Oleh : Dr. Ir. Yuliaty Shafan Nur, M.S. dan Fildzah Harifa
Pakan Rabaa Tengah, Sumatera Barat (4/8/22), Fildzah Harifa, Mahasiswa KKN PPM Universitas Andalas dibawah arahan Dosen Pembimbing Lapangan Dr. Ir. Yuliaty Shafan Nur, M.S. dan Wali Nagari Pakan Rabaa Tengah Jasman, Dt. Sampono Basau, dengan program kerja memberikan edukasi pencegahan karies pada anak usia dini di SDN 11 Bancah.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu program pemerintah yang menargetkan anak usia 12 tahun bebas karies pada tahun 2030, serta meningkatkan status kesehatan gigi masyarakat melalui upaya promotif dan preventif.
Masalah kesehatan gigi merupakan masalah yang menarik di Indonesia karena prevalensi karies dan penyakit periodontal mencapai 80% dari jumlah penduduk. Kelompok anak usia sekolah dasar merupakan kelompok anak yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut, karena umumnya masih mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang tidak menunjang terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Program ini diawali dengan kegiatan pemeriksaan karies gigi dengan mengambil sampel anak kelas 4 SD 11 Bancah sebanyak 18 orang dengan kisaran usia 9-10 tahun. Untuk mengukur karies gigi biasanya digunakan Indeks Karies Gigi yaitu DMF-T untuk gigi tetap dan def-t untuk gigi sulung. Anak usia kisaran 9-10 tahun masih dalam tahap periode gigi bercampur. Dari hasil pengamatan langsung didapati karies hanya pada gigi sulung, maka kita dapat menggunakan indeks def-t.Â
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pada dari seluruh sampel yang diperiksa, indeks def-t menghasilkan nilai sebesar 2,9. Berdasarkan nilai indeks def-t yang diperoleh menurut WHO yaitu termasuk kedalam kategori yang sedang (2,7-4,4). Nilai 2,9 ini memiliki arti bahwa rata-rata disetiap mulut anak memiliki 3 gigi yang terkena karies.
Dua hari kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan mengenai karies dengan menyajikan materi berupa powerpoint dan video edukasi. Anak-anak juga di ajarkan mengenai langkah-langkah menyikat gigi yang baik dan benar serta mempraktekkan langsung melalui sikat gigi masal di halaman sekolah. Dimana, dihari sebelumnya sudah diminta terlebih dahulu untuk membawa sikat gigi dan pasta gigi dari rumah masing-masing.
Respon dari kegiatan ini sangat posistif, terlihat dari kesungguhan adik-adik dalam menerima materi dan menjawab pertanyaan yang diberikan, serta sangat antusias pada saat kegiatan sikat gigi masal. Tanggapan kepala sekolah, Bu Sorga Wennita, atas ketidaknyamanan kami mengganggu jam pembelajaran adik-adik di SDN 11 Bancah, "Tidak masalah, belajar bisa dari mana saja, tidak hanya dari materi wajib yang diajarkan di dalam kelas".