Perkembangan bisnis online melaju sangat pesat seiring dengan perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia yang hingga tahun 2017 sudah mencapai 134 juta pengguna. Data ini didapat dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Satu hal positif jumlah UMKM juga meningkat, termasuk UMKM yang ikut terjun menikmati gurihnya bisnis online saat ini. UMKM kini menjadi salah satu bidang yang ikut menggerakkan roda perekonomian Indonesia di tengah perang dagang skala global yang membuat sebagian besar perekonomian negara-negara di dunia agak tersendat.
Salah satu UMKM yang memanfaatkan media online untuk pemasaran produknya adalah Sunkrips, sebuah brand yang memproduksi makanan camilan sehat dengan bahan dasar sayuran. Sandra Alfina, Co-Founder Sunkrips dalam acara "Belanja Online di Social Media atau e-Commerse" yang digelar JNE memaparkan bahwa dalam memasarkan produknya menggunakan media social Instagram sebagai platform utama.
"Kami juga memanfaatkan Instagram untuk edukasi konsumen pengetahuan tentang MPASI (Makanan Pendamping ASI) serta ibu dan anak. Kami menyajikan konten dengan kualitas baik secara konsisten sehingga customer berminat dengan brand dan produk sehingga melakukan pembelian. Selain itu, pelayanan customer yang cepat tanggap dan bukan seperti robot juga menjadi salah satu faktor penting dalam pemasaran produk dan brand untuk memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen."
Sandra mengakui bahwa saat ini platform social media Instagram merupakan salah satu tempat yang ideal untuk memasarkan produknya. Padahal sejak awal Instagram diciptakan tidak untuk berjualan, namun karena unik dan kreatif-nya orang Indonesia, sehingga Instagram yang merupakan platform social media yang menyajikan foto dapat dijadikan tempat berjualan secara online, Papar Sandra.
Sesungguhnya ada platform lain yang dapat dijadikan tempat berjualan online dengan aman, karena menurut beberapa sumber, platform social media sangat rawan akan penipuan. Berbeda dengan marketplace yang kini banyak tersedia yang keberadaannya lebih aman dan terjamin karena orang yang berjualan terdaftar dan datanya lengkap.
Mohamad Rosihan Tenaga Ahli Senior Perdagangan Sekretariat Roadmap E-Commerse Kemenko Bidanga Perekonomian RI yang ikut hadir dalam acara yang diadakan di Hotel Salak Tower Bogor ini mengatakan bahwa saat ini tidak kurang dari 7 kementrian dan BUMN memiliki program yang dapat menarik minat orang untuk melakukan bisnis online seperti Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementrian Perdagangan, Kementrian Perindustrian, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Bank Indonesia dan lain-lain.Â
Bahkan Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (PerPRes) No.74 Tahun 2017 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (SPNBE) atau Road Map E-Commerse Tahun 2017-2019 pada pertengahan tahun 2017 lalu. Dengan adanya Peta Jalan SPNBE 2017-2019 ini diharapkan transaksi perdagangan berbasis elektronik bisa lebih terarah persiapan dan pelakasanaanya. Dengan adanya PerPres ini pemerintah sangat serius mendukung industri ini.
Eri Palgunadi, VP of Marketing JNE mengungkapkan beberapa inovasi yang dihadirkan JNE menghadapi persaingan di bidang jasa pengiriman antara lain inovasi di bidang uploading data pelanggan, sehingga tidak perlu mengetik ulang lagi, dan sangat menghemat waktu. Inovasi lain adalah pembayaran langsung melalui marketplace dan tidak membebani lagi kepada pelanggan. Pada 2019 akan dibuka Mega hub seluas 40 Hektar di dekat bandara Soekarno Hatta Jakarta agar dekat dengan pusat cargo dan mempercepat pengiriman barang dan cepat sampai ke tujuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H