“Kalau begitu, mungkin aku tidak akan memilihnya”
“Kok begitu, Rien ?”
Agyas coba menyelidik. Bagaimana bisa Rien tidak mendukungnya kali ini. Biasanya dia selalu membantunya.
“Coba bayangkan, bagaimana aku akan memilihnya, jika untuk bertemu dengannya saja, aku harus menunggu persetujuanmu.”
“Bapak sedang sibuk, Rien”
“Mohon maaf, aku tidak tertarik lagi,” ucap Rien sekenanya.
“Nanti, kalau Bapak sudah tidak sibuk, pasti beliau akan mendatangimu, Rien”
“Kapan itu ?“ pancing wanita cantik itu sambil menyodorkan kudapan pisang rebus.
“Nanti, aku kabarkan lagi ke dirimu,” jawab Agyas sambil mengambil satu buah pisang rebus.
“Jangan terlalu lama, nanti ada orang lain yang lebih menjanjikan,” goda Rien. Mata Agyas melotot. Wanita berhidung mancung itu tertawa keras.
“Jangan begitulah, Rien. Kamu tidak kasihan melihat hidupku ?”