Oleh Harry Agus Yasrianto
Aku merintih. Karena ini bukanlah waktu yang tepat untuk menyatakan rindu atau membuat syair cinta hingga menggodamu dengan  pelukan diksi diksi
Ini juga bukan waktunya untuk mengajakmu bertemu dalam nyata. Bentangan jarak, nyatanya hanya menyisakan kegelisahan ampas di secangkir kopi yang kita minum masing masing
Sebuah pertanyaan konyol yang seharusnya tidak aku luapkan dalam kata rindu ? Atau terbata bata aku menuliskan, aku sayang padamu, rasanya akan membuatmu muak
Karena sesungguhnya begitu banyak doa terlafadzkan tatkala aku merindukan wajahmu. Â Meski aku tahu, ini salah. Tapi bukankah rindu tak pernah mengenal sekat waktu ? Sudah begitu terlarangkah rasa itu untukku ? Haruskah aku menahan keinginan yang sudah menggunung ini ?
Sungguh suaramu membuatku tertanam dalam statistika bahagia hingga begitu inginnya diriku menarikan suka bertemakan cinta atau berselancar dengan kenyataan
Aku rindu, sungguh.
Berau, 19022023
07.08 WITA
Him
Cinta Tanpa Titik Koma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H