Tidak bosan-bosannya sampai sekarang kita masih membicarakan tentang penggelapan uang proyek BTS sebesar Rp. 8 trilliun lebih oleh mantan Menkomenfo Jhonny G. Plate masih hangat dibicarakan oleh mas media, baik media cetak atau media elektronik. Memang kasus ini bukan kasus korupsi yang biasa, tapi bisa dibilang kasus "mega korupsi" karena ini adalah korupsi terbesar dalam catatan sejarah di Indonesia.
Dalam tulisan ini saya tidak membicarakan tentang  berapa besar dan dampak dari kasus penggelapan uang ini, baik terhadap masyarakat ataupun bangsa dan Negara, tetapi saya hanya sedikit menyoroti tentang kasus kejiwaan dari pada manusia yang tidak bisa lepas dari permasalahan ini. Tidak terhitung berapa jumlah pejabat yang tersandung dalam kasus-kasus korupsi. Yang mengerikan lagi tokoh-tokoh agama yang konon yang diharapkan tidak tersentuh dalam kasus kejahatan ini ternyata tidak sedikit yang malah terjerumus dan terjebak dalam kasus kejahatan ini.
Bukan saja di Indonesia, di belahan dunia kasus korupsi ini banyak terjadi dan sulit untuk dihindari. Banyak orang katakan korupsi terjadi karena ada niat dan kesempatan. Kadang-kadang kalaupun semula tidak ada niat, tetapi kalau kesempatan itu terbuka lebar, tidak menutup kemungkinan kita bisa melakukannya. Apalagi kalau sudah memiliki niat besar karena berbagai factor, maka tidak heran jika tindakan korupsi ini gampang untuk dijalani.
Yang menjadi pertanyaan bagi saya mungkin juga kita semua mengapa manusia tidak bisa lepas dari permasalahan ini? mengapa manusia sulit menghindari dan menangkal tindakan tidak terpuji ini? walaupun semua orang tahu kalau korupsi dilarang oleh semua Negara dan semua agama. Tetapi kenyataannya korupsi tetap dilakukan dimana-mana dan terus merajalela. Anehnya kalau kita telusuri dan amati orang-orang yang melakukan kejahatan ini bukan orang-orang miskin yang memang sangat membutuhkan uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Â tetapi ternyata sebagian besar orang yang telah melakukan kejahatan ini justru orang-orang kaya yang sudah menumpuk dan berkelimpahan harta bendanya.
Coba tebak berapa besar kekayaan dari Jhonny G Plate. Menurut Laporan Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) jumlah kekayaan  Johnny pada tahun 2021 mencapai Rp. 191.236.409.092.  Angka kekayaan ini dilaporkan pada tanggal 16 Maret 2022. Luar biasa bukan kayanya? Tetapi yang menjadi pertanyaan, walaupun Jhonny  Plate sudah memiliki kekayaan setinggi gunung, mengapa Johnny masih belum puas, sehingga kejahatan keji itu masih dilakukan?. kalau boleh saya ungkapkan sebagai kunci untuk menghindari masalah ini adalah "UANG PERLU DICARI, UANG BOLEH DISUKAI, TETAPI UANG JANGAN DICINTAI"
Mau tidak mau semasa kita masih bernafas uang perlu dicari dan tidak salah jika kita juga menyukai, justru yang menjadi pertanyaan besar jika ada orang yang masih hidup tetapi tidak menyukai uang. Orang yang masih hidup tetapi tidak menyukai uang perlu dipertanyakan kejiwaannya. Bagaimanapun juga selama kita masih hidup kita perlu dan harus mencari uang .
Tidak dapat dipungkiri setiap orang yang ada didunia ini pasti butuh uang, karena uang merupakan salah satu alat tukar yang tidak terpisahkan oleh kehidupan manusia. Siapa yang bisa lepas dari uang? apapun yang kita kerjakan di dalamnya pasti ada unsure uang. Kita bekerja dari pagi sampai malam untuk mendapatkan uang, Yang kita makan, minum dan pakai semua membutuhkan uang. Bahkan ketika kita mau beribadahpun juga perlu uang, apalagi ketika kita memberikan persembahan dan perpuluhan. Yang tidak kita sangka bernafaspun juga perlu uang (bagi mereka yang sakit). Demikian pula dengan proses kelahiran, kematian dan penguburan tidak sedikit kita membutuhkan dan mengeluarkan uang. Bisa dibilang sepanjang hidup kita tidak bisa lepas dari peran uang. Kita menghasilkannya, menabungnya, memberikannya atau juga menghabiskannya.
Tidak salah apabila sampai sekarang dan sampai dunia ini berkesudahan uamg tetap dibutuhkan dan paling diminati oleh seluruh umat manusia di penjuru dunia. Tatanan dunia bisa dirombak hanya dengan uang. Uang bisa memutarbalikan fakta, yang salah menjadi benar dan yang benar menjadi salah. Tidak sedikit perilaku dan sifat seseorang bisa berubah total karena uang. Oleh karena itu Alkitab katakan "cinta akan uang akar dari kejahatan". Kenapa demikian? Karena uang mampu menciptakan perpecahan dan peperangan antar kelompok bahkan bisa antar Negara. Uang juga mampu menghancurkan ciptaan Tuhan. Manusia meninggalkan Tuhan karena uang dan seringkali menjadikan uang sebagai tuhan-nya manusia.
Karena uang kita sulit membedakan mana orang yang baik dan mana yang jahat, karena kejahatan bisa ditutupi dan dibungkus dengan uang, sebaliknya kejahatan dan kebaikan juga bisa dibongkar dengan uang. Sering kali untuk memperoleh kepuasan dunia, agama menjadi tamengnya dan uang menjadi sarananya. Seperti misalnya untuk meraih popularitas, untuk meraih jabatan dan untuk meraih segala-galanya kita pasti menggunakan uang  Itulah sebabnya mengapa uang adalah tujuan utama manusia? Karena di akhir zaman ini uang adalah standar kehidupan manusia, artinya uang dipakai oleh manusia untuk menentukan derajat kemanusiaannya itu sendiri.
Terhormat dan terhinanya seseorang dapat ditentukan dari kekayaan yang dimiliki oleh seseorang. Seringkali kita menganggap orang yang memiliki banyak uang mereka adalah orang terhormat, sehingga kita membanggakan dan memberikan hormat lebih kepada mereka, sementara yang tidak memiliki banyak uang kita anggap mereka bukan orang yang terhormat. Akibatnya seringkali kita menyepelekan dan mengabaikan mereka.
Itulah fenomena yang terjadi di belahan dunia saat ini. Karena uang membuat tertutupnya pintu hati seseorang untuk memahami hakikat kehidupan ini, dan tipisnya iman seseorang kepada Tuhan membuat manusia semakin terbelenggu, terikat dan tertindas oleh uang, dan pada akhirnya manusia membuat uang menjadi tuhannya.