Mohon tunggu...
harry purnama
harry purnama Mohon Tunggu... Konsultan - gembira menulis dengan seni. Cinta filsafat rakyat

Mature Leadership Center (MLC) Kota Depok Jabar 0821 3147 7119

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Transhuman

8 Desember 2019   10:28 Diperbarui: 8 Desember 2019   10:49 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"The cyborg would not recognize the Garden of Eden; it is not made of mud and cannot dream of returning to dust" (Donna Haraway: A Cyborg Manifesto essay, 1985)

Pada akhirnya bumi akan mati ditelan matahari (The Life & Death of Planet Earth, Peter Ward -- geologist & Donald Brownlee --astronomer, University of Washington, 2004). Meski bumi akan sirna, namun dunia sedang mabuk asmara dengan trend pemikiran baru. Salah satunya adalah industri 4.0 untuk melipatgandakan kemakmuran ekonomi.

Di ruang sebelah, para ilmuwan & businessman lain sedang gaduh berfikir namun bergerak dalam sunyi. Mereka bermeditasi  tentang peradaban baru yang ekstrem dengan penguasaan teknologi, yaitu: posthumanism dan transhumanism. Mencegah manusia mati, walau bumi tak bisa dicegah untuk mati. Sebuah perjuangan jangka panjang setelah kemakmuran tercapai. Tema besarnya, bagaimana manusia sebagai spesies "berjuang" agar tidak sengsara dan tidak mati.

Tidak matinya, bagaimana bisa menembus batas-batas normal, seperti a.l. menyatu dengan mesin & bioteknologi, dst (To Be A Machine, Mark O'Connel, journalist Irlandia, Doubleday publisher, 2017). Buku baru To be a machine, adalah total gambaran dunia paling terbaru tentang bagaimana manusia terus berusaha keras mensiasati celah-celah kematian.   

Saya menyebut posthumanism dan transhumanism sebagai "refleks zaman" akibat hidup yang semakin rawan terhadap ancaman penderitaan dan kematian. Setelah makmur, manusia tetap saja mati. Beberapa futurist yang menjadi agen perjuangan ini, rela berfikir sangat jauh ke 100 tahun mendatang, supaya manusia selain makmur namun tidak sengsara dan tidak mati.

Caranya bermacam-macam. Lewat transhumanism, manusia dengan optimisme yang radikal, berusaha memprediksikan dan memperjuangkan masa depan kehidupan. Kemudian, silahkan pembaca sebagai bagian dari warga negara dunia, bebas menilai dan mengambil sikap atasnya.

Ini pasti bukan karena Edgar Poe dari Boston Massachusetts (lahir tahun 1809), yang menulis science fiction, menghayal gagasan baru a man-machine mixture. Memang fiksi ilmiahnya terkenal, "The Man that Was Used up" tahun 1843. Lelaki misterius dalam lakonnya banyak menggunakan prostheses tersembunyi untuk menghindari kematiannya.

Ide Edgar tentang prosthesis terkesan  sedernana, mengawinkan tubuh manusia dengan mesin. Namun, rupanya ide itu, melesat sangat cepat bagai halilintar cahaya besar yang menerangi bumi. Bumi masih gelap dengan awan kematian.   J.D. Bernal, British philosopher, menyalakan petir yang menyambar pikiran: The World, The Flesh & The Devil, tahun 1929, yang memiliki ide liar serupa Edgar.

Bernal ingin mengimplan semacam teknik bionic pada tubuh manusia, lalu bisa menjelajahi planet-planet lain dengan tubuh bionicnya (biology & electronic). Pikiran-pikiran merdeka itu bak tersambung secara virtual ke ilmuwan lainnya. Seorang dokter dan engineer dari Illinois, Jack E. Steele, tahun 1958, membuat penelitian untuk menghubungkan tubuh manusia ke mesin electromechanical, siapa tahu menjadi sosok bionic yang perkasa (singkatan dari biology & electronics).

Namun sosok ideal bionic ketika itu belum seseksi ide cyborg (cybernetics organism). Ilmuwan lain yang tersambar petir Bernal adalah Manfred Clynes dan Nathan S. Kline di Amerika. Mereka berdua mulai memikirkan "cara lain" mengawinkan tubuh organik dengan biomechatronic lewat ilmu cybernetics.

Mereka adalah ilmuwan akademik yang  pertama kali memakai istilah cyborg. Terminologi cyborg yang dipakai dalam esai mereka ialah  bagaimana tubuh cyborg mampu mengeksplorasi ruang angkasa dengan tubuh yang diperkuat, pada tahun 1960. Jauh sebelum astronot Neil Armstrong & Buzz Aldrin mendarat di Bulan (Apollo 11, 20 July 1969). Bernal, Jack, Manfred dan Nathan adalah contoh futurist pertama yang berorientasi pada teknologi sebelum dan setelah PDII.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun