Selama ini saya selalu menerapkan gaya berkendara hemat jika mengemudi. Teori yang saya dapatkan langsung saya praktekkan untuk aktifitas sehari-hari. Namun hasil dari praktek tersebut apakah berhasil atau tidak, hemat atau boros itu masih dipertanyakan, karena selama ini tidak pernah ada patokannya. Jadi masih bingung juga apakah berhasil atau tidak. Kebetulan beberapa hari lalu Kompasiana mengumumkan akan diadakan Tantangan Hemat bersama Datsun Go dan Go+ yang intinya adalah kompetisi berkendara hemat dengan menggunakan mobil tersebut. Ini adalah kesempatan untuk menguji gaya mengemudi saya selama ini. Langsung saja daftar dengan alasan tersebut dan terpilih menjadi satu dari 21 kompasianer yang beruntung menguji mobil keluaran terbaru dari Datsun tersebut. Minggu pagi 21 Desember 2014 sudah berkumpul kompasianer yang terpilih untuk menjajal tujuh mobil Datsun yang terdiri dari empat Datsun Go dan tiga Datsun Go+. Datsun Go adalah mobil sedan hatchback  dengan kapasitas mesin 1.200 cc untuk maksimal lima penumpang (4 dewasa dan 1 anak). Itulah kenapa diberi nama tambahan Datsun Go Panca yang berarti bisa memuat lima penumpang. Sedangkan Datsun Go+ adalah mobil MPV (Multi Purpose Vehicle) atau kendaraan serbaguna dengan kapasitas mesin yang sama yaitu 1.200 cc untuk 5 penumpang dewasa plus 2 anak-anak. Oleh sebab itu diberi nama Datsun Go+. Plus yang dimaksud adalah plus 2 penumpang anak-anak di baris ke-3. Saya bersama Kompasianer Rahab Ganendra dan Putu Arya Djuanta tergabung dalam grup 4 mendapat mobil nomor 6 yaitu Datsun Go berwarna silver metalik. Dengan kapasitas mesin 1.200 cc mobil ini terlihat bongsor. Penampakannya seperti mobil dengan kapasitas 1.500 cc. Nilai plus-nya adalah bagian kabin menjadi leluasa. Namun dengan badan bongsor apakah menjadi boros? Mari kita buktikan. [caption id="" align="aligncenter" width="599" caption="Bersama Grup 4 Kompasianer Putu dan Rahab. Ready to Go!"]
Bersama Grup 4 Kompasianer Putu dan Rahab. Ready to Go!
[/caption] Check Point 1 : Kompas Palmerah Selatan - Taman Budaya Sentul
Saya berinisiatif mengambil kemudi pertama alasannya adalah saya sudah hafal jalan menuju ke tempat tersebut, jadi tidak perlu bertanya-tanya lagi di jalan. Setelah keluar dari Kantor Kompas Jl. Palmerah Selatan langsung memasuki jalan tol dalam kota. Kondisi jalan tol lancar karena hari minggu pagi aktifitas masih sepi. Saya langsung menerapkan cara hemat berkendara. Menginjak gas dengan halus, tidak langsung injak pol. Kecepatan konstan antara 70-80 km per jam, dan rpm dijaga di angka 2.000 - 3.000. Posisi mobil paling pas saat di tol adalah di jalur tengah. Jika di bagian kiri akan terhalang oleh kendaraan-kendaraan besar seperti bus dan truk, sedangkan di jalur kanan khusus untuk kendaraan yang akan menyalip. Jadi di jalur tengah adalah bagian paling ideal. Selain itu cara mengemudi tidak boleh agresif. Jadi kalau ada yang menyusul, woles aja :) Angka penghitung konsumsi bahan bakar di bagian speedometer mulai bergerak naik. Mulai dari 17, 18, 19 sampai pada puncaknya yaitu 22,1 kpl (kilometer per liter). Pencapaian ini melebihi klaim dari Datsun sendiri yaitu 20 kpl. Tentu saja kami semua senang dengan hasil ini. Berarti apa yang sudah kami praktekkan sudah benar dan sesuai dengan teori. Selang beberapa menit kita sudah sampai di check point 1. Sambil menunggu peserta lain tiba secara lengkap, karena ada satu mobil yang bablas masuk tol Cikampek, kita ngobrol-ngobrol seputar performa Datsun Go, bahkan sampai buka kap mesin. Ternyata mesin yang digunakan adalah mesin yang sama dengan mobil Nissan March. Jadi walaupun terbilang mobil baru, ternyata mesinnya sudah diterapkan pada Nissan March 1.2 dan terbukti handal karena sudah dikeluarkan beberapa tahun terakhir. Setelah semua berkumpul, sebelum berangkat panitia mengadakan games puzzle untuk menghangatkan suasana berupa menyusun potongan-potongan puzzle yang sudah diacak kemudian harus disusun kembali dengan cepat. Dan pemenangnya adalah kelompoknya Babeh Helmi. Sementara tim kami menduduki posisi 2. [caption id="" align="aligncenter" width="599" caption="Foto bersama sebelum menuju check point 2"]
Foto bersama sebelum menuju check point 2
[/caption]
Check Point 2 : Taman Budaya Sentul - Hotel Santika Taman Mini
Menuju check point 2 kemudi diambil alih Putu. Saya sendiri melipir ke bagian penumpang jok belakang, sedangkan Rahab menjadi co-driver yang bertugas mengarahkan jalan dan menyiapkan uang untuk membayar tol, dan parkir.
Kondisi tol Jagorawi sudah mulai terlihat padat. Sudah banyak orang yang beraktifitas di minggu siang ini. Putu mulai melajukan Datsun Go dan tetap menerapkan gaya berkendara hemat. Kecepatan mulai dinaikkan. Jika saya hanya berani mentok di angka 80 km/jam, Putu menggeber kendaraan hingga 100 km/jam. Pencapaian yang diraihnya pun berhasil memecahkan rekor irit saya menjadi 22,6 kpj. Luar biasa ya. Ternyata dalam kecepatan tinggi pun ternyata masih bisa irit. Kuncinya adalah stabil saat berkendara. Saat exit tol Taman Mini jalanan mulai padat dan merayap karena adanya lampu merah. Tepat pukul 11.30 kita sampai di Hotel Santika TMII. Kami langsung masuk ke Krakatau Restoran untuk siap-siap santap siang. [caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Tembus 22,6 kpl"]
[/caption] Tepat pukul 12.00 sajian makan siang sudah siap santap. Diawali appetizer salad, dilanjut main course dengan menu beraneka ragam dan diakhir dessert berupa kue dan buah-buahan segar. Kondisi kenyang dan dengan backsound instrumen kacapi suling membuat mata menjadi berat alias mengantuk. Rasanya ingin buka kamar :D
Ternyata Hotel Santika TMII ini masuk kategori bintang tiga, padahal kondisinya sangat megah dan nyaman. Namun sisi baiknya adalah tarif kamar menjadi murah yaitu sekitar Rp.700.000,- Jika untuk rombongan bisa lebih murah lagi. Tersedia 123 kamar dengan berbagai tipe, jadi sangat cocok untuk rombongan besar seperti perusahaan bersama keluarganya yang ingin berekreasi di Taman Mini. Setelah makan siang ada briefing khusus dari Aris Harvenda, redaktur Kompas Otomotif yang menjadi ketua rombongan event ini. Aris menuturkan beberapa tips seputar hemat berkendara dan persis seperti apa yang kami terapkan tadi, lengkap dengan teknis dan alasannya. Setelah itu diadakan tanya jawab seputar performa Nissan Go dan Nissan Go+. Cukup banyak yang mengapresiasi performanya terutama seputar iritnya bahan bakar yang berkisar antara 1: 17 sampai 1:20. Jika dibandingkan dengan kompetitor sejenis, Datsun ini jauh lebih unggul. Check Point 3 : Hotel Santika TMII - Kompas Palmerah Barat
Perjalanan kembali dilanjutkan menuju check point ketiga dan terakhir yaitu kantor Kompas di Jl Palmerah Barat. Namun jalur kali ini tidak melalui jalan tol. Tapi jalan biasa yang mulai dipadati kendaraan. Rahab Garendra kini mengambil alih kemudi. Putu duduk di belakang dan saya menjadi co-driver.
Dan benar saja, saat keluar hotel kami sudah dihadang kemacetan. Melalui Pasar Rebo yang penuh dengan angkot yang berhenti dimana saja, kemudian menyusuri sisi tol TB Simatupang. Kendaraan dipacu tidak lebih dari 40 km per jam. Agak sulit menerapkan hemat berkendara dengan kondisi jalanan seperti ini. Untuk menghemat kita harus menjaga jarak dengan kendaraan di depan setidaknya 10 meter agak jika terjadi kemacetan tidak perlu menginjak rem, hanya mengangkat gas. Tapi dengan kondisi jalan kosong karena ada jarak malah disalip oleh mobil dari belakang. Memasuki Jl Pondok Indah malah lebih parah lagi. Kecepatan hanya 15 km/jam. Angka penunjuk penggunaan bahan bakar terus menurun dan memasuki angka 20 kpl. Selepas Pondok Indah agak lancar sampai akhirnya kita tiba di parkiran Kompas Palmerah Barat angka terakhir menunjukkan 18,9 kpl. [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Menembus kemacetan di Jalan Pondok Indah"]
Menembus kemacetan di Jalan Pondok Indah
[/caption] Setelah semua berkumpul, kami semua segera bergegas menuju Kantor Kompasiana di lantai 6 dan siap-siap mendengarkan pengumuman pemenang dari Tantangan Hemat ini. Dan ternyata tim kami menjadi pemenang pertama kategori Datsun Go (hatchback). Hanya beda tipis dengan pemenang kedua 18,8 kpl dan pemenang ketiga 18,1 kpl. Namun yang menjadi pemenang sesungguhnya adalah Datsun Go itu sendiri, karena dengan kondisi jalan yang beragam, berpenumpang 4 orang dan kondisi AC menyala sepanjang perjalanan bisa menembus angka rata-rata 18-an kpl. Luar biasa! Dari pencapaian di atas saya dapat mengambil kesimpulan dan ingin memberikan tips seputar hemat berkendara yaitu PANCA HEMAT BBM yaitu sebagai berikut : 1. Mulai melaju dengan menggunakan gigi 1, termasuk sesaat setelah berhenti karena lampu merah atau macet. Jika memaksakan gigi 2 malah tambah boros 2. Injak gas secara halus hingga mencapai rpm tertentu kemudian segera ganti gigi dengan halus. Jika langsung injak gas secara langsung akan menimbulkan penyedotan konsumsi bbm cukup tinggi. 3. Stabil dan kecepatan konstan saat melaju di jalan raya. Jangan mengerem dengan tiba-tiba yang menyebabkan kecepatan menurun secara drastis, karena ketika menginjak pedal gas lagi akan menyedot bahan bakar. 4. Jangan agresif ketika sedang berada di jalan raya. Jika ada yang menyalip diamkan saja, tetap pada kecepatan konstan. 5. Jaga jarak dengan kendaraan di depan, jika terlihat ada kemacetan, tidak perlu rem, cukup mengangkat gas saja. Demikian tips hemat berkendara yang saya terapkan selama lomba dan berhasil meraih posisi pertama. Bagaimana dengan performa dan fitur Datsu Go sendiri? Simak selengkapnya dalam tulisan berikutnya. [caption id="" align="aligncenter" width="599" caption="Winning Team Datsun Go Tantangan Hemat tembus 18,9 kpl"]
Winning Team Datsun Go Tantangan Hemat tembus 18,9 kpl
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Otomotif Selengkapnya