Mohon tunggu...
Harry Purnama
Harry Purnama Mohon Tunggu... -

Trainer & coach mature leadership, listening wisdom dan work and life balance [WLB] tinggal di Depok, Jawa Barat, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Angel's lullaby

10 Juli 2014   22:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:43 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angel's lullaby

Saya selalu merenung, kenapa orang bijak, banyak diam dari pada bergerak? Apakah cara kerja Allah ditunjukkan oleh karakter orang-orang bijak itu? Perlahan dan lembut,  sampai tak bisa dirasakan? Bicara pelan, bergerak pelan, seolah semuanya ringan, tak ada yang berat. Atau saking secepat kilat Allah bekerja, sampai tak bisa dirasakan dan terlihat.  Diantara 2 dugaan itu, yang paling kuat mengarah pada rahasia Allah adalah yang paling pelan, paling lembut, paling tak terasa apa-apa.  Gerakan yang membabi-buta atau meledak-ledak atau tak beraturan,  lantas itu kita kenal sebagai musibah/kecelakaan/kekacauan.  Karena itu bukan sifat Allah Yang Maha Baik. Dia amat lembut, penuh kasih sayang, diam dan serba teratur.  Ia menamai semua yang diam tenang sebagai kedamaian.  Sebaliknya, semua yang berantakan,  kacau-balau, morat-marit sebagai masalah sumber depresi. Saking dinina-bobokkan dengan caraNya Allah bekerja, semua ciptaanNya seolah tertidur dalam buaian gelombang besar Allah. Semua mahluk tertidur dalam gerakan kasih sayang Allah yang maha lembut.  Tidur tapi bergerak.  Karena memang semua benda-benda bumi bergerak dengan perlahan, sampai tak bisa dirasakan indera.  Seperti musik yang bergerak sesuai beat detak jantung yang teratur, adalah jenis musik yang paling menenangkan pikiran dan hati. Jika meditasi yang kita kenal adalah proses untuk berhenti tidak bergerak, maka di dalam gerakan perlahan itulah, frekuensi manusia tersambung [connected] dengan frekuensi Allah Maha Agung. Lalu lahirlah konsep spiritual, yang dicirikan dengan keadaan "tenang dan damai."  Karena di dalam keadaan tenang dan damai itulah bersemayam keagungan Tuhan Yang Maha Besar.  Semakin spiritual, semakin tenang dan damai. Itulah keadaan sorga yang dilahirkan dari batin para orang bijak, hamba Allah. Seni musik dibuat untuk menghormati cara kerja Allah yang lembut itu. All will do.

"The music is friend of our soul and existence."

Ia jadi penyegar jiwa yang dahaga dan kesepian di bumi.  Agar jiwa tak tersesat, musik yang lembut, menyimpan nyala yang terang, bersinar dan menghidupkan kehidupan.   Seolah musik adalah jiwanya rasa tenang dan rasa damai yang menuntun maju.  Ajaibnya, dengan musik orang didorong untuk diam tapi maju ke depan. Sehingga, sering lirik dan alunan yang lembut justru sering pas untuk menemani kita beryoga dan bermeditasi, bukan musik rock n roll yang amat bergerak itu.  Di momen lain, musik lembut bisa menjadi penawar hati ketika sedang merindukan anak yang tidak ada di rumah atau orang tua yang jauh atau baru bermimpi tentang ayah dan ibu kita.  Musik lembut lebih pas di segala suasana batin, gembira atau duka. Mencerna satu atau dua bait lirik dari Angels lullaby, sebelum atau sesudah meditasi sunyi, amat menyegarkan jiwa.  " ...I turn off the world and listen to you sigh... So tell me how to stop the years from racing, is there a secret someone knows?... " Sama dengan pikiran, telinga tak bisa berhenti mendengar suara-suara yang lewat.  Ketika suara dunia "dimatikan" di pikiran, yang kita dengar hanya suara lain, suara nina-bobok malaikat-malaikat lembut. Dengan mengalihkan apa yang didengar telinga, pikiran menjadi tenang teduh.  Disitulah kelembutan nina-bobok malaikat menemukan frekuensinya di relung batin.  Ketika diam, manusia menemukan dirinya sendiri dan jalanNya.  Terlalu banyak bergerak,  manusia hanya cepat menjadi tua lalu mati tak berkesan. Waktu yang menelan.  Disaat diam, barulah meditasi menemukan jalannya kembali.  Rupanya itu rahasia para orang suci menemukan jalan ke Sorga. Musik dan lirik menjadi ibu yang menghangatkan setiap anak-anaknya yang pulang ke rumah. Ia menjagai semua anak-anaknya di rumah.  Tak pernah ia ingin pergi, selalu menanti kita untuk pulang. Dekaplah ibu kita karena ia disana untuk kita dekap dan peluk dengan lembut.  Selalu ada jalan untuk pulang.  Kembali ke musik dan lirik pelepas rindu.  Ia terkadang memandangi kita dari dekat, ketika kita sedang sibuk sendiri atau tertidur pulas dalam kelelahan raga.   Ia terus bernyanyi dalam kelembutannya untuk jiwa kita.  Selamat merasakan bibir sorga. . Richard Marx - Angels lullaby (Lyrics) I was never alive 'Til the day I was blessed with you. When I hold you late at night, I know what I was put here to do. I turn off the world and listen to you sigh, And I will sing my Angel's Lullaby. Know I'm forever near, The one you can always call. Right now all you know to fear Are the shadows on your wall. I'm here close enough To kiss the tears you cry, And I will sing my Angel's Lullaby. So tell me how to stop the years from racing. Is there a secret someone knows? I'll never catch all the memories I'm chasing. I'll never be ready to let go. And when the world seems cold, And you feel that all of your strength is gone, There may be one tiny voice, Your reason to carry on, And when I'm not close enough To kiss the tears you cry, You will sing your Angel's Lullaby. Let this be our Angel's Lullaby. Ada satu music lagi, yang juga cocok menjadi teman di kala yoga dan meditasi di dalam ruangan, ketika pagi hari.  "Doe eyes," piano oleh Lenny Niehaus,  ciptaan Clint Eastwood.  Ada juga versi orkestranya. Silahkan dicoba. Jika kurang lembut dan tenang, silahkan mainkan Doe eyes sambil pelankan volumenya supaya pas dengan telinga dan hati Anda. Ibu menanti kita di depan pintu,  lewat musik dan lirik-lirik indah dalam keheningan meditasi kita. Jadilah anak-anak yang baik. Selamat menikmati. sumber gambar: http://terrysangels.blogspot.com/2011/05/angel-lullaby.html meditasi.tenang@gmail.com


Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun