The internet is the first thing that humanity has built that humanity doesn’t understand, the largest experiment in anarchy that we have ever had.Â
--Eric Schmidt
Era internet saat ini merupakan salah satu masa di mana manusia, mulai dari generasi Baby Boomers, Gen X, Y (Milennials), Z, bahkan hingga Gen Alpha secara global memiliki pengalaman terhubung mengenai berbagai hal yang campur aduk meski pengalaman ini belum sepenuhnya bisa disadari atau dipahami oleh diri mereka sendiri.Â
Segala sesuatu datang dan berjalan begitu cepat serta membutuhkan respon yang cepat pula, sebagaimana halnya ketika kita mengalami derasnya arus informasi di media sosial.
Warga Dunia Membutuhkan Sastra
Kemudahan dan kecepatan dalam mengakses internet pada gawai seperti ponsel pintar (smartphone) hampir merata di seluruh belahan dunia dan memberikan dampak yang tidak bisa dikatakan sederhana. Masyarakat perkotaan maupun masyarakat yang letaknya di pelosok daerah mengalami hal yang serupa. Kita bisa mengatakan bahwa pengaruh internet tersebut ibarat memiliki dua sisi dari sebuah koin, ada sisi positif maupun negatifnya.
Betapa miris ketika belakangan ini kita menemukan fakta bahwa terdapat sebagian netizen menjadi pengguna ujaran-ujaran kasar serta tingginya fenomena perilaku korupsi, ancaman radikalisasi, intoleransi, dan menurunnya kesehatan mental. Kenyataan tersebut sangat bisa dipengaruhi oleh tingkat literasi yang masih rendah dan hal tersebut merupakan tantangan besar bagi seluruh komponen masyarakat kita.
Generasi muda, terutama generasi milenial dan Generasi Alpha yang kini menjadi bagian terbesar populasi jelas menjadi penentu peradaban bangsa ini di masa depan. Tentu saja ini bukan pekerjaan atau tanggung jawab yang bisa dilakukan dengan mudah. Menata kembali sendi-sendi kepribadian melalui penanaman kembali nilai-nilai moral bangsa yang adiluhung harus dilakukan secara bersama-sama dan kita bisa mulai dari sisi humaniora, lingkungan, atau pendidikan, salah satunya melalui sastra. Mengapa sastra?
Ya, sejak zaman dulu sastra telah memberikan pengaruh yang besar terhadap peradaban suatu bangsa. Kita perlu menanamkan optimisme bahwa budaya terkait sastra, baik yang ditulis untuk menghasilkan karya atau hanya sekadar untuk dinikmati dengan membaca akan dapat memberi pengaruh signifikan meski secara lembut dan perlahan.