Mohon tunggu...
Harris Maulana
Harris Maulana Mohon Tunggu... Insinyur - Social Media Specialist

Seseorang yang suka menulis tentang apa saja, sepanjang untuk menambah ilmu dan wawasan akan dilakoninya. Berbagai jenis pekerjaan sudah pernah dicobanya. Dengan latar belakang sarjana Planologi, memulai karir sebagai konsultan perencanaan wilayah dan kota. Lalu beralih menjadi konsultan Appraisal and Research, konsultan Property, Konsultan Digital hingga konsultan Public Relations. Sangat menikmati peran alternya sebagai blogger yang sudah membawanya ke berbagai tempat, bertemu dengan siapa saja dan satu hal yang sangat dibanggakannya bisa masuk Istana Negara dan bertemu dengan Presiden RI, karena tidak setiap orang bisa ke sana, kecuali kamu seorang teladan, tamu presiden atau tukang potong rumput istana. Pemilik akun twitter @harrismaul dan blog : www.harrismaul.com dan www.travelopedia.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Efektifkah Kereta Khusus Wanita?

20 Agustus 2010   01:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:52 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari kamis tanggal 19 Agustus 2010, Menteri Perhubungan Freddy Numberi dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menneg PP-PA) Ibu Linda Gumelar meresmikan Kereta Khusus Wanita (KKW) di Depok. KKW ini rencananya akan ditempatkan di gerbong 1 dan 8 di setiap kereta AC ekspess dan ekonomi AC untuk jurusan Jakarta, Bogor, Bekasi dan Serpong. Namun efektifkan pelaksanaan KKW ini? Belum sehari diresmikan, ketika saya melakukan perjalanan pulang ke Bogor menggunakan kereta Tanah Abang - Bogor, sudah ditemukan banyak laki-laki yang duduk manis di gerbang KKW tersebut. Mungkin banyak yang belum sadar adanya kereta khusus wanita tersebut atau pura-pura tidak sadar?

Suasana di Kereta Khusus Wanita, kamis 19 Agustus 2010

Sesungguhnya KKW ini pernah diterapkan oleh PT KAI beberapa tahun yang lalu, namun hanya bertahan beberapa bulan dan program ini hilang begitu saja. Mungkin salah satunya adalah karena tidak efektif penggunaannya. Ada beberapa kritik yang ingin saya sampaikan dengan adanya KKW ini : 1. Mengapa namanya Kereta Khusus Wanita? konotasinya seluruh rangkaian kereta diperuntukkan bagi wanita. Nama lain yang lebih cocok mungkin Gerbong Khusus Wanita. 2. Mengapa ditempatkan di gerbong 1 dan 8 yang merupakan gerbong paling depan dan paling belakang? Jika seandainya - maaf - terjadi tabrakan, merekalah yang menjadi korban pertama kecelakaan tersebut, baik saat menabrak ataupun ditabrak. Bukankah tujuan diadakannya KKW ini untuk kenyamanan dan keamanan wanita saat naik kereta? Sebaiknya kebijakan ini ditinjau dan bisa saja ditempatkan di gerbong tengah di gerbong 4 dan 5. 3. Kebijakan KKW hanya khusus untuk kereta ekspess AC dan Ekonomi AC. Mengapa tidak dilakukan di kereta ekonomi? Jika tujuannya untuk menghindari pelecehan seksual, justru hal itu banyak terjadi di kereta ekonomi. Dengan padatnya penumpang yang masuk dalam kereta ekonomi tersebut (9 orang/meter persegi), justru menjadi tempat yang empuk untuk melakukan pelecehan seksual. Dari pantauan yang saya lihat sehari-hari, kereta ekonomi sangat tidak manusiawi. Tidak heran jika banyak penumpang yang naik ke lantai 2 (atap gerbong) karena padatnya penumpang di gerbong bawah. 4. Masih banyak penumpang yang belum mengetahui adanya KKW, sebaiknya gerbong tersebut dicat warna khas wanita (merah muda), baik interior maupun eksterior gerbong. Sementara saat ini hanya berupa poster yang ditempelkan didalam kereta yang sepintas mirip sebuah iklan. Salam Kereta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun