Mohon tunggu...
Harris Maulana
Harris Maulana Mohon Tunggu... Insinyur - Social Media Specialist

Seseorang yang suka menulis tentang apa saja, sepanjang untuk menambah ilmu dan wawasan akan dilakoninya. Berbagai jenis pekerjaan sudah pernah dicobanya. Dengan latar belakang sarjana Planologi, memulai karir sebagai konsultan perencanaan wilayah dan kota. Lalu beralih menjadi konsultan Appraisal and Research, konsultan Property, Konsultan Digital hingga konsultan Public Relations. Sangat menikmati peran alternya sebagai blogger yang sudah membawanya ke berbagai tempat, bertemu dengan siapa saja dan satu hal yang sangat dibanggakannya bisa masuk Istana Negara dan bertemu dengan Presiden RI, karena tidak setiap orang bisa ke sana, kecuali kamu seorang teladan, tamu presiden atau tukang potong rumput istana. Pemilik akun twitter @harrismaul dan blog : www.harrismaul.com dan www.travelopedia.id

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Jabulani: Terbukti Mengerikan!

14 Juni 2010   03:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:33 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum digelar perhelatan Piala Dunia 2010, banyak pemain terutama penjaga gawang yang mempertanyakan kualitas Jabulani, bola resmi Piala Dunia 2010. Iker Casillas, penjaga gawang Spanyol, menyebutnya sebagai bola yang mengerikan. Julio Cesar, penjaga gawang Brazil, menyebutnya bola kelas supermarket. Bahkan penyerang Italia Giampaolo Pazzini menyebutnya sebagai bencana. Menurut mereka, arah bola ini jika ditendang akan sulit ditebak, terutama oleh penjaga gawang. Hal ini akan membuat mereka terlihat bodoh karena tidak bisa mengantisipasi bola-bola mudah. Demikian juga untuk umpan-umpan lambung, setiap pemain akan memprediksi jatuhnya bola tepat dikepalanya, namun bola menjadi melayang jauh diatas kepala sang pemain. Dan ternyata semua kritikan itu terbukti benar. Sejak dimulai pertandingan pembukaan antara Afrika Selatan - Meksiko, banyak pemain yang sulit mengantisipasi datangnya bola. Beberapa kali bola melayang jauh diatas kepala pemain, hal ini membuat pemain terlihat bodoh karena tidak bisa memprediksi arah bola. Steven Pienaar mungkin akan menjadi pencetak gol pertama Piala Dunia 2010 ini jika tendangan bebasnya tidak melayang jauh diatas gawang seperti olahraga rugbi. Demikian juga tendangan bebas Frank Lampard saat melawan Amerika Serikat yang biasanya akurat menghujam kearah gawang. Contoh lain tendangan bebas Veron saat Argentina melawan Nigeria. Sepertinya dia tidak habis berfikir mengapa tendangannya bisa seperti itu. Seperti yang diungkapkan diatas, korban yang paling terkena dampak bola ini adalah penjaga gawang. Korban pertama adalah Robert Green saat Inggris melawan Amerika Serikat. Green gagal menangkap bola dengan sempurna sebuah tendangan drive Clint Dempsey. Bola menjadi liar dan masuk ke dalam gawang Inggris. Gol ini membuat Amerika Serikat berhasil menahan Inggris 1-1. Terlepas dari blunder atau tidak namun kualitas bola cukup berperan dalam hal ini. Korban berikutnya adalah Faouzi Chaouchi, penjaga gawang Al Jazair yang tidak bisa mengantisipasi tendangan gelandang Slovenia Robert Koren. Penampilan hebatnya pupus oleh sebuah tendangan yang tidak begitu deras, sehingga membuat Al Jazair kalah 0-1 dari Slovenia. Masih adakah korban berikutnya? kita lihat saja pada pertandingan-pertandingan berikutnya. Mudah-mudahan Jabulani ini bukan dianggap sebagai "kambing hitam" sebuah kekalahan. Esensi dari sebuah pertandingan sepakbola adalah mengakui sebuah kekalahan secara sportif dan tidak menyalahkan faktor lainnya seperti bola, wasit atau cuaca. Selamat menyaksikan aksi-aksi "Jabulani" berikutnya. [Sumber gambar : google image]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun