Mohon tunggu...
Harlinton Simanjuntak
Harlinton Simanjuntak Mohon Tunggu... Administrasi - Disciple

Gunung itu tempat terindah merefleksikan keagungan Sang Pencipta. Ayo daki gunung....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Perumpamaan tentang Dirham yang Hilang (Luk. 15:8-10)

6 November 2024   00:01 Diperbarui: 6 November 2024   00:24 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Setelah segala upaya dilakukan dan perempuan itu mendapatkan kembali dirhamnya, dia bersukacita dan berbagi sukacita dengan orang lain. Hal ini menggambarkan bagaimana sukacita yang dihadirkan bilamana orang berdosa bertobat dan kembali kepada Allah. Pertobatan orang berdosa membawa sukacita di surga. Demikian pula di bumi turut merasakan sukacita surgawi ketika orang berdosa bertobat dan berbalik kepada Allah.

Apa artinya untuk kita?

Yesus mengatakan perumpamaan ini untuk menegaskan bahwa Dia datang untuk menyelamatkan orang berdosa (Luk. 19:10) dan Dia mau agar orang percaya bersukacita ketika orang berdosa bertobat yaitu dengan menyambutnya masuk dalam persekutuan orang percaya (Luk. 15:7, 10, 32) serta Dia mau agar orang percaya juga turut terlibat dalam pekerjaan Allah untuk mencari dan menyelamatkan orang berdosa (Luk. 15:4, 8). 

Yesus menggambarkan sukacita-Nya ketika orang berdosa bertobat yaitu dengan menyambut mereka masuk dalam persekutuan orang percaya. Namun, Dia juga menunjukkan bagaimana usaha yang dilakukan-Nya untuk agar orang berdosa bertobat. Dia menunjukkan teladan melalui perumpamaan ini dengan memberitakan Injil, mengajarkan kebenaran firman Allah dan menunjukkan hati-Nya yang terus menginginkan pertobatan orang berdosa (Yeh. 33:11).

Perikop sebelum perumpamaan ini

Pengajaran melalui perumpamaan domba yang hilang (Luk. 15:1-7). Memberikan gambaran yang sama dengan perumpamaan dirham yang hilang. Hal ini dikatakan-Nya sebagai tanggapan atas keluhan orang Farisi dan ahli Taurat yang menganggap diri mereka sebagai orang yang layak menerima anugerah keselamatan dari Allah. Mereka keliru bahwa keselamatan Allah tersedia bagi semua orang yang mau bertobat dan berbalik dari kejahatan dan dosa-dosanya.

Orang percaya harus memberitakan Injil

Tuhan Yesus memberikan suatu teladan kasih yaitu kesediaan-Nya untuk mencari dan menyelamatkan orang berdosa melalui misi agung-Nya (Luk. 19:10). Sebagai pengikut Kristus kita mendapatkan tugas untuk terlibat dalam misi Allah yaitu memberitakan Injil Kerajaan Allah. Perintah Yesus bagi orang percaya adalah memberitakan Injil (Mrk. 16:15). Karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (Rm. 1:16-17). Bagi Paulus, suatu celaka bila tidak memberitakan Injil (1 Kor. 9:16b). Kita dapat memberitakan Injil dimulai dari dalam keluarga kita supaya seluruh anggota keluarga kita turut masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Apa buah dari pemberitaan Injil

Yesus menegaskan bahwa hanya melalui pemberitaan Injil orang berdosa dapat bertobat. Pertobatan orang berdosa pasti menghadirkan sukacita surgawi (Luk. 15:7,10) dan orang percaya harus membawa orang berdosa yang bertobat masuk ke dalam gereja untuk bersama-sama hidup bersekutu dan memuliakan Allah di dalam gereja-Nya (Mat. 28:19-20).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun