Pekan-pekan bekalangan ini warganet Indonesia dibuat geram karena tindakan kekerasan yang menimpa seorang selebgram. Potongan video itu viral di berbagai platform medsos dan segera menuai kecaman.
Suami selebgram tersebut melakukan pemukulan bertubi-tubi sebagaimana terekam dalam kamera. Warganet tak habis pikir, dia yang melakukan perselingkuhan tapi kenapa pula dia yang justru memukul istrinya?
Warganet pun kompak mengutuk perilaku biadab suaminya. Bahkan seorang sahabat bloger sempat berseloroh,Â
"Dia kan atlet anggar. Kenapa ga ditusuk aja pake pedang itu?!" tuturnya gemas.Â
Alasan korban KDRT tak melawanÂ
Sayangnya, korban yang mengalami KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) tak bisa begitu mudah melawan suaminya. Bahkan misalnya ia seorang atlet bela diri dengan fisik yang relatif lebih kuat, misalnya, kadang melakukan perlawanan bukan perkara mudah.Â
Jangankan melawan, sekadar mencurahkan keluhan kepada pihak ketiga saja jadi tantangan tersendiri. Untuk berani speak up sungguh dibutuhkan keberanian besar karena ada risiko yang mengintai.
Saya mendapat sedikit pencerahan setelah mengikuti Instagram Live yang digelar Cak Kaji (Cangkrukan Kompasiner Jatim) pada Sabtu malam, 17 Agustus 2024. Dimulai pukul 19.00 WIB, IG Live kali ini menghadirkan Ibu Zaitun Taher sebagai narasumber yang cukup resourceful.
Pematerinya memang kompeten sebab beliau seorang advokat sekaligus menjadi pengurus yang membidangi PPA (perlindungan perempuan dan anak) DPC PERADI SBY. Pengalamannya mendampingi korban KDRT sangat membantu.
Dari pemaparan Bu Zaitun, bisa disimpulkan bahwa alasan banyak korban KDRT, terutama perempuan, tidak melapor ke pihak berwenang adalah karena beberapa faktor.