“Ruginya di mana ?” pancing wanita cantik itu sambil mengepang rambut panjangnya.
“Bapak itu orang baik”
“Bagaimana aku bisa tahu kebaikannya, kalau aku saja belum bertemu dengan Bapakmu itu.”
Agyas nampak mulai gelagapan. Dia mulai terganggu dengan sindiran ini.
“Beliau perhatian sekali dengan nasibku, padahal baru saja mengenalku”
“Benarkah ?”
“Setiap aku mengalami kesulitan, Bapak pasti akan membantu,” ucap lelaki beruban itu coba menguatkan.
“Sejak kapan berteman dengan Bapak ?”
“Terlebih saat pemilihan ini, hari-hari Bapak selalu menanyakan kebutuhanku,” Agyas terus nyerocos seperti tidak mengindahkan pertanyaan sahabatnya itu.
“Bukan kebutuhan masyarakat ?”
“Termasuk itu, Rien”