Setelah sekian lama aku terdaftar jadi anggota Kompasianer, aku hanya sebagai pengamat,pembaca , komentator atau pengkritik. Kadang aku merasa galau juga apa yg harus kusampaikan. Ternyata untuk memulai itu adalah sesuatu yg sulit. Saya ingat benar waktu pelajaran fisika tentang kelembaman suatu benda. Benda akan bergerak bila ada gaya(energi) yg diberi agar benda tersebut bisa berubah dari diam dan kemudian bergerak.
Aku merasa bodoh sekali, tidak satupun kalimat yg bisa kurangkai untuk dapat kutuliskan. Apalagi bila ada topik yang lagi hangat, sebelum hendak kutorehkan huruf demi huruf aku mengintip tulisan tulisan para kompasianer., ternyata mereka sudah membahas dengan lugas , bernas dan akurat.
Kejadian diatas membuat nyaliku ciut seperti bekicot yg masuk kembali kecangkangnya. Ditambah lagi koment2 teman2 kompasianer yg tak terukur hingga membuat kepala bisa nyut-nyutan..hehehe. Namun sekian lama kurenungkankan kalau begini terus kapan nulisnya.
Namun aku yakin bukan aku saja yg merasa begini, karena masih banyak kulihat teman2 kompasianer yg artikelnya masih nol (0). Buat teman teman, anda tidak sendiri tapi kalau terus begini takkan ada perubahan. Aku ingin sekali menulis ,aku akan terus menulis , meski pun menulis bukan bakatku. Karna aku yakin semuanya bisa terjadi karena niat dan kesempatan dan bila ini sudah tersedia maka harus dieksekusi menjadi karya. Semoga..
Salam hormat buat para seniorku...para kompasianer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H