Mohon tunggu...
harry purnama
harry purnama Mohon Tunggu... Konsultan - gembira menulis dengan seni. Cinta filsafat rakyat

Mature Leadership Center (MLC) Kota Depok Jabar 0821 3147 7119

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Transhuman

8 Desember 2019   10:28 Diperbarui: 8 Desember 2019   10:49 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"The cyborg would not recognize the Garden of Eden; it is not made of mud and cannot dream of returning to dust" (Donna Haraway: A Cyborg Manifesto essay, 1985)

Pada akhirnya bumi akan mati ditelan matahari (The Life & Death of Planet Earth, Peter Ward -- geologist & Donald Brownlee --astronomer, University of Washington, 2004). Meski bumi akan sirna, namun dunia sedang mabuk asmara dengan trend pemikiran baru. Salah satunya adalah industri 4.0 untuk melipatgandakan kemakmuran ekonomi.

Di ruang sebelah, para ilmuwan & businessman lain sedang gaduh berfikir namun bergerak dalam sunyi. Mereka bermeditasi  tentang peradaban baru yang ekstrem dengan penguasaan teknologi, yaitu: posthumanism dan transhumanism. Mencegah manusia mati, walau bumi tak bisa dicegah untuk mati. Sebuah perjuangan jangka panjang setelah kemakmuran tercapai. Tema besarnya, bagaimana manusia sebagai spesies "berjuang" agar tidak sengsara dan tidak mati.

Tidak matinya, bagaimana bisa menembus batas-batas normal, seperti a.l. menyatu dengan mesin & bioteknologi, dst (To Be A Machine, Mark O'Connel, journalist Irlandia, Doubleday publisher, 2017). Buku baru To be a machine, adalah total gambaran dunia paling terbaru tentang bagaimana manusia terus berusaha keras mensiasati celah-celah kematian.   

Saya menyebut posthumanism dan transhumanism sebagai "refleks zaman" akibat hidup yang semakin rawan terhadap ancaman penderitaan dan kematian. Setelah makmur, manusia tetap saja mati. Beberapa futurist yang menjadi agen perjuangan ini, rela berfikir sangat jauh ke 100 tahun mendatang, supaya manusia selain makmur namun tidak sengsara dan tidak mati.

Caranya bermacam-macam. Lewat transhumanism, manusia dengan optimisme yang radikal, berusaha memprediksikan dan memperjuangkan masa depan kehidupan. Kemudian, silahkan pembaca sebagai bagian dari warga negara dunia, bebas menilai dan mengambil sikap atasnya.

Ini pasti bukan karena Edgar Poe dari Boston Massachusetts (lahir tahun 1809), yang menulis science fiction, menghayal gagasan baru a man-machine mixture. Memang fiksi ilmiahnya terkenal, "The Man that Was Used up" tahun 1843. Lelaki misterius dalam lakonnya banyak menggunakan prostheses tersembunyi untuk menghindari kematiannya.

Ide Edgar tentang prosthesis terkesan  sedernana, mengawinkan tubuh manusia dengan mesin. Namun, rupanya ide itu, melesat sangat cepat bagai halilintar cahaya besar yang menerangi bumi. Bumi masih gelap dengan awan kematian.   J.D. Bernal, British philosopher, menyalakan petir yang menyambar pikiran: The World, The Flesh & The Devil, tahun 1929, yang memiliki ide liar serupa Edgar.

Bernal ingin mengimplan semacam teknik bionic pada tubuh manusia, lalu bisa menjelajahi planet-planet lain dengan tubuh bionicnya (biology & electronic). Pikiran-pikiran merdeka itu bak tersambung secara virtual ke ilmuwan lainnya. Seorang dokter dan engineer dari Illinois, Jack E. Steele, tahun 1958, membuat penelitian untuk menghubungkan tubuh manusia ke mesin electromechanical, siapa tahu menjadi sosok bionic yang perkasa (singkatan dari biology & electronics).

Namun sosok ideal bionic ketika itu belum seseksi ide cyborg (cybernetics organism). Ilmuwan lain yang tersambar petir Bernal adalah Manfred Clynes dan Nathan S. Kline di Amerika. Mereka berdua mulai memikirkan "cara lain" mengawinkan tubuh organik dengan biomechatronic lewat ilmu cybernetics.

Mereka adalah ilmuwan akademik yang  pertama kali memakai istilah cyborg. Terminologi cyborg yang dipakai dalam esai mereka ialah  bagaimana tubuh cyborg mampu mengeksplorasi ruang angkasa dengan tubuh yang diperkuat, pada tahun 1960. Jauh sebelum astronot Neil Armstrong & Buzz Aldrin mendarat di Bulan (Apollo 11, 20 July 1969). Bernal, Jack, Manfred dan Nathan adalah contoh futurist pertama yang berorientasi pada teknologi sebelum dan setelah PDII.    

Di era tahun 1960-an, Amerika mulai demam dengan vocabulary teknologi baru, bionic & cyborg. Bionic terkesan feminin dan cyborg lebih masuk ke dunia maskulinitas. Terbukti karya Jack E Steele sempat sangat populer di dunia ketika itu, lewat Six Million Dollar Man & The Bionic Woman. Sebuah serial tv top karya pilot tempur Martin Caidin, tahun 1972 yang diangkat dari novel Caidin, Cyborg. Caidin terinspirasi oleh karya Jack E Steele tentang bionic.

Tontonan serial tv itu menyebar laris ke seluruh dunia, sampai juga ke Indonesia. Ketika itu, Indonesia juga tertular virus bionic & cyborg. Saya menonton penuh takjub dan terheran-heran betapa perkasanya si Six Million Dollar Man, dengan tubuh cyborgnya  yang tak bisa mati (sakti). Begitu juga si betina bionic woman otot kawatnya bisa mengalahkan 10-20 orang laki-laki yang mengeroyoknya.

Kami semua ketika itu terbengong-bengong apakah itu bisa menjadi nyata, bukan hanya di film? Mereka perkasa luar biasa berkat mesin yang diimplan ke tubuh mereka. Imaginasi dan kreatifitas bahwa manusia bisa lebih hebat dengan bantuan mesin, ternyata sangat bisa.       

Dibelahan dunia lain di waktu yang hampir bersamaan, tepatnya di kota London Inggris ketika itu juga sedang bergulir gerakan dan pemikiran baru yang serupa dengan ide bionic & cyborg  di Amerika.

Namun ilmuwan Inggris berfikir lebih besar dari sekedar mesin elektronik. Ide besarnya adalah bagaimana membuat manusia jauh "lebih hebat" dari sekedar memakai tubuh biologis yang serba terbatas. Mereka menyasar satu pilihan: teknologi baru yang dahsyat. Ahli genetik Inggris, J.B.S. Haldane tahun 1923 berfikir seandainya ada teknologi baru yang dahsyat, bisa memperkuat tubuh fisik, sekaligus intelektualitas dan psikologis manusia untuk menuju ke masa depan.

Ia meramunya dalam esai: Daedalus: Science & the Future."  Gagasan Haldane ini, dianggap sebagai cikal bakal lahirnya konsep baru: "transhumanism." Mimpi Haldane, kemudian diperjelas oleh ahli biologi Inggris, Julian Huxley yang membuat esai berjudul: Transhumanism, tahun 1957. Huxley, dianggap sebagai pelopor pertama ide transhumanism.

Gagasan Huxley tentang transhumanism kemudian diperjelas lagi oleh banyak futurist lainnya dari berbagai sisi: FM-2030 (Immortality movement tahun 2030), Max More (Cryonics movement), Nick Bostrum (World Transhumanist Association), N.F. Fyodorov (Russian transhumanist), James Hughes (Bioethicist), I.J. Good (Intelligence explosion through technological singularity), Marvin Minsky (Human & artificial intelligence), Hans Moravec (Cognitive robotics), Raymond Kurzweil (Technological singularity), Eric Drexler (Engines of creation), Frank Tipler (Physicist & cosmologist), Kevin Warwick (Modification of neuron system), Anders Sandberg (Whole brain emulation), dst.

Pemikiran transhumanism tak terlepas dari gagasan global yang sedang hit, yaitu: posthumanism (after humanism or beyond humanism). Gagasan posthumanism sebagai payung besarnya, terlalu menarik, sehingga memiliki banyak pemikirnya, terutama dari Inggris dan Amerika. Posthumanism muncul sebagai response akibat krisis yang dihadapi manusia (refleks zaman).

Hampir semua filsuf-filsuf awal yang membahasnya memiliki kesimpulan yang sama. Posthumanism harus menjadi solusi integratif atas keinginan manusia terbebas dari krisis kemanusiaan (kesengsaraan dan kematian). Mereka adalah: Nick Land (Penggagas artificial intelligence), Ted Schatzki (Philosophical posthumanism), Robert Pepperell (Posthuman condition), N. Katherine Hayles (How we become posthuman), Donna Haraway (Feminism cyborg), Pramod Nayar (Posthumanism).

Posthumanism kemudian menemukan bahasanya sendiri. Ia adalah a superbeing by today's standards. Keadaan manusia yang melampaui batas kemampuan manusia normal melalui penguasaan & penggunaan teknologi, seperti antara lain: biotechnology, genetic technology, nanotechnology, artificial intelligence, cognitive science, superintelligence, mind uplodaing and cryonics. (Nick Bostrum, transcendentalist, the Future of Humanity Institute at the University of Oxford, newscientist.com, David Cohen, 8 May 2013). 

Nick Bostrum dan David Pearce, mendirikan World Transhumanist Association (WTA) tahun 1998, lalu diubah menjadi Humanity+ dan didaftarkan sebagai lembaga non-profit di Amerika tahun 2004.

Lembaga Humanity+ bekerja berdasarkan sistim keanggotan dan menerima sumbangan dana sukarela untuk mendukung kegiatannya.  Humanity+ bertujuan untuk advokasi pemanfaatan perkembangan teknologi (emerging technologies) paling modern di bidang peningkatan kapasitas manusia (to enhance human capacity).

Salah satunya melalui konferensi tahunan dan group discussion.  Humanity+ aktif menerima keanggotaan untuk siapa saja yang berminat dan membuka chapter di seluruh dunia. Kantor pusat Humanity+ Humanity+ Inc, 5042 Wilshire Boulevard Suite 14334, Los Angeles, California, email: info@humanityplus.org (Executive Director: Natasha Vita-More). 

Muncullah gagasan-gagasan hebat yang kalau dipikir, mereka ini sepertinya ingin menyamai the Creator, the Divine. Namun, saya melihat pemikiran mereka murni untuk menerobos keterbatasan kondisi manusia. Bukan untuk menyaingi the Creator. Kebetulan, sebagian besar dari futurist itu memang agnostik dan ateis. Mereka membebaskan dirinya dari agama dan Tuhan. Sehingga mereka lebih memiliki keleluasaan yang penuh, ketimbang ilmuwan yang beragama.

Lebih lanjut, filsuf perempuan Francesca Ferrando dari New York University dalam bukunya: "Philosophical Posthumanism" (2019), memberikan definisi tentang "transhumanism as an ideology and movement which seeks to develop and make available technologies that eliminate aging and greatly enhance human intellectual, physical, and psychological capacities, in order to achieve a "posthuman future". Inti dari transhuman atau humanity+, adalah ledakan kecerdasan (intelligence explosion) yang dicapai manusia untuk menghindar dari krisis kematian dan kesengsaraan di bumi.

Transhumanism sebagai bentuk nyata dari posthumanism, kemudian mulai menemukan bentuknya yang jelas di kepala para ilmuwan. Mereka akan mengerahkan semua kemampuan teknologi untuk melindungi manusia dari kematian dan kesengsaraan.

Ini adalah perjuangan terbesar dari teknologi dan otak manusia untuk menuju masa depan baru, minimum tahun 2030 ke atas (10 tahun lagi). Kita akan melihat ledakan kecerdasan yang mencengangkan setelah tahun 2030, menurut prediksi mereka. Seremnya, banyak dari futurist itu akan menjadi transhuman pertama, jika masih hidup.

Transhuman ditandai oleh manusia yang mampu menggunakan segala teknologi yang terintegrasi untuk menghindarkan diri dari kesengsaraan (penyakit dan rasa sakit) dan kematian. Dengan teknologi tsb, mereka bahkan ingin menguasai planet merah, Mars. Artinya, bermigrasi dari bumi ke Mars untuk selamanya. Lebih gila lagi, bahkan manusia bisa jadi tidak diperlukan lagi di masa depan. Manusia akan memiliki 2 pilihan bebas, menjadi robotic species (spesies baru) yang menguasai galaxy atau tetap sebagai manusia normal.

Sebagian ilmuwan lain ada yang menentang ide transhuman. Dan menganggap para futurist sebagai setan kemanusiaan. Namun, project transhuman saat ini sedang bergulir sangat deras di tiga negara besar, yaitu Inggris, Amerika dan Rusia. Tiga negara ini memegang kendali masa depan kemanusiaan kita, karena lebih banyak ilmuwannya yang futuris genius.

Detik-detik yang menegangkan ini, terkesan sunyi dan diam-diam saja. Namun, akan terjadi ledakan yang dahsyat 10 tahun lagi, ketika teknologi mind-scanning untuk brain uplodaing yang sempurna ditemukan, misalnya. Sungguh mengerikan! Spesies manusia normal terancam berkurang.

Menurut saya, ada empat (4) rute utama yang dilalui oleh para futurist transhuman. Pengelompokkan dan istilah ini saya buat untuk membuat kategori agar gerakan mereka mudah dikenali.

Pertama, double brain atau brain+.

Kedua, double machine atau machine+.

Ketiga, radical life extension (RLE).

Keempat, cryonics.

Pertama,  double brain atau brain+ 

Gerakan ini mengandalkan teknologi modern biologi (biological based advanced technology) yang diimplan atau dimasukkan ke dalam tubuh manusia (bisa otak, organ lain atau darah). Metode utama rute ini, "intervensi" (device atau teknologi) dimasukkan ke dalam tubuh manusia dengan aman. Ada "penolong hebat" yang ditambahkan ke dalam tubuh via sel atau melokul sel (jaringan), bukan hanya obat tetapi biotech.

Gerakan ini sangat mengandalkan proses "penelitian internsif" terhadap mekanisme biologis penuaan tubuh manusia. Tak ada short-cut jalan tikus yang instan. Semua intervensi dilakukan atas dasar pertimbangan ilmiah.

Sehingga tubuh manusia (otak atau organ lain), menjadi enhanced, augmented, diperkuat & diperbesar kemampuannya. Intervensi biotech tsb membantu tubuh dan otak  memiliki kekuatan baru, sehingga kekuatannya menjadi double, untuk melawan penuaan dan penyakit.

Tubuh menjadi perkasa super sehat. Sehingga saya menyebutnya sebagai double brain atau brain+ (kemampuan tubuh dan otak yang diperbesar melewati kemampuan normal). Ada dua (2) target yang akan dicapai adalah:

1. Menekan ageing (penuaan), yang berhubungan dengan intervensi sel atau gen

2. Melawan penyakit penuaan (age-related diseases), khususnya kanker dan neurodegenerative diseases melalui intervensi yang menembus sel atau gen.

Rute ini, pertama ilmiah dan kedua, tidak merubah tubuh biologis manusia. Dengan tubuh menjadi brain+, maka usia manusia bertambah dengan bantuan teknologi ilmiah. Atau kematian ditunda. Manusia tetap akan mati namun lambat prosesnya.  

 Infinity code yang mengatur proses kematian, tetap bekerja normal seperti pada mahluk hidup. Karena rute ini tidak mengubah tubuh biologis menjadi mesin robot. Rute ini dengan intervensi yang akan diciptakan tidak bertujuan menjadikan manusia immortal.      

Nilai kerja gerakan ini adalah intellectual freedom, creativity, expanding possibilities & capabilities. Team kerja terdiri atas lintas keahlian, mulai dari medicine, drug development, molecular biology, genetics & computational biology.

Mereka agresif mengadakan berbagai penelitian medis spt di level DNA, sampai menghasilkan intervensi yang ampuh. Team kerja  memiliki keahlian terspesialisasi dan fokus full-timer hanya bekerja intensif untuk menemukan intervensi terbaik.

Cara kerjanya adalah intervensi di level terkecil yaitu sel dan gen. Dengan nanotechnology,  alat sangat mikroskopis "nanobots," misalnya sebagai sarana intervensi diciptakan.

Diprediksi nanobots ini yang akan dimasukkan ke dalam darah dan bekerja seperti "teknologi yang berenang." Gen rusak, error atau sel yang tidak efisien dan sel yang tidak efektif akan dibuang (cell removal) atau dihentikan fungsinya (turn-off). Gen dengan telomere yang pendek, dengan standard tertentu, dihentikan atau diperpanjang dengan "telomerase activator" (aktivasi ensim telomere). Gen yang error kode mutasinya yang akan berkembang menjadi sel kanker dihentikan. Sel-sel kanker yang sudah berkembang, dihentikan.

Gen atau sel yang dihentikan tsb akan perlahan diganti dengan gen atau sel baru yang normal (cell replacement). Sehingga penuaan dihentikan. Penyakit dicegah untuk berkembang. Umur bertambah namun penuaan berhenti dan penyakit dicegah. Teknik ini dipercaya dapat menambahkan minimum satu tahun usia dengan bertambahnya umur setiap satu tahun ( 1 plus 1). Misalkan, jika saat ini kita berusia 50 tahun. Sepuluh (10) tahun lagi ketika kita berumur 60 tahun, kita mendapatkan bonus tambahan usia 10 tahun, alias kita bisa mencapai lifespan 70 tahun, dst.      

Pemimpin di rute ini adalah Calico labs di San Fransisco yang dibentuk dan didanai penuh oleh Google-Alphabet Inc sampai miliaran dolar, pada tahun 2013 lalu. Mereka sedang aktif bekerja. Tokoh utama dibalik project besar ini adalah pemikir besar dan inventor terkenal, seperti Sergey Brin (Google-Alphabet Inc), Larry Page (Google-Alphabet Inc), Raymond Kurzweil (restless genius & ultimate thinking machine) dan Arthur Levinson, PhD (biotech expert).

Ada perusahaan swasta lain yang bekerja di bidang health intelligence melalui genomic database, Human Longevity, Inc di San Diego California. Insilico Medicine di Rockville Maryland, adalah perusahaan biotechnology yang fokus untuk mendisain obat berdasarkan artifical intelligence. Ada beberapa ilmuwan lain yang bekerja dengan organisasinya masing-masing, a.l. biomedical gerontologist Aubrey de Grey, biohacker Tim Cannon, transhumanist activist Zoltan Istvan, dst.

Saat ini, brain+ belum ada, belum menjadi realitas. Dengan dedikasi tim kerja yang sangat tinggi dan dana yang cukup, saya percaya rute pertama ini akan berhasil sesuai prediksi di tahun 2030 keatas.

Kedua, double machine atau machine+   

Rute kedua berbeda terbalik dengan rute pertama. Rute ini bertujuan menjadikan manusia tak dapat mati (immortal). Metode utama rute ini, dikenal dengan mind uplodaing atau brain uploading. Otak yang disatukan ke mesin pengolah informasi. 

Gerakan ini mengandalkan teknologi komputer yang super hebat. Sama tak ada short-cut jalan pintas. Rute ini kesulitannya sangat besar. Sehingga masih butuh waktu mempersiapkan teknologi super canggihnya.

Karena di rute ini, otak manusia (operating systemnya) yang ditransfer ke komputer atau media lain (mesin atau software). Jarak antara otak dan mesin menjadi blurred (samar). Sehingga mesin atau software menjadi lebih hebat, lebih besar kapasitasnya setelah diperkuat oleh otak manusia. Saya sebut sebagai double machine atau machine+. Karena otak manusia "dipindahkan secara virtual" untuk memperkuat kapasitas mesin/software di luar tubuh manusia.

Mesin dan otak manusia yang sudah disatukan (merged), akan menjadi manusia baru (robotic species). Tubuh baru akan dibuat dengan teknik artificial humanoid body.  Terciptalah manusia-manusia robot yang baru. Robot ini hidup seperti manusia, layaknya mesin hidup.

Benar-benar mesin robot yang memiliki otak manusia yang akan hidup "selamanya" (immortal machine & cybernetic immortality). Menurut Hans Moravec, tokoh transhumanism, robot ini ia sebut intelligent artificial beings (mahluk tiruan cerdas). Kecuali jika mesin & software hancur oleh kerusakan, maka ada fase kematian. 

Rute ini sangat "melawan" hukum alam,  karena tubuh manusia, setelah otaknya dipindahkan, tidak dibutuhkan lagi. Tubuh menjadi barang bekas yang dibuang.  Gerakan machine+ ini mengubah masa depan spesies manusia.

Robot bisa hidup tanpa roh, hanya mengandalkan listrik dan program software. Otak manusia telah menjadi software komputer di tubuh robot (avatar). Dengan immortal robot, manusia diharapkan bisa hidup di planet Mars dan planet lainnya di alam semesta. Kehidupan di bumi akan berubah total.

Teknik pemindahan otaknya dengan cara: Pertama, melakukan microscopic scan 3 dimensi ke seluruh lapisan neuron otak dan struktur kimia otak untuk mengkopy seluruh informasi dan personalitas individu (raw data of the brain). Kedua, memberi kode informasi hasil scan data mentah. Kode ini berfungsi untuk dekonstruksi sistem jaringan syaraf otak.

Teknik ini disebut sebagai whole brain emulation (peniruan otak secara penuh). Ketiga, mentransfer seluruh data dan operating system otak yang sudah menjadi kode emulation ke computer lewat pengkodean khusus yang disebut  brain computational model. Terbentuklah "otak baru" hasil peniruan otak manusia persis seperti aslinya.       

Sehingga infinity code tidak bisa berfungsi di rute ke dua ini, karena obyeknya bukan tubuh biologis manusia. Infinity code hanya berlaku untuk tubuh biologis, bukan robot atau mesin. Manusia robot ini akan hidup selamanya, kecuali softwarenya dihancurkan oleh robot lainnya.  

Penggagas gerakan double machine atau machine+, sangat banyak sekali. Mereka adalah penguasa teknologi dunia yang bekerja sama secara luar biasa. Di dalam gerakan ini, ada deretan pemikir besar, futurist dan inventor teknolgi terkenal di bidang artificial intelligence.

Mereka antara lain adalah: Raymond Kurzweil (technological singularity expert & restless genius), Hans Moravec (robotics expert), Marvin Minsky (computer scientist), Eric Drexler (nanotechnology expert), Nick Bostrom (Future of humanity Institute, University of Oxford), Kevin Warwick (nervous system modification expert), Frank Tipler (cosmologists & mind uploading expert), Randal Koene (brain emulation expert), Bryan Johnson (operating system in life expert), Todd Huffman (3 scan expert), Peter Thiel (investor), Elon Musk (Neuralink brain-machine interface expert), Anders Sandberg (mind uploading activist), Dmitry Itskov (Russian inventor for Global Future 2045), dst.

Time frame untuk rute ini diperkirakan akan menunjukkan hasil lompatan besar mulai tahun 2030, setelah brain-scan device yang lebih canggih ditemukan. Untuk saat ini gerakan ini masih belum bisa dilihat hasilnya (baru konsep besar). Penelitian dan penciptaan alat sedang dilakukan.  

Penentang gerakan "super gila" ini selain berasal dari ilmuwan aktivis kode etik & filsuf lain seperti Francis Fukuyama, Jurgen Habermas, Joseph Weizenbaum, juga dari tokoh agamawan dunia. Barangkali ada diantara pembaca yang juga anti atau pro terhadap gerakan ini? Silahkan menilai.

Sebagai manusia normal, saya tidak sepaham dengan rute robotic machine ini, karena unsur manusianya dihilangkan dan diganti dengan mesin. Spesies manusia normal sangat mungkin terancam punah atau berkurang. Sehingga tidak ada lagi aspek kehidupan maupun kematian yang wajar.

Yang tersisa adalah mesin-mesin yang hidup tanpa roh manusia. Kondisi ini, jika benar terjadi, adalah fenomena kemanusiaan terbesar yang pernah ada. Manusia menyamai the Creator, the Higher Being dalam satu aspek, immortality. Dan menurut agama pada umumnya, gerakan ini adalah penghujatan besar, kecuali aliran Mormonisme.         

Ketiga, radical life extension (RLE)

Di rute ketiga, teknik dan metodenya sangat berbeda dengan rute pertama dan kedua. Di rute ini bertujuan untuk memperpanjang usia minimal 125 tahun dengan cara radikal merubah gaya hidup. Yang diubah adalah kebiasaan atau perilaku hidupnya.  Radical life extension (RLE) tidak mengandalkan teknologi artificial intelligence tertentu.

Teknik utamanya lebih menggunakan common-sense wellness, namun di level extreme (radikal). Gerakan ini saya anggap masih normal, karena tak merubah tubuh biologis manusia, baik dengan teknologi komputer atau metode robotik. Hampir semua orang melakukannya, hanya dengan level moderat. 

Latar belakang adanya gerakan RLE ini adalah: pertama, mereka tak mau mati muda, kedua, mereka takut mati dan ketiga, percaya bahwa merubah gaya hidup secara radikal dapat memperpanjang usia. Lalu terbentuklah komunitas dan koalisi dunia untuk para longevists, life extensionists dan immortalists.

Prakteknya ekstrem, sehingga mimpinya juga ekstrem, hidup sampai minimal berusia 125 tahun. Inilah batas minimum yang oleh para aktivis RLE ingin mereka capai. Target 125 tahun, adalah impian ideal yang sebetulnya tak ada dasar ilmiahnya. Sebuah target, yang mampu menginspirasi orang lain agar berusaha untuk umur panjang selama mungkin. Itu pointnya, menurut saya.

Meski secara statistik 125 tahun, memang impossible, sampai saat ini. Sebagai catatan kita saja, manusia tertua yang mencapai usia 122 tahun adalah usia maksimum di zaman ini. Belum ada yang melebihi 122 tahun. Anugerah umur panjang itu diterima oleh ibu Jeanne Calment dari Perancis (1875-1997). Kedua, proyeksi harapan hidup manusia di tahun 2045, baru mencapai rata-rata 90 tahun. Dan proyeksi di tahun 2100, manusia akan hidup sampai usia 100 tahun, rata-rata statistik.    

Namun,  sangat disadari penuh oleh aktivis LRE bahwa gerakan ini masih menghadapi tantangan besar. Yaitu "belum" ditemukannya strategi yang akurat secara matematika, yang dapat menjamin manusia bisa mencapai 125 tahun. Mereka tahu mereka akan mati, tapi berusaha yang terbaik sebelum kematian itu datang. Intinya adalah menunda kematian dengan gaya hidup radikal yang dapat dilakukan. Sehingga antara satu aktivis dengan aktivis lainnya, caranya berbeda-beda.   

Pendukung, aktivis atau pelaku RLE umumnya berasal dari pebisnis sukses dan para aktivis kemanusiaan. Namun sejauh ini, mereka jelas bekerjasama dan sangat dekat dengan banyak ahli medis, seperti gerontologist, untuk mengupdate hasil-hasil temuan penelitian yang dilakukan di bidang medis. Mereka selalu mendekatkan diri kepada tokoh misalnya molecular biologist, untuk menerima informasi terbaru tentang penelitian telomere, misalnya.

Aktivis RLE pada umumnya menggunakan secara intensif  obat anti-ageing, terapi atau produk multi vitamin yang dihasilkan oleh industri biomedical technology. Didukung oleh paradigma positif tentang hidup bahagia sehat dan panjang umur. Ini adalah strategi utamanya.

Lalu strategi kedua, pengaturan gaya hidup radikal, seperti: always positive thinking, love one another, work as team (collaboration), exercise regularly, manage stress, eat well, being vegan, sleep well, look after yourself, fasted, juiced, cleansed, no dairy bread, breathing for hormone balance, sleep on electromagnetic mats, meditation, yoga, mindfullness, dst.

Sebagai contoh, James Strole, yang lahir tahun 1949 (usia 70 tahun), adalah aktivis top dari RLE ini. Ia penggagas berdirinya organisasi Coalition for Radical Life Extension, di Scottsdale, Arizona tahun 2016. Dan pendiri People Unlimited, organisasi non-profit yang memiliki  program pendidikan untuk umum, bagaimana manusia dapat hidup panjang umur (super longevity).

James, seorang pribadi yang sangat aktif, sangat toleran dan yang proaktif mengkampanyekan gerakan RLE ini di berbagai kesempatan. Ia mempunyai target pribadi, bisa hidup sampai 150 tahun. James minum pil "cognitive" 2 kali sehari, pil lain seperti the aspirin of anti ageing dan melakukan kegiatan radikal lainnya.

Karena militansinya bersuara keras tentang "umur panjang diatas normal," ia sering mendapat penolakan dari masyarakat. Tak semua orang setuju dengan gagasan umur panjang diatas 100 tahun. James juga dijuluki evangelist of human immortality. Bagi yang tidak suka dengan misinya dan sikapnya, orang juga menyebutnya sebagai the devil. "Inilah tantangan paradigma, kita harus ubah tahap demi tahap. Dari pada tidak berbuat sesuatu, lalu hanya diam dan menerima saja kematian di malam hari..." kata James.  James dan komunitas People Unlimited mempunyai moto ambisius: "live now, live forever."

Sekali hidup, sekalian hidup yang lama. Jelas ini pola pikir diatas normal (uncommon mind). Bagi sebagian orang kata "hidup selamanya," memang terkesan "mencobai" the Creator. Sehingga sangat jarang kita dengar ada orang atau komunitas yang berani memiliki pola pikir seperti itu dan mengatakannya di publik. Anda berani?    

Jim Melon (62 tahun), pebisnis Inggris penulis buku "Juvenescence," juga aktifis LRE yang pemberani dan sangat berambisi ingin hidup sampai 110 tahun. Ia katakan dalam bukunya: "Jika Anda bisa tetap hidup 10-20 tahun lagi dan masih dibawah 75 tahun, Anda sangat mungkin bisa hidup sampai 110 tahun." Luar biasa optimis! Hidup terkesan begitu mudah ditangan mereka. Seperti pencet kalkulator, x tambah x lalu dapat y...! Jim dari Canada, luar biasa berani, bukan?

Dave Asprey, lebih radikal lagi dari Jim. Ia pebisnis Amerika yang tinggal di New Mexico, punya target hidup sampai 180 tahun. Wow..! Dave minum 100 suplemen setiap hari.  Alasannya, untuk melindungi mitokondria sel supaya tidak rusak karena usia bertambah. Saya terheran-heran. Dave juga inisiator dan pemilik bisnis baru bulletproof coffee (si kopi mentega) yang baru masuk Indonesia. Kopi biasa dicampur mentega dan minyak MCT kelapa, lalu diblender, untuk aktivasi otak. Kopi ini terkesan aneh-aneh saja, untuk cari sensari rasa.

Di luar usaha yang keras dari para aktivis LRE, Aubrey de Grey, pakar gerontologi, punya nasehat bagus: "humans are complicated machine." Jangan lupa, kita berkarat, cacat dan penyok, dst."  Sekuat apapun kita berusaha, tubuh biologis kita pasti akan mati seperti mesin mobil. Semua ada batasnya. Maksud saya, jika Anda antusias ingin mengetahui lebih dalam tentang LRE, jangan lupa untuk dicerna dulu, mungkin settingnya berbeda. Lebih baik disesuaikan tahap demi tahap, agar tidak terjadi cultural shock. 

Infinity code yang mengatur proses kematian, tetap bekerja normal seperti pada mahluk hidup. Karena LRE tidak mengubah tubuh biologis menjadi mesin robot.

 Keempat, cryonics

Dunia yang resah gelisah, sampai tahun 1960-an masih melihat banyak kematian yang tak bisa diselamatkan. Kedokteran sebagai teknologi tahap pertama belum dapat menyelamatkan jiwa manusia. Ditengah rasa cemas & keputusasaan karena belum ditemukan teknik super longevity, beberapa futurist Amerika yang juga aktivis mulai memanfaatkan apa yang disebut cryobiology.

Bagi pemikir ketika itu, ketika microsoft windows & internet belum ada, ini adalah semacam the last resort, karena belum ada teknologi canggih yang ditemukan. Mau tak mau, harus dicari cara agar setelah matipun, manusia masih berharap-harap, akan bisa hidup lagi. Itu semua dilakukan karena teknologi kedokteran sampai hari inipun, belum bisa mengatasi sel kanker dan penyakit penuaan.

Siapa tahu kelak, ada "penyelamatan" dari generasi berikutnya, dengan ditemukannya teknologi medis super canggih, yang mampu menghidupkan kembali jenasah. Sampai sedemikian rupa besarnya, semangat manusia untuk bisa terus hidup, meski telah mati. Cryobiology, ternyata adalah ilmu siapa tahu?

Konsep pengawetan cryonics diperkenalkan pertama kali oleh Robert Ettinger, lahir tahun 1918 di Atlantic City, New Jersey (as the father of cryonics) melalui bukunya berjudul The Prospect of Immortality tahun 1962. Robert kecil yang ateis, bukan dokter, namun kemudian menjadi ahli fisika dan matematika, terobsesi oleh science fiction "The Jamesson Satellite" tahun 1931.

Konsep tersebut mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakat dan media besar Amerika seperti The New York Times, Time, Newsweek, Paris Match, Der Spiegel, Christian Century, dst. Robert tiba-tiba menjadi selebriti cryonics. Ia membentuk The Immortalist Society pada 1967 untuk memopulerkan dan mengeksplorasi lebih jauh cryonics.

Ia juga membentuk the Cryonics Society of Michigan (CSM) yang dibantu istri keduanya (setelah istri pertama meninggal). CSM memiliki newsletter bulanan the outlook dan berganti nama menjadi the immortalist.

Dr James Bedford menjadi pasien pertama yang menjalani metode cryonics pada 1967 yang dilakukan di Alcor Life Extension Foundation di Scottsdale, Arizona. Pada 1976, Robert mendirikan The Cryonics Institute (CI) sebagai fasilitas cryonics yang terkenal  berbasis di Clinton Township, Michigan, Amerika. Hampir bersamaan Cryonics Society of New York, juga didirikan tahun 1965. Robert meninggal 23 Juli 2011 (usia 92 tahun) dan menjalani proses sebagai pasien cryonics ke 106 di The Cryonics Institute. 

Gerakan cryonics ini pertama-tama percaya bahwa, kematian adalah sebuah "proses," dari A ke Z, bukan peristiwa A titik. Kedua, gerakan cryonics ini mengandalkan teknologi "cryobiology," saya sebut teknologi "siapa tahu," ilmu serba mungkin.  Metode utama rute ini, pembekuan jenasah dengan suhu extra dingin dalam larutan nitrogen (-196 derajat celsius) lewat teknik cryptopreservation process atau disebut cryonics. Pembekuan dipercaya dapat mempertahankan sel tubuh tidak rusak atau awet.

Tubuh pasien tetap tak berubah, karena sel tak lagi membelah (biostatis) baik sel baik maupun sel kanker. Sehingga tubuh tak menua, tetap seperti awal masuk program. Jika seseorang masuk program cryonics usia 14 tahun, maka setelah 200 tahun kemudian, usianya tetap 14 tahun. Jika seandainya setelah 200 tahun, ia bisa dihidupkan kembali, ia tetap berusia 14 tahun di suatu era baru yang jauh berbeda.    

Teknik pengawetan jenasah ini dengan satu tujuan tunggal, siapa tahu nanti suatu hari, ditemukan teknik hebat untuk pasien mendapatkan pertolongan medis. Pertolongan medis kedua yang berorientasi pada molecular nanotechnology nanti, saya sebut sebagai teknologi kedokteran dan ilmu pengetahuan tahap kedua.

Setelah tahap pertama gagal. Teknik menunggu hidup kembali (second chance) dalam beku. Dengan satu harapan, mereka akan dibangkitkan kembali oleh keajaiban medis (future resurrection). Ada upaya head transplant (transplantasi kepala) misalnya untuk menghidupkan kembali pasien. Tentu dicari donor tubuh sukarela, misalnya.

Atau otak pasien diupload ke software di luar tubuh dan digabungkan dengan artificial body. Ada banyak kemungkinan di depan. Posisi mereka saat ini sebagai pasien hanya  menanti keajaiban. Sampai kapan, tak tahu? Sebagai sebuah upaya terakhir, memang sangat spekulatif, bisa ya dan bisa tidak.

Cryonics tergantung fasilitas dan prioritasnya, ada 2 macam cara. Cryonis untuk seluruh tubuh (whole body) atau hanya kepala (neuro suspension). Pasien tinggal memilih sesuai tujuannya dan ketersediaan dana.

Sampai tahun 2014, sudah ada 250 orang menjalani cryonics di Amerika dan 1.500 orang sudah mendaftar untuk bergabung menjalani proses cryonics. Biaya mengikuti program cryonics bervariasi antara $ 28.000-150.000 per orang tergantung fasilitas dan pilihannya.

Cryonis, sebagai sebuah upaya manusia yang paling terakhir, masih pro-kons. Yang kontra, beralasan, itu adalah cheating death. Yang lain, tak mungkin bisa hidup kembali, karena sel pasti ada yang rusak akibat suhu ekstrem yang rendah. Lainnya, bagaimana bisa hidup, rohnya sudah pergi? Namun yang pro, tetap pro. Mereka optimis, suatu hari dengan teknologi modern, yang mati bisa hidup kembali.    

Sampai tahun 2016, ada 4 fasilitas cryonics, 3 di Amerika (Alcor Life Extension Foundation, Scottsdale, Arizona, 1972; The Cryonics Institute, Clinton Township, Michigan, 1976; Trans Time, Inc, San Leandro, California, 1972; dan 1 di Rusia (KrioRus, Moscow, 2006). Dan sedang dibangun satu lagi di Australia, Southern Cryonics, Holbrook, New South Wales, yang fokus untuk preservasi otak atau neuropreservation. Fasilitas ini rencana dibuka awal 2020.             

Teknik atau prosedur melakukan cryonics mulai dari rumah ke fasilitas crionics, pada umumnya sbb.:

Step 1. Pre-treatment : saat pasien sudah memasuki masa terminalnya, dimulai dengan pemberian suplemen dan antioksidan agar tubuh terhindar dari cedera ischemic

Step 2. Initial cool-dwon & transport: team cryonics idealnya sudah berada di dekat pasien sebelum pasien meninggal. Ketika pasien sudah dinyatakan meninggal secara klinis (berhenti detak jantung & nafasnya), segera pasien diproses dengan ice abath & ACDC thumper. Ada organ paling penting yang harus diselamatkan yaitu otak. Meski otak baru berhenti bekerja, sebetulnya kondisi otak belum rusak.

Dengan teknik mirip CPR, aliran darah & oksigen ke otak dipertahankan, agar otak tetap dalam kondisi baik.  Tujuannya menghindari kerusakan sel-sel otak. Lalu dikemas dalam kontainer penuh es, disuntik heparin (anti pembekuan darah), dan dikirimkan ke fasilitas cryonics.

Step 3. Washout & perfusion: setelah sampai di tempat fasilitas, pasien menjalani pencucian darah dengan cairan pencuci khusus dan penggantian air dalam tubuh dengan cryoprotectant agent, agar organ dan darah tidak membeku menjadi kristal es. Proses vitrification biasanya sekitar 4 jam ini membuat sel tubuh dalam keadaan suspended animation (istirahat).

Step 4. Further cool-down & storage: setelah itu tubuh pasien dimasukkan kedalam sleeping bag khusus, dilanjutkan pendinginan dengan cairan nitrogen selama 4-5 hari hingga -196 derajat celsius dalam cooling box yang dikontrol dengan komputer. Pasien secara individual dikemas dalam kontainer aluminium penyimpanan akhir, dimasukkan dalam larutan nitrogen di dalam tangki stainless steel, cryostat. Di dalam tabung, kepala dibawah kaki diatas, agar jika terjadi kebocoran tabung, otak masih tetap terendam larutan nitrogen.  

Infinity code yang mengatur proses kematian, tetap bekerja normal seperti pada mahluk hidup. Kecuali jika rute ini nantinya akan mengubah tubuh & otak biologis menjadi mesin robot.

Kekurangan utama dari gerakan cryonics ini, mereka tidak menganggap bahwa manusia terdiri dari roh ilahi (divine soul or divine spirit) dan tubuh biologis (biological body) yang membentuk ikatan hidup (living bonding & integration). Untuk manusia bisa hidup (living organism) membutuhkan 2 hal utama, "tubuh" yang sehat dan juga "roh" yang membuat tubuh bisa hidup.

Keduanya adalah satu kesatuan yang menyusun human being. Roh sebagai mesin pemberi hidup dianggap tidak ada atau tidak dipercayai atau belum dipercaya sebagai kemutlakan ilahi. Sehingga fokus utama mereka bukan roh, namun merekayasa tubuh biologis. Sehingga dari segi ini, gerakan cryonics mustahil bisa membangkitkan manusia yang sudah menjadi jenasah (corpse or remain) dan diawetkan dalam jangka waktu lama. Memang semua pasien cryonics bedanya dengan dikuburkan atau dimakamkan, mereka tidak berubah menjadi kerangka tulang (bones).

Badannya masih utuh seperti semula (awet, preserved). Saya percaya, ini mustahil. Jika manusia sudah mati, hanya the creator yang bisa menghidupkannya kembali, bukan manusia lain.   

harry purnama: 0821 3147 7119  "A Little Book of Death"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun