Bagi India, meski dataran tinggi itu bukan wilayahnya, tapi jelas jalan tersebut akan sangat merugikan strategi pertahanannya, karena jalan itu berada di dataran tinggi Doklam, dan itu sangat menguntungkan bagi mobiliasi pasukan China, terlebih lagi jalan raya itu menghubungkan provinsi Xinjiang dengan bagian barat Tibet. Pembangunan jalan raya di dataran tinggi itu akan memberi akses bagi China untuk bisa menuju daerah yang sering disebut "chicken's neck", yakni sebuah wilayah di timur laut. Wilayah itu dapat menjadi salah satu pintu masuk menuju teritori India dan sekaligus bisa menjangkau dengan mudah beberapa negara bagian di India.
"Pembangunan infrastruktur tambahan dapat mengurangi keseimbangan kekuatan lokal yang akan menguntungkan China, yang pada dasarnya akan membuat India lebih rentan terhadap invasi jika terjadi konfrontasi militer dengan Beijing," Kata peneliti senior di Royal United Services Institute (RUSI) London, Shashank Joshi, kepada CNN.
Masalah perbatasan antara India dan China dipercaya masih akan berlangsung lama. Terlebih lagi kalau kita melihat cara-cara penyelesaian pertiakain perbatasan antara kedua Negara itu dengan Negara-negara yang berbatasan dengan mereka. Misalnya China, mereka mempunyai masalah perbatasan dengan beberapa Negara seperti Jepang, dengan Korea Selatan, bahkan dengan beberapa Negara Asean di Laut China Selatan dan belum ada yang bisa terselesaikan dengan baik. Begitu juga dengan India, mereka bersengketa dengan hampir semua Negara yang berbatasan dengan negaranya dan juga tidak mampu menyelesaikannya dengan baik. Meski Dunia kian modern, tetapi cara pandang manusianya terkait perbatasan malah semakin kuno. Masing-masing mau ambil untung sebesar-besarnya demi kepentingannya sendiri. Tidak mau berbagi atau tidak sudi bekerja sama.
Jadi sekali lagi kita tegaskan. Yang membuat perbatasan India dan China jadi lebih rumit, karena kedua Negara memanfaatkan pengaruhnya kepada Negara-negara yang juga berbatasan dengan mereka untuk jadi pendukungnya. Buthon memihak India, Pakistan memilih China dan Tibet menjadi bagian dari China.Â
Bisa dibayangkan bagaimana jadinya masalah perbatasan di wilayah itu jadi saling tarik dan menutup jalan menuju kerja sama, karena kepentingan Nasionalnya memang berbeda. Bisa kita pahami hakekat hubungan bilateral adalah FORUM dimana masing-masing negara MENDESAKKAN KEPENTINGAN NASIONALNYA dengan maksud ALIANSI-ALIANSI ADHOC yang secara dinamis berubah sesuai "Permasalahan" yang dibicarakan. Semoga mereka bisa melihat sisi KERJA SAMANYA.
[2] https://tirto.id/perselisihan-antara-cina-dan-india-yang-tak-kunjung-usai-ct8E
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H