Mohon tunggu...
Harry Van Yogya
Harry Van Yogya Mohon Tunggu... Tukang becak -

Tukang becak di Jln Prawirotaman Yogyakarta\r\nPhone/WA 0895392238235

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Setahun Tanpa Gadget

17 Oktober 2015   14:17 Diperbarui: 17 Oktober 2015   14:28 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sudah setahun lamanya aku tidak memiliki gadget lagi, sebuah sarana vital bagiku dalam menjalani profesi sebagai tukang becak yang biasa mangkal di Jalan Prawirotaman Yogyakarta. Maka tidak mengherankan dalam kurun waktu setahun belakangan ini aku tidak pernah aktif di dunia online. Hal ini sangat berpengaruh dalam mencari ataupun mendapatkan orang yang mau menggunakan jasa transportasi becakku sewaktu berada di kota Yogyakarta. Betapa  tidak, selama ini aku banyak mendapatkan order atau pemesanan jasa transportasi becak melalui dunia online baik facebook, twitter, email, BBM,whatsapp dan lain sebagainya.

Praktis kesempatan itu hilang hanya karena aku tidak memiliki gadget sebagai pendukung dalam berselancar di dunia onlne, yang mana predikat tukang becak online sudah lama melekat dalam diriku. Sebenarya aku masih bisa mengaksesnya melalui warnet seperti waktu dulu sebelum munculnya gadget yang bisa dipakai untuk mengakses internet, namun demikian selain sebuah pemborosan juga sangat mengganggu aktivitasku sebagai tukang becak yang masih tetap mencari penumpang secara tradisional selain dari dunia online. Hanya sesekali aku ke warnet, makanya banyak order yang terlambat aku ketahui dan kesempatan meraup rejeki menjadi sirna. Selama setahun aku hanya memegang HP jadul yang bisa untuk SMS dan telfun saja.

Lantas mengapa aku tidak memiliki gadget lagi ? Barangkali pertanyaan ini banyak dilontarkan teman-teman di dunia maya ataupun kehidupan riil. Ya semua ini emang tidak terlepas dari dunia politik yang banyak orang berpendapat bahwa politik itu kotor, kejam. Meskipun pendapat itu tidak 100% benar namun kita juga tidak bisa menafikan begitu saja. Kebetulan tahun lalu aku melakukan aktivitas yang berbau politik, di mana aku bersama seorang teman seprofesi menggowes becak dari Yogyakarta menuju Jakarta untuk memberikan dukungan kepada pasangan capres-cawapres Bapak Joko Widodo dan Bapak Jusuf Kalla yang akhirnya berhasil terpilih untuk memimpin Republik Indonesia negeri tecinta ini.

Ada perasaan bangga dan bahagia ketika mengetahui yang aku dukung mendapat kepercayaan sebagian besar masyarakat Indonesia untuk memimpin negeri ini Namun di sisi lain hal ini juga menjadi petaka dalam hidupku. Perlu diketahui beberapa bulan sebelum pesta demokrasi pemilu diadakan, semua biaya pendidikan ketiga anakku ditanggung oleh Pak Aburizal Bakrie. Namun begitu aku melakukan aktivitas yang mendukung Pak Jokowi dalam pilpres 2014, bantuan dana pendidikan ketiga anakku dari Pak Aburizal Bakrie langsung dihentikan. Sekembalinya aku dari Jakarta kehidupan perekonomianku menjadi kacau.

Kebutuhan hidup dan pendidikan anak-anakku semakin meningkat namun justru bantuan yang selama ini aku dapatkan mendadak dihentikan. Dengan sangat terpaksa aku jual semua gadget yang aku miliki, dari BB, android, laptop dan bahkan motor yang biasa dpakai anak sulungku ke sekolah, umtuk menutup semua kebutuhan. Bahkan akhirnya anak sulungku keluar dan tidak mau melanjutkan sekolahnya lagi.

Dalam perjalanan pulang dari Jakarya dulu sebenarnya salah seorang dari Metro TV menelpunku. Orang tersebut diminta tolong oleh Ibu Surya Paloh untuk meninta  nomor rekeningku. Dan akupun sudah memberitahukan nomor rekening yang aku miliki. Namun ternyata sampai detik ini juga tidak ada follow up-nya. Aku sebenarnya juga sadar semua kemunkinan yang mungkin akan aku hadapi dengan aktivitasku tersebut. Sebagaimana pendidikan yang pernah aku peroleh dari SMA Kolese De Britto Yogyakarta, bahwa kami diajarkan kebebasan yang bertanggungjawab dan bersedia menerima segala macam konsekuensinya.

makanya aku tetap bersikukuh melakukan aktivitas gowes becak dari Yogyakarta menuju Jakarta untuk mendukung Pak Joko Widodo Itung-itung sekalian test case sejauh mana sih keikhlasan Pak Aburizal Bakrie dalam memberikan bantuannya. Beliau benar-benar ikhlas membantu atau ada maksud dan tujuan di balik bantuan tersebut. Dan sekarang semua itu terjawab sudah. Namun demikian aku tetap mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Aburizal Bakrie.

Setelah setahun tidak memiliki gadget, sekitar dua minggu yang lalu teman-teman alumni SMA Kolese De Britto Yogyakarta angkatan 86-87 dengan semangat man for others-nya memberiku sebuah android. Aku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada teman-teman, sehingga sekarang aku bisa eksis  lagi di dunia online yang tentunya sangat menunjang profesiku sebagai tukang becak online.

Yang belum sempat menonton aktivitasku gowes becak Yogyakarta-Jakarta bisa lihat di sini https://www.youtube.com/watch?v=89c0w6oP3E0

Dan awal mula pak ARB membantu biaya pendidikan ketiga anak-anakku bisa lihat di sini https://www.youtube.com/watch?v=pMvS9PuxfUw

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun