Sudah hampir sebulan sejak resmi Menteri BUMN Erick Thohir menjadi Ketua Umum (Ketum) PSSI yang baru menggantikan Muhammad Iriawan (Iwan Bule) dalam kongres PSSI. Baru-baru ini kembali tersiar kabar bahwa mantan pemilik mayoritas saham klub Inter Milan akan dicalonkan menjadi calon wakil presiden (cawapres) dalam kontestasi pemilihan presiden 2024. Hal tersebut dilontarkan oleh Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam pidatonya saat menghadiri Workshop dan Rapat Koordinasi Nasional Pemenangan Pemilu PAN di Hotal Padma, Semarang. Pada saat mengakhiri pidatonya didepan Presiden Joko Widodo dan para kader PAN, Zulhas berpantun. Â
"Jalan-jalan ke Simpang Lima. Jangan lupa membeli lumpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama. Insya Allah Indonesia tambah Jaya,"
Dari pantun tersebut sangat terlihat keinginan Zulhas yang ingin menduetkan Menteri BUMN tersebut dengan Gubernur Jawa Tengah yang sekarang masih anggota partai lain. Hal ini lantas menjadi pertanyaan banyak pihak. Ganjar Pranowo yang masih merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dalam partainya sendiri masih belum memutuskan calon presiden yang akan diusung. Selain itu Erick Thohir yang masih akan menjabat sebagai Ketum PSSI 2023-2027 otomatis jika Erick Thohir menjadi cawapres bahkan menjadi wakil presiden akan membawa perubahan yang sangat besar dari segala sisi. Maka pada artikel kali ini akan membahas mengenai kemungkinan Erick Thohir menjadi cawapres hingga menjadi wapres yang berpasangan dengan Ganjar Pranowo.
Modal Politik Ganjar
Tentu saja dengan Ganjar berpasangan dengan Erick Thohir akan mempermudah Ganjar yang tidak memiliki modal uang yang cukup untuk kampanye Pilpres, dengan Erick Thohir yang seorang pengusaha sukses membuat masalah modal kampanye sudah tidak menjadi persoalan pasangan ini jika memang maju bersama nantinya. Apalagi isu dana kampanye ini sedang kembali banyak dibicarakan setelah Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan yang memiliki hutang miliaran dengan Sandiaga Uno untuk modal kampanye Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 lalu.
Dengan untuk menduduki kursi DKI saja butuh miliaran bagaimana modal untuk menduduki posisi RI-1 dan RI-2. Melihat hal tersebut sangat terlihat pentingnya uang untuk modal menuju kursi eksekutif pemerintahan.
Nasib Kursi Ketum PSSI
Ini yang akan menjadi pertanyaan besar untuk para penggemar dan pengamat sepakbola dalam negeri. Tragedi Kanjuruhan Oktober tahun lalu yang membuat pergantian kursi Ketum PSSI dipercepat yang membuat Erick Thohir menduduki posisi Ketum PSSI selanjutnya. Jika Erick Thohir menjadi cawapres bagaimana nasib kursi ini.
Melihat pengalaman sebelumnya, ada Edy Rahmayadi yang sempat mencalonkan diri menjadi Cagub Sumatera Utara sehingga terpilih dalam pilgub ketika itu, tetap bisa menduduki posisi Ketum PSSI disamping menjadi Gubernur Sumatera Utara. Edy baru mundur setelah didesak banyak pihak untuk mundur setelah prestasi Timnas senior Indonesia yang mandek disamping isu pengaturan skor yang terjadi di Liga lokal. Posisinya pun digantikan oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) Joko Driyono yang kemudian justru ditetapkan sebagai tersangka pengaturan skor.
Dengan begitu bila Erick Thohir mencalonkan diri menjadi cawapres kemungkinan besar akan tetap bisa menjabat sebagai ketum PSSI sedangkan bila benar-benar menjadi Wakil Presiden kemungkinan besar posisi Ketum PSSI akan diberikan kepada Waketum sekarang yaitu Zainudi Amali. Sebenarnya Zainudin Amali merupakan Menpora, namun memilih mengundurkan diri untuk fokus menangani sepakbola Indonesia.