Mohon tunggu...
Harrist Riansyah
Harrist Riansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lulusan Jurusan Ilmu Sejarah yang memiliki minat terhadap isu sosial, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS: Gerakan Tarbiyah yang Menjadi Partai Politik

5 Desember 2023   08:31 Diperbarui: 8 Desember 2023   15:12 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: fraksipkskuningan.id)

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan salah satu partai Islam terbesar di Indonesia. Identik dengan pemilihnya orang Islam religius perkotaan dan memiliki basis besar di Jawa Barat dan luar Pulau Jawa. PKS yang sudah menjadi partai besar dan selalu berhasil masuk parlemen sebenarnya memiliki perjalanan panjang dalam pendiriannya.

Latar belakang berdirinya partai ini dimulai pada periode 1980an. Saat itu rezim Orde Baru (Orba) mewajibkan seluruh organisasi massa berasaskan Pancasila. Itu membuat para Jamaah Tarbiyah melakukan aksi kaderisasi melalui aktivitas dakwah di kampus-kampus. Dalam perkembangannya Jamaah Tarbiyah mendirikan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang menjadi unit-unit kegiatan mahasiswa resmi diberbagai kampus di Indonesia. Memasuki tahun 1998 dalam Forum Silahturahmi LDK (FSLDK) ke-10 di Malang dimanfaatkan sebagian anggotanya untuk mendeklarasikan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).

KAMMI menjadi organisasi yang gencar menyuarakan reformasi. Setelah Presiden Soeharto lengser dari jabatannya, para tokoh KAMMI sudah mulai mempertimbangkan mendirikan sebuah partai islam. Pada 20 Juli 1998, di Masjid Al-Azhar Kebayoran Baru dideklarasikan Partai Keadilan (PK). PK kemudian mengikuti pemilu 1999, tetapi gagal memenuhi ambang batas parlemen yang membuat partai ini melakukan stembus accord (penggabungan suara dengan partai lain) dengan delapan partai politik Islam lainnya.

Menurut regulasi pemerintah PK harus mengganti nama partai karena gagal memenuhi ambang batas parlemen. Akhirnya pada 20 April 2002 di silang Monas Partai Keadilan Sejahtera dideklarasikan dan dipastikan bisa mengikuti pemilu 2004.   

Visi Misi

Dilansir dari pks.id, partai ini memiliki visi dan misi yang berlaku dari 2020-2025. Visi PKS ialah menjadi Partai Islam rahmatan lil 'alamin yang kokoh dan terdepan dalam melayani rakyat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kemudian misi partai ini memilki empat poin utama yaitu:

  • Meningkatkan pertumbuhan jumlah Anggota Partai dan mengokohkan integritas, solidaritas, akseptabilitas, profesionalitas untuk menghadirkaan kepemimpinan bangsaa yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia.
  • Mengokohkan soliditas partai berskala nasional, mandiri, dan terbuka agar mampu menjalankan fungsi edukasi, advokasi, kaderisasi kepemimpinan, serta menerapkan sistem manajemen partai modern untuk meningkatkan sinergi, kinerja, dan kredibilitas.
  • Meningkatkan kepeloporan partai dalam pelayanan, pemberdayaan, dan pembelaan terhadap ketahanan keluarga, pemuda, kepentingan masyarakat, dan lingkungan hidup, serta memperkuat kemitraan strategis di berbagai sektor pengabdian untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang produktif, inovatif, dan patriotik.
  • Memenangkan Pemilu 2024 dan meningkatkan kontribusi partai dalam menggagas dan memperjuangkan kebijakan publik yang berpihak kepada kemaslahatan rakyat, bangsa, dan negara yang bersih dari KKN serta turut berperan dalam pengembangan demokratisasi di kawasan, dan pengembangan kerjasama internasional untuk memperkokoh posisi Indonesia.

Kiprah di Pemilu

PKS sebagai partai yang sudah ada sejak awal reformasi menunjukkan suara yang fluktuatif dari pemilu ke pemilu. Ketika pemilu 1999 (masih bernama PK) partai ini hanya mampu meraih1,4 juta suara atau 1,36 persen meski menjadi peringkat ketujuh pada pemilu. Pada pemilu 2004 suara partai melonjak jauh menjadi 8,3 juta suara dan menjadi partai besar keenam. Pada 2009 suara partai mengalami persentase kenaikkan 7,88 persen dan berhasil menjadi empat besar di parlemen. Pada 2014 suara partai mengalami penurunan menjadi 6,79 persen. Hal itu tidak terlepas dari kader-kader PKS yang terjerat kasus korupsi. Pada 2019 suara kembali naik tipis dan tetap dan menjadi partai terbesar keenam.

Pada pemilu DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota 2014 & 2019 PKS juga mengalami tren kenaikkan. Di DPRD Provinsi PKS merupakan partai penyumbang kursi terbanyak keenam pada 2014 dan naik satu peringkat pada 2019. Sedangkan PKS di DPRD Kabupaten/Kota berapa di posisi kesepuluh terbesar di 2014 dan naik menjadi delapan besar di 2019. Lebih lengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun