Ketika pertama kali mendapatkan kabar bahwa istri hamil, reaksi pertama saya justru bingung. Kalau melihat di film atau sinetron pasti sang suami kelihatan bahagia ya. Tapi aneh, saya kok beda. Apa para suami lain juga begitu? Maksud bingung saya tuh, kok bisa ya.
Padahal kita baru menikah waktu itu sekitar 6 bulan. Dan teknik "pembuahan-nya" pun masih standar biasa-biasa aja serta tidak direncanakan secara serius.
Tapi akhirnya setelah beberapa saat, setelah mengucap alhamdulillah, saya merasakan kebahagiaan yang luar biasa, namun merasakan juga beban dan tanggung jawab karena sudah dianugerahi calon buah hati. Ini harus dijaga dan diberi yang terbaik.
Sebagai seorang Ayah, sudah seharusnya harus siaga dalam segala hal. Salah satunya adalah dalam mendukung istri ketika menyusui. Peran serta saya sangat diperlukan sebagai penyemangat, jika istri senang maka saya yakin ASI-nya pun pasti lancar.
Pengalaman saya saat memiliki anak pertama, sangat sulit diungkapkan. Bingung sudah pasti, rasa was-was pun selalu menghantui. Terutama saat istri agak sulit mengeluarkan ASI-nya di awal-awal kelahiran.
Sebagai keluarga digital, hal pertama yang saya lakukan adalah googling. Persiapan apa yang harus dilakukan dalam menghadapi kehamilan. Dan terkuaklah beberapa fakta yang selama ini saya tidak ketahui. Mulai dari mitos ngidam, hingga pentingnya asupan ASI.Â
Selain itu, pada masa istri menyusui, saya banyak mendapatkan arahan dari orang tua untuk rutin mengkonsumsi daun katuk agar ASI keluar lancar. Mengingat istri saya sendiri masih kurang maksimal dalam memberikan ASI-nya untuk bayi kami. Belum lagi hilangnya rasa percaya diri dari istri karena ASI-nya yang tidak keluar secara maksimal.
Awalnya terasa sangat aneh dan asing, tapi berkat dukungan juga dorongan dari orang-orang terdekat saya maka saya pun harus semangat menjalankannya. Rutinitas setiap pagi, kali ini di awali dengan berbelanja ke pasar. Biasanya sebelum ke kantor saya sempatkan sebentar untuk ke pasar, cukup merepotkan memang untuk menjalani rutinitas tersebut.
Uniknya lagi, istri saya itu termasuk yang tidak suka mengonsumsi sayuran sehingga mendorong kami untuk mencari solusi dari permasalahan ini.
Ada juga beberapa kerabat terdekat yang menyarankan untuk menggunakan ASI booster. Sayangnya pada waktu itu tidak mudah mendapatkan produk ASI booster di mini market atau pun apotek terdekat. Mungkin masih jarang yang menjualnya.
Kalaupun ada, isteri saya sangat pemilih. Syaratnya harus mengandung bahan alami dan harus dari perusahaan farmasi yang terpercaya. Dan pada waktu itu cukup sulit mencari ASI booster sesuai kriteria yang diinginkan isteri. Cukup unik, tidak suka sayuran tapi memilih ASI booster yang mengandung bahan alami. Katanya, biar tidak serba kimia.