Lost in a lot, resolusi work & life balance
Life check
Hari-hari ini, apakah kita cenderung merasa terhanyut, terhilang atau terlena dalam keseluruhan kehidupan, lost in connectedness, not knowing any where then not going any where else? Apakah kita sulit mengenali dimana kita berada saat ini dan merasakan keterhubungan dengan keseluruhan? Kita bisa melakukan diagnosa life-check tsb lebih lanjut, apakah dalam keseharian, kecemasan, kegelisahan, kekhawatiran, ketegangan, stress dan amarah, jauh lebih banyak dari ketenangan, kenyamanan dan kedamaian kita? Apakah kita sudah melakukan segala sesuatu dengan makna atau sekedar lewat atau sekadar telah sampai? Apakah kita yakin bahwa wisdom, selain agama dan psikologi, dapat membantu kita menemukan jalan untuk kembali, sehingga kita bisa tidur lebih enak dan makan lebih nikmat dari kemarin?
Mindfulness
Jika kita merasa lost sedikit atau banyak, paling tidak, kita dapat mereview kembali 2 sumber kebiasaan kita. Apakah kita sudahmelakukan 1 hal at a time dengan sebaik-baiknya, senikmat-nikmatnya dan sesadar-sadarnya? Jika belum, kita mungkin masih merasa "not be mindful," atau terjebak dalam hutan ketergesaan dan keterburuan meski untuk hal yang rutin, misalnya mandi, makan dan minum, kita sedang "kehilangan" dengan apa yang kita lakukan. Kita sangat mungkin tidak menikmatinya, kita hanya fokus kepada hasilnya [scoreboard di dinding, target atasan, jam tangan, rekening deposito atau tagihan bank]. Itulah mengapa ketenangan, kenyamanan dan kedamaian telah menjauh dari pikiran. Kita membutuhkan mindfulness [tepatnya cultivating the new wisdom].
Gratefulness
Kedua, apakah kita sudah melakukan 1 hal at a time tsb dengan penuh syukur kepada Tuhan? Jika belum, kita mungkin masih merasa "not be grateful" atau terlarut dalam kekurangan dan ketidakcukupan, meski sudah memiliki banyak, kita sedang "kehilangan" siapa diri kita dalam keseluruhan. Kita tidak menikmatinya, kita hanya fokus kepada tangga berikutnya, yaitu lebih banyak, lebih besar dan lebih baik [hidung lebih mancung, kulit lebih putih, rambut lebih lurus dan hitam, penampilan lebih muda, badan lebih langsing, pikiran lebih fresh, kerja lebih semangat, gaji lebih besar, rumah lebih besar & lebih mewah. mobil lebih bagus, halaman lebih luas, penjaga rumah lebih banyak, anjing piaraan lebih banyak, tabungan lebih besar dan pencapaian lebih baik, anak lebih manis dst]. Itulah mengapa ketenangan, kenyamanan dan kedamaian telah menjauhi hati kita. Kita membutuhkan gratefulness [tepatnya cultivating the new wisdom].
Work & life balance
Jika itu rapor kita hari ini, mari kita re-start computer kita. Kita terpanggil untuk secara sistematis menyeimbangkan kehidupan. Seringkali, kita juga lupa akan seni melakukan langkah-langkah kecil yang konsisten. Jangan heran jika langkah yang sederhana dapat menjadi solusi atas masalah besar yang tak terpecahkan, yaitu wisdom. Wisdom berpangkal pada kesadaran universal. Ia Tuhan, saya bukan.
Ambillah 2 langkah kecil sederhana berikut ini. Pertama, "be mindful" yang adalah sumber ketenangan pikiran. Lakukanlah "1" hal saja at a time dengan sebaik-baiknya, senikmat-nikmatnya dan sesadar-sadarnya. Wisdom, membantu kita menyadari paradoks bahwa kualitas lebih baik dari kuantitas. Seimbangkan dengan multi-tasking yang merenggut keseimbangan kita. Dan kedua, "be grateful" yang adalah sumber kedamaian hati, kelegaan dan kenyamanan batin. Lakukan "1" hal tsb tadi namun tambahkan syukur yang total kepada Tuhan. That's it, kecil dan sederhana bukan?
Wisdom upgrade ini secara konsisten meski kecil, akan menghasilkan better "peace of mind," dimana level ketenangan, kenyamanan dan kedamaian menjadi jauh lebih banyak dari pada kesedihan, kegelisahan dan kekhawatiran kita. Upgrade secara sadar ini saya sebut sebagai "rest in a lot" atau "peace in a lot." Saya telah merasakannya dan saya mengajak Anda melakukan hal yang sama sebagai resolusi personal di tahun 2013. Ada lagi praktek mindfulness lainnya seperti jalan melambat, nafas melambat dan teratur, latihan fokus/konsentrasi, meditasi mindfulness, yoga dengan pose tertentu dst, tetapi membutuhkan kedisiplinan yang lebih tinggi. Ada pula latihan gratitude yang lainnya seperti, membuat jurnal/kartu give thanks harian, menulis surat kepada seseorang kepadanya kita bersyukur, fokus kepada berkat bukan kepada masalah/kesulitan, mengucapkan terima kasih 300x sehari, bersyukur di bawah matahari, latihan menikmati sentuhan, dst, namun itu memerlukan tambahan extra komitmen.