"Kenapa enggak memanfaatkan lahan pantai yang begitu panjang untuk menggembleng anak-anak lari?" demikian instruksinya kepada guru olahraga ketika seorang Khoirul Anam mengajar dan memimpin di SMPN Brondong, sebuah tempat di daerah pesisir tepatnya sekitar Paciran, Lamongan.
.Melalui berbagai pengalaman ditugaskan, baik sebagai guru maupun kepala sekolah, Drs. Khoirul Anam, M.Pd. yang merupakan putra asli dari bumi Joko Tingkir ini berusaha untuk memetakan segenap minat dan bakat yang bisa digarap untuk memaksimalkan potensi siswa mereka. Contoh di atas mengungkapkan bahwa kondisi wilayah pantura turut membentuk anak-anak yang kuat secara fisik dan Anam menyadari hal ini adalah potensi besar untuk mencapai prestasi nonakademis, misalnya olahraga.
Khusus untuk cabang olahraga atletik seperti lari, Anam meminta guru terkait agar dapat memanfaatkan potensi daerah untuk memperoleh hasil maksimal. Tak sia-sia, sekolah yang dipimpinnya mencetak atlet lari yang kemudian berjaya di perlombaan tingkat kabupaten, suatu hal yang tadinya hanya merupakan angan-angan belaka.
Anam menimba pengalaman berharga tentang profesionalitas sebagai guru dan juga kepemimpinan, membangun pijakan penting sebagai kepala sekolah yang mesti 'berdamai' dengan kondisi masyarakat pesisir yang cenderung berwatak keras --mungkin akibat tempaan aktivitas di laut-- di mana sebagian orangtua siswanya merupakan kalangan menengah ke bawah secara ekonomi.
Konsep Merdeka Belajar Ala Pak Anam
"Bukankah begitu konsep Merdeka Belajar? Mana mungkin mengajari gajah berenang atau ikan memanjat pohon!" Mindset ini telah tertanam pada diri Pak Anam, demikian sapaan akrab untuknya, ketika ia kemudian menerima amanah sebagai kepala sekolah di SMPN 1 Lamongan. Mindset tersebut berupaya ia wujudkan dengan mengoptimalkan potensi dan bakat siswa sebagai prioritas agar anak berkembang dengan energi positif dan kreativitas.Â
Pak Anam berusaha keras mewujudkan pilar-pilar pembelajaran UNESCO yang mengajarkan anak agar mau terus belajar: learning how to do, how to learn, how to be oneself, dan how to live together.Â
Menurutnya, Merdeka Belajar yang diejawantahkan dalam Kurikulum Merdeka sebenarnya ide Ki Hajar Dewantara yang juga sesuai dengan ajaran Rasulullah saw, sosok yang menjadi acuannya sebagai seorang muslim. Di sekolah ini, Anam menerapkan pilar-pilar tersebut, termasuk dalam hal religiusitas dan toleransi antarwarga sekolahnya.
Menjadi yang Terbaik atau Menjadi yang Berbeda?
Saking lengkapnya, rasanya tidak tahu harus memulai dari mana ketika membicarakan salah satu tokoh yang sangat inspiratif dalam dunia pendidikan dari Lamongan ini.Â