimpin pasukan di Iwo Jima Ia menyadari tak ada peluang bagi mereka untuk menang di pertempuran ini. Tak ada perlindungan dari Angkatan Udara dan Laut Jepang yg sebagian besar sudah binasa membuat pulau ini akan jatuh dengan mudah. Tapi Kuribayashi dengan 22.000 prajuritnya siap bertempur mati-matian, Meski tak ada harapan untuk menang tapi target maksimal adalah membunuh musuh sebanyak mungkin. Dan Prajuritnya dilarang mati sebelum membunuh setidaknya 10 musuh.

     Tibalah hari penyerbuan Sekutu, 70.000 lebih pasukan marinir memenuhi pantai di Iwo Jima lengkap dengan kendaraan tempur amfhibi, Tank dan pesawat-pesawat tempur.Ilmu pendaratan Amphibi mereka terus membaik ,tapi ilmu pertahanan Jepang pun juga terus membaik.Suasana terlihat sepi saat itu tak ada tentara Jepang yang"menyambut" mereka di tepi pantai.Pasukan infantri pun dengan perlahan menyusuri pasir Iwo Jima, Tiba-tiba hujan peluru dan mortar dimana-mana, Sekutu tiarap dan merayap, tentara Jepang tak terlihat sama sekali, Dari mana asal tembakan-tembakan ini? 

Prajurit Jepang bersembunyi di atas bukit, dibunker-bunkerbawah tanah , Tentara Sekutu hanya bisa maju sambil tiarap merayap-rayap sekali berdiri mereka langsung dihajar mortar-mortar Jepang yg entah darimana asalnya,Keadaan prajurit Sekutu ada yg buntung kakinya atau putus kepalanya akibat serangan mortar tersebut, Tank-Tank mereka pun juga ikut diluluhlantakkan. Untuk mengatasi tentara Jepang yg bersembunyi dibunker-bunker bawah tanah, Sekutu terpaksa memanggang mereka dengan flamethrower atau penyembur api yg efektif meratakan basis pertahanan Jepang.Perusahaan Ronson yg diwaktu damai memproduksi korek gas untuk menyulut rokok tapi diwaktu perang memproduksi flamethrower untuk membakar manusia , Tapi memang cukup berguna untuk melawan taktik Jepang yg luar biasa cerdik.

       Jenderal Kuribayashi mengakui percuma menahan tentara Sekutu dibibir pantai toh pada akhirnya akan tersapu juga,Untuk itu Ia fokus membangun pertahanan dibunker serta terowongan yg saling terhubung satu sama lain, Serta menyembunyikan senjata-senjata, Hal ini membuat Sekutu kesulitan melacak lokasi Pasukan Jepang, Senjata meriam anti pesawat Nippon juga tak mengeluarkan asap yg bisa dijadikan jejak .Dari atas pesawat pun tidak terlihat apa-apa karena tentara Jepang pintar berkamuflase.Tapi sehebat apapun pertahanan mereka pasti hancur juga karena mereka kalah jumlah dan persenjataan dari Sekutu. Meski begitu, Kuribayashi diakui jenderal-jenderal Amerika sebagai orang brengsek yg sangat pintar, 

Belum pernah mereka melayangkan pujian setinggi itu pada jenderal-jenderal Jepang.Rencana pulau yang seharusnya bisa mereka rebut dalam waktu 5 hari tapi tak disangka berlarut-larut hingga 30 hari lebih berkat kegigihan Kuribayashi dan anak buahnya. Kuribayashi memaksa Sekutu merebut pulau Iwo Jima dengan cara yg Ia inginni, Maju Meter demi meter,bukit demi bukit. Meskipun terus terdesak dan Amerika memintanya untuk menyerah tapi Kuribayashi hanya tertawa.Lebih baik harakiri daripada tertangkap,Begitulah filosofi Jepang. Suatu kebanggaan baginnya gugur bersama 21.800 pasukannya.Iwo Jima memang terebut, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun