Mohon tunggu...
Harman Dwi R
Harman Dwi R Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Geologi di Universitas Prisma

Saya adalah dosen Teknik Geologi dengan fokus studi kebencanaan geologi dan juga sumber daya mineral.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Rekam Jejak Kenaikan Muka Air Laut di Indonesia, Selama 20 Juta Tahun Terakhir

18 Juli 2018   20:32 Diperbarui: 31 Maret 2023   08:03 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mengapa air laut bisa naik? Seperti yang kita ketahui definisi dari muka air laut lokal atau eustatik merupakan perbandingan antara tinggi air laut dengan daratan terhadap periode waktu tertentu. Perubahan muka air laut secara global dipengaruhi oleh pergerakan lempeng bumi dan lelehnya es di kutub. 

perubahan tersebut terekam pada data geologi yang menunjukkan kejadian jaman es selama 1 - 5 juta tahun yang lalu (Pleistosen), diikuti pemanasan secara global pada rekaman 1 juta tahun terakhir yang mengakibatkan air laut kembali naik hingga saat ini. Pada abad ke-20 akhir permukaan laut naik sebesar 1-3 mm/tahun namun memasukin abad ke-21 kenaikan muka laut mencapai 3 mm/tahun.

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai mencapai 99.093 kilometer. Bila muka air laut lokal (eustatik) saat ini mengalami kenaikan apa yang akan terjadi?? Tentu akan banyak sekali problem yang akan muncul. 

untuk mengetahui tren perubahan muka air laut terdapat penelitian yang menyatakan bahwa mikrofosil foraminifera dan data geologi berupa stratigrafi dapat merekam perubahan eustatik.

Foraminifera merupakan protista yang terbagi menjadi dua macam yaitu foraminifera bentik dan foraminifera plankton. Foraminifera bentik dapat digunakan sebagai penentu lingkungan kedalaman masa lampau yang nantinya dijadikan sebagai perkiraan eustatik.

Hasil penelitian geologi tersebut menunjukkan proses pendangkalan pada bagian utara Pulau Jawa tepatnya di Kota Rembang, penurunan tersebut terjadi 20 juta tahun yang lalu (Miosen Awal) dengan kedalaman mencapai 0 - 32 meter berdasarkan kehadiran mikrofosil Gunttulina regina dan Quinqueloculina venusta dengan ratio foraminifera sebesar 1-5%. 

kejadian tersebut membuktikan berakhirnya jaman es (Pleistosen) dimana kutub mulai mengalami pencairan. Hal ini yang mengakibatkan muka air laut naik dibuktikan dengan bersamaan proses pengangkatan pulau jawa bagian utara pada 15 juta tahun yang lalu (Miosen tengah). dengan perubahan kedalaman hingga 100 - 170 meter dengan kandungan fosil foraminifera Stilostomella fistuca dan Quinqueloculina seminulum diikuti dengan ratio foraminifera mencapai 50-60%. 

Dengan adanya rekam jejak waktu yang cukup panjang, Indonesia mengalami perubahan eustatik yang signifikan dalam rentang waktu 20 juta tahun. Perubahan tersebut menjadi bukti bahwa adanya perubahan muka air laut, walaupun hingga saat ini banyak orang yang tidak mempercayainya Pemanasan Global namun data geologi dapat menguak dan menjelaskan kejadian tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun