Mohon tunggu...
Harry Purnama
Harry Purnama Mohon Tunggu... -

Trainer & coach mature leadership, listening wisdom dan work and life balance [WLB] tinggal di Depok, Jawa Barat, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kelebihan Private Yoga vs Group Yoga

11 Januari 2015   00:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:24 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5 Kelebihan private yoga vs group yoga [yoga rame-rame]


1. Tidak harus mengikuti gerakan yang seragam/sama dengan peserta yang lain.  Instruktur harus menyesuaikan takaran/ fase latihan dengan level peserta private.  Ada yang mahir, ada yang biasa, ada yang pemula, semua gerakannya tidak disamakan, tidak dicampur jadi satu [generalisasi, heterogen].  Di kelas masal/ kelas umum, tentu yang levelnya biasa dan pemula/newbie akan ketinggalan [kedodoran] atau cedera otot dan akhirnya berhenti.  Tak ada rasa malu atau minder dengan yang lebih pandai karena kelas private lebih homogen.  Private one-on-one sangat memungkinkan instruktur/guru yoga, menerapkan gerakan demi gerakan secara perlahan/lambat sesuai kemampuan, kelemahan dan kelebihan peserta [taylor made].  Peserta bisa minta satu gerakan diulang berkali-kali sampai mahir atau benar, yang tidak mungkin dilakukan di group yoga. Peserta bisa meminta break/istirahat kapan saja karena kelelahan dan meminta penjelasan/tanya jawab sebebas-bebasnya tentang, misalkan manfaat gerakan A untuk otot, kelenjar, syaraf tertentu dst. Peserta akan lebih puas secara individual karena menerima pemahaman yang lebih mendalam, bukan general knowledge saja [kulit luar].

2.  Tidak dikejar target.  Target ditentukan oleh peserta.  Karena latihan dilakukan di rumah/lokasi peserta dan diatur sendiri oleh peserta, maka peserta sebagai pengambil keputusan penuh.  Tak ada target guru/center [top-down] yang harus ditaati, semuanya dilakukan menurut irama dan tujuan peserta sendiri secara private/ personal [bottom-up].    Tujuan latihan private bukan untuk mengejar target harus bisa dalam waktu secepat-cepatnya atau naik level seperti pada group.  Namun tidak juga tanpa tujuan.   Jika inversion [kepala dibawah] atau split yang lebar terlalu sulit dilakukan karena punggung lemah atau otot kaki kaku, maka instruktur dapat membantu secara perlahan-lahan, diulang-ulang sesuai permintaan dan kemampuan peserta.   Atau target selalu disepakati bersama diawal dan selalu dapat direview bersama ditengah jalan secara demokratis.  Cepat atau lambatnya progress, murni bergantung interaksi antara instruktur-peserta dan monitoring dari instruktur.
3.  Banyak waktu untuk tanya-jawab. Tugas instruktur memuaskan keingin-tahuan peserta yang tak semua terjawab dengan memuaskan ketika ikut kelas rame-rame [masal].  Keunggulan utama dari private class, adalah waktu yang leluasa/banyak untuk tanya-jawab tentang apa saja mengenai yoga. Peserta bisa menanyakan satu atau dua gerakan yang sulit, memperjelas pengertian manfaat yoga untuk core, back-pain, menurukan sakit kepala, menurunkan stress dst  dan peserta bisa sharing tentang pengalaman atau ketakutannya secara pribadi.  Bisa jadi 1/2 sesi latihan hanya dipakai untuk menjawab ketidak-tahuan/ keingin-tahuan peserta sampai peserta puas.  Misalnya mitos yang salah-kaprah tentang yoga yang beredar di komunitas milist dan internet, misalnya praktisi yoga bisa "melayang" secara fisik padahal tidak benar, yoga menyembuhkan dengan bantuan jin padahal tidak benar, kalau melakukan meditasi lama bisa kesurupan padahal tidak sama sekali, dst dst. Peserta juga bebas berkonsultasi tentang nutrisi dan diet yang cocok untuk masing-masing peserta, misalnya untuk menurunkan lemak di perut dan lengan, diet rendah gula dan carbo, lacto-vegetarian, diet aman, dosis latihan kombinasi dengan diet untuk bentuk tubuh,  dst.

4.   Waktu latihan yang lebih fleksibel menurut kendali peserta.  Peserta sebagai pengendali waktu latihan, bukan guru/instruktur.  Waktu latihan  tidak selesai secara ketat/ terburu-buru karena ruangan akan dipergunakan untuk kelas berikutnya. Private yoga selalu bisa selesai sesuai kesepakatan antara instruktur-peserta [tidak kaku]. Latihan berikutnya disepakati bersama. Lokasi latihannya pun bisa diubah-ubah sesuai keinginan peserta, tidak harus di satu tempat yang membosankan. Ada kalanya, di teras atas belakang rumah, pindah ke ruang keluarga, pindah ke taman depan rumah, ke taman kota atau ke pinggir pantai bahkan ke pegunungan untuk yoga retreat.  Ini semua sangat dimungkinkan karena waktu ditentukan oleh peserta, bukan oleh tempat latihan/ keinginan guru. Jika peserta sangat sibuk atau jadwal bentrok, peserta bisa minta "break" istirahat untuk sementara waktu, demikian juga jika peserta sakit atau pergi ke luar negeri dalam waktu lama.

5.  Pembayaran  dan promosi yang fleksibel.   Instruktur dapat dibayar kapan saja jika peserta sudah siap, tidak harus tepat waktu seperti pada group yoga/studio yoga/ fitness center.  Tak ada tagihan/billing yang membebani peserta, semua biaya dibicarakan bersama.  Peserta dapat mengundang 1-2 kerabat/teman ke rumah mereka saat berlatih untuk memperkenalkan manfaat yoga kepada newbie, misalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun