Hari ini, 27 April 2010, Depok, kota kelahiran saya dan kota di mana saya berdomisili hingga detik ini, genap berusia 11 tahun. 11 tahun ini dihitung sejak Depok resmi menjadi kotamadya. Setelah sebelumnya hanyalah sebuah kota administratif bagi kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Menurut hitung-hitungan perkembangan manusia versi ilmu prikologi, 11 tahun termasuk ke dalam masa remaja. Dimana merupakan masa transisi atau peralihan dari anak menuju dewasa.
Yach… di masa remajanya ini, Depok memang tengah mencari identitas dirinya sebagai kotamadya. Dimana Depok sedang giat-giatnya membangun kota. Melengkapi sarana dan prasana yang memadai layaknya sebuah kotamadya. Depok terus memperbaiki fasilitas umum dan fasilitas sosial. Salah satunya, dengan memperlebar jalan utama Margonda Raya hingga mencapai puluhan meter.
Namun di tengah geliatnya membangun kota, Depok juga mulai dijangkiti “penyakit” perkotaan. Seperti macet dan banjir. Yach, setiap akhir pekan, (sabtu – minggu), hamper semua jalanan kota di depok dilanda kemacetan hebat. Termasuk jalan Margonda Raya. Hal itu bisa bertambah parah, andaikata turun hujan lebat. Kemacetan kota depok makin susah diurai. Lantaran gorong-gorong tersumbat sampah dan juga buruknya saluran drainese.
Nah, mumpung usiamu masih beranjak remaja, alangkah baiknya jika engkau melakukan upaya pencegahan. Agar “penyakit” itu tidak menjadi kronis dan susah disembuhkan. Jangan seperti kota tetanggamu… DKI Jakarta, yang juga menjadi ibukota negara. Lihat saja, di usianya yang sudah sangat uzur, 483 tahun, Jakarta kesulitan menyembuhkan “penyakit” macet dan banjir. Tiap hari, kemacetan melanda kota Jakarta… dan setiap musim penghujan, bahaya banjir pasti mengancam sang ibukota Jakarta itu.
Sekali lagi, happy anniversary Kota Depok yang ke-11….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H