Mohon tunggu...
Harni AsihMutmainah
Harni AsihMutmainah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangka Raya

Mahasiswa S1 Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangka Raya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ayahku Jawa Ibuku Dayak dan Aku Bangga Menjadi Putri dari Kedua Pembeda

3 Juni 2021   22:18 Diperbarui: 3 Juni 2021   22:22 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

yahku Jawa Ibuku Dayak dan Aku Bangga Menjadi Putri dari Kedua Pembeda
"Artikel Aku Bangga Menjadi Indonesia"
Harniasihmutmainah@gmail.com

Istilah akulturasi berasal dari bahasa latin Acculturate yang artinya "tumbuh dan berkembang bersama".Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ada tiga pengertian akulturasi. Ketiganya bisa dilihat secara umum, antropologi, dan linguistik.Secara umum, akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi. Lalu, secara antropologi, akulturasi adalah proses masuknya pengaruh kebudayaan asing dalam suatu masyarakat, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, dan sebagian berusaha menolak pengaruh itu.
Sementara dari segi linguistik, akulturasi adalah proses atau hasil pertemuan kebudayaan atau bahasa di antara anggota dua masyarakat bahasa, ditandai oleh peminjaman atau bilingualisme. Ada juga beberapa ahli yang menyampaikan definisi dari akulturasi budaya. Menurut antropolog Indonesia, Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kembali tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri. Maka, dapat disimpulkan bahwa akulturasi adalah perpaduan antarbudaya yang kemudian menghasilkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur-unsur asli dalam budaya tersebut. Biasanya, akulturasi kebudayaan terjadi karena unsur budaya yang baru dinilai memberikan manfaat bagi kehidupan suatu masyarakat. Proses ini dapat mencakup berbagai aspek kehidupan seperti bahasa, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Akulturasi bisa terjadi melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam, misalnya pada seluruh lapisan masyarakat, sebagian, atau bahkan antar individu dari dua kelompok berbeda. Ada sejumlah faktor pendorong terjadinya akulturasi. Diantaranya sistem pendidikan formal yang maju, sikap menghargai, toleransi terhadap kebudayaan lain, sistem terbuka di masyarakat, penduduk yang heterogen, adanya orientasi ke depan, dan masih banyak lagi. Namun ada juga faktor-faktor yang menghambat akulturasi. Seperti perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat, sikap tradisional masyarakat, kurang hubungan dengan kelompok lain, adat atau kebiasaan, dan lain-lain.
Contoh akulturasi berdasarkan fakta
Ada beragam contoh akulturasi yang bisa ditemukan di Indonesia. Seperti halanya ayahku yang jaawa tulen menikah dengan ibuku yang asli Kalimantan, jelas saja keduanya berbeda kebudayaan, yang tak kadang itu menjadi lucu. Tapi dari lucu itu lahirlah budaya baru dengan melahirkan 3 orang putri yang memiliki cirri khas berbeda beda tapi sudah pasti ikut antara keduanya. Baik bahasa atau adat istiadat lainnya. Saat ayahku akan berangkat kerja dalam posisi ibuku sedang makan, ibu meminta ayah untuk meninggalkan sebatang kayu kabar di sampingnya. Dan saat ibuku hamil ayah selalu membuat acara semacam selamatan bahkan sejak usia kehamilan ibu 4,7 dan sampai lahir, awalnya memang aneh kalau harus mendengarkan percakapan ayah dan ibuku dengan menggunakan bahasa yang berbeda tapi faktanya mereka tetap saling mencintai sekalipun berbeda. Ada beberapa kata  yang keduanya tidak paham artinya yang kadang  mereka jadikan bahan olokan. Dan aku bangga ada di antara mereka, Indonesia dengan puluhan bahasa, suku dan budaya bisa bersatu. Mempersatukan perbedaan itu tidak mudah. Tapi bukan berarti tidak mungkin. Hanya Indonesia yang menmencintai perbedaan. Sudah jelas karena semboyannya "Bhineka Tunggal Ika"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun