Ini adalah pengalamanku. Tanggal 9 Juli 2021 malam hari, badanku terasa demam, tulang tulang terasa linu. Masih berlangsung hingga esok harinya. Badan semakin sakit semua.Â
Dilakukan Swab antigen tanggal 10 Juli 2021 oleh adekku sendiri yang berprofesi sebagai dokter, hasil positif. Badan lemas dan kepala pusing. Tgl 12 Juli 2021 aku mengikuti PCR (Polymerase Chain Reaction) di Rumah Sakit hasilnya positif. Resmilah diriku dinyatakan menderita Covid 19.Â
Bagaimana perasaanku waktu itu? Kaget, bagaimana bisa? Aku yang selama ini cukup rajin untuk melaksanakan protokol kesehatan, ternyata ada Virus Corona bersarang di tubuhku.Â
Tidak mudah bagiku. Mungkin hasilnya salah, mungkin ini hanya perlu pemeriksaan ulang, mungkin ini hanya demam biasa. Begitulah pikirku.Â
Kesal, iya. Aku merasa kesal. Mengapa hal ini terjadi padaku. Secara, aku tidak di tempat keramaian, selalu pakai masker ketika bepergian, tidak nongkrong di cafe, rajin cuci tangan. Mengapa tidak orang lain saja yang tidak peduli pada protokol kesehatan?
Begitulah perasaanku.
Semakin rasa kesal ini muncul, maka semakin pusing yang kurasakan. Sakit kepala seperti ditusuk-tusuk.Â
Nafas semakin berat.
Beruntung, saturasiku masih 95.
Aku pun mulai negosiasi dengan diriku sendiri dan Tuhan. Ok lah, aku terkena Covid, asal suami dan anak-anakku tidak.