Mohon tunggu...
Harmen Batubara
Harmen Batubara Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Buku

Suka diskusi tentang Pertahanan, Senang membaca dan menulis tentang kehidupan, saya memelihara blog wilayah perbatasan.com, wilayahpertahanan.com, bukuper batasan .com, harmenbatubara.com, bisnetreseller.com, affiliatebest tools.com; selama aktif saya banyak menghabiskan usia saya di wialayah perbatasan ; berikut buku-buku saya - Penetapan dan Penegasan Batas Negara; Wilayah Perbatasan Tertinggal&Di Terlantarkan; Jadikan Sebatik Ikon Kota Perbatasan; Mecintai Ujung Negeri Menjaga Kedaulatan Negara ; Strategi Sun Tzu Memanangkan Pilkada; 10 Langkah Efektif Memenangkan Pilkada Dengan Elegan; Papua Kemiskinan Pembiaran & Separatisme; Persiapan Tes Masuk Prajurit TNI; Penyelesaian Perselisihan Batas Daerah; Cara Mudah Dapat Uang Dari Clickbank; Rahasia Sukses Penulis Preneur; 7 Cara menulis Yang Disukai Koran; Ketika Semua Jalan Tertutup; Catatan Blogger Seorang Prajurit Perbatasan-Ketika Tugu Batas Digeser; Membangun Halaman Depan Bangsa; Pertahanan Kedaulatan Di Perbatasan-Tapal Batas-Profil Batas Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ekspedisi Khatulistiwa 2012, Melihat Wilayah Perbatasan Dengan Empati

24 Mei 2012   07:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:53 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13378442281306655659

Meski agak terlambat , tetapi karena syarat dengan idealisme maka perlu juga disosialisasikan upaya yang mulia ini. TNI-AD menggelar "Ekspedisi Kalimantan Khatulistiwa 2012 (EKK-2012) ", yang melintasi hutan di

empat provinsi yakni Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. "Sebelum memulai ekspedisi mereka telah menurunkan sejumlah personil tim peninjau untuk menjajaki dan memilih medan yang akan dilalui nanti," begitu kata Ketua tim peninjau dari Kopassus, Letkol Inf Iwan Setiawan ketika berada di Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah akhis Maret 2012.

"Tim ekspedisi ini didesain dan berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat yang meliputi TNI, pemerintah, pemda, masyarakat madani, para pecinta alam dan para peneliti dari kalangan perguruan tinggi. Iwan menjelaskan, tim ekspedisi beranggotakan sebanyak 1.100 orang yang nantinya akan melaksanakan penelusuran dan jelajah medan di wilayah perbatasan, penelitian juga akan melihat tentang kerusakan hutan, apakah hal itu terjadi karena diakibatkan oleh alam atau diakibatkan oleh manusia. Juga aka nada kegiatan bakti sosial, kegiatan penghijauan termasuk untuk melihat potensi kemungkinan bencana di wilayah tersebut.

Peneliti juga akan melakukan kegiatan penyelamatan flora dan fauna yang diduga akan mengalami kepunahan di Kalimantan, mereka juga akan berupaya menemukan spesies baru, karena Tim ini juga disertai para personil peneliti dari LIPI, ITB, UNPAD serta para peniliti dari daerah itu sendiri. Terlihat Pemda juga memberikan apresiasinya, hal ini terlihat dari sambutan Sekretaris Daerah pemkab Barito Utara, Bambang Edhy Prayitno saat menerima tim peninjau dan juga sekaligus  mengatakan mendukung kegiatan ini; pemerintah daerah siap membantu tim ekspedisi apalagi wilayah Kabupaten Barito Utara termasuk salah satu daerah lintasan ekspedisi. Dukungan ini akan kita teruskan kepada dinas terkait, LSM, generasi muda, masyarakat di daerahnya khususnya untuk memberikan dukungan, sharing pengalaman dll yang diperlukan.

Dalam pengarahannya saat pelepasan tim ekspedisi, Minggu (1/4), di Situ Lembang, Jabar, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo, didampingi Danjen Kopassus Mayjen Wisnu Bawatenaya, menegaskan, tujuan utama ekspedisi itu adalah kebersamaan. ”Tidak ada sipil, tidak ada militer. Kibarkan bendera Merah Putih di tengah Kalimantan,” tegasnya waktu itu. Ekspedisi Khatulistiwa 2012 akan berlangsung 3,5 bulan yang terbagi dalam tiga kegiatan. Pertama kegiatan pengenalan medan Kalimantan yang dilakukan dengan menelusuri perbatasan mulai dari Tanjung Datu di Kalimantan Barat sampai Pulau Sebatik di Kalimantan Timur ± 2004 km; jelajah rawa, sungai, atol dan pantai dari Pontianak sampai Nunukan sepanjang ± 4.000 km; serta kegiatan penelitian dan komunikasi sosial.

Kasad menekankan,selama ini ”Kita kenal cinta Tanah Air, tapi kita tidak kenal tanah dan air,” ujar Pramono. Ia mengatakan, jangan sampai orang asing lebih kenal Kalimantan daripada orang Indonesia. Jangan sampai potensi alam Indonesia lebih diketahui asing. ”Tunjukkan kau kenal karena kau yang punya Kalimantan,” kata Pramono di depan para prajurit dan peneliti muda.

Melihat Sendiri Isolasi di Perbatasan

Di hari hari pertama, bisa dipastikan pastilah semangat para ekspedisi masih menyala, tetapi nanti kalau sudah separuh jalan, barulah semuanya akan bisa lebih jelas. Bagaimana perpaduan wilayah perbatasan yang dibingkai dalam berbagai keterbatasan, baik karena minimnya sarana dan prasarana juga kurangnya perhatian untuk pembangunannya sendiri. Padahal semangatnya dari awal sudah jelas, yakni menjadikan wilayah perbatasan sebagai halaman depan bangsa.

Tim Peneliti Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil-I Sambas diperkuat Tim Geologi dan Potensi Bencana (25/4/) menemukan batu raksasa berbentuk mangkok di Tanjung Datu, Desa Temajok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Batu yang mirip dengan mangkok ini panjang lebih kurang 30 meter dan tinggi 15 meter. Batu ini terbentuk karena hasil pengendapan selama ribuan tahun. Tim  juga mendatangi Batu Bejulang dan goa yang berada tepat di atas punggung Bukit Tanjung Datu. Di goa ini adalah ruangan-ruangan yang terbentuk oleh tumpukan batu pasir yang kemudian menjadi tempat habitat walet. Goa ini berada pada elevasi ± 420 m diatas permukaan laut.

Tim “kehutanan” Lettu Inf Cosmos dan Sertu Setya juga menemukan beberapa pohon yang hampir punah, diduga akibat penebangan liar sekitar akhir tahun 90-an, bekas potongan pohon masih tampak jelas berada di Bukit Tanjung Datu dengan diameter pohon rata-rata 75 cm.

Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 di Kecamatan Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, terdiri dari 12 orang ini dipimpin Wakil Komandan Subkorwil 3 Putusibau Mayor Inf Aidi. Tim ini melakukan penelusuran Tugu J001-Tugu S658, dari pengecekan yang mereka lakukan ternyata ada beberapa Tugu yang hilang atau rusak. Beberapa patok sulit ditemukan karena terkubur. Seperti di koordinat di Tugu S1668. Tim menemukan tepat disebelah Tugu S 1668 terdapat pohon berdiameter 90 cm yang tumbang. Tim kemudian merapikannya, menyingkirkan tanah sehingga nampak kembali. Selama dua hari dalam penelusurannya tim berhasil menemukan 12 Tugu dan 3 Tugu diantaranya tidak dapat ditemukan. Di Malinau EKK-2012 yang terdiri dari 27 anggota TNI, 11 mahasiswa, 1 Karang Taruna dan 1 dosen dari Universitas Mulawarman,  menemukan dua pohon yang  besar dengan ukuran diameter pohon 10 meter dari jenis meranti kuning dan 7 meter dari jenis meranti merah. Tim ini berada di hutan adat (ulayat) Sei Tulang, Kecamatan Mentarang, Kabupaten Malinau, mereka menemukan pula jenis pohon Sang yang digunakan Masyarakat Desa untuk pembuatan kerajinan topi Tradisional. Tim ini juga memasuki Lamin Tonyooi, taman  Budaya Kutai Barat; disini Tim mendapatkan apresiasi dari masyarakat lewat upacara adat. Pemberian gelar adat dilakukan oleh Ketua Presidium Dewan Adat Kutai Barat Yustinus Dullah. Letkol Inf Rafael Granada Baay mendapat gelar Tataau Mengenyaakng Laakng dan Mayor Inf Ferry Irawan  mendapat gelar Tataau Secalokng Ulak. Di Nunukan ceritranya beda pula. Tim EKK-2012 Sub Korwil 5 Nunukan berjumlah 106 personel,  terdiri dari 83 prajurit TNI (AD, AL, dan AU), ditambah 1 dari Pem Prov Kal Tim, 2 dari KNPI, 2 dari Dinas Sosial Kabupaten Nunukan, dan 2 dari Dinas Kehutanan Kabupaten Nunukan, serta 16 orang dari perguruan tinggi lainnya. Tim ini dikelompokkan menjadi unsur komando dan pengendali (kodal), tim penjelajah, dan 4 unit Tim peneliti yakni Unit Kehutanan, Unit Flora dan Fauna, Unit Geologi dan Potensi Bencana Alam, dan Unit Sosial Budaya serta masih ada satu tim lagi bernama Tim Komunikasi Sosial, dan Tim ahli/peneliti yang berasal dari Menwa, Wanadri, dan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Tim-EKK-2012 secara simbolistelah dilepas oleh Wakil Bupati Nunukan Hj Asmah Gani di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, Jumat (13/4/2012) pagi . Acara tersebut juga dihadiri oleh Dandim Nunukan selaku Komandan Sub Korwil 5 Nunukan Letkol Inf Heri Setya dan wakilnya, Mayor Inf Achiruddin, serta masyarakat luas di  Tugu paling timur perbatasan Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik. Batas negara di sini ditemukan ternyata ada beberapa lokasi yang membagi dua rumah-rumah penduduk. Ada rumah warga yang berandanya ada di wilayah Indonesia sementara dapurnya ada di wilayah Malaysia atau sebaliknya. Baca juga Ekspedisi Khatulistiwa 2012 di www.wilayahperbatasan.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun