Richard A. Muller membukukan tesis Keckermann -- Vera Philosophia cum sacra Theologia nusquam pugnat -- Filsafat yang benar tidak pernah bertentangan dengan teologi suci dalam judul "Keckermann tentang Filsafat, Teologi, dan Masalah Kebenaran Ganda". Keckermann berpendapat bahwa teologi dan filsafat tidak bertentangan, dilandasi oleh beberapa argumentasi di antaranya: 1) kesatuan kebenaran "the truth of theology and philosophy is but one and simple" baginya sesuatu yang benar di dalam filsafat tidak mungkin salah di dalam teologi; 2) tidak ada kontradiksi di dalam metode "there is no contradiction in form and method between philosophy and theology" keduanya dapat saling menggunakan metode analitis; 3) prioritas pada prinsip "the priority of principle over conclusion, of presupposition over subsequent argumentation" ia menegaskan bahwa prinsip di atas kesimpulan-kesimpulan dengan kata lain jika praanggapan-praanggapan teologi dan filsafat tidak bertentangan maka keduanya dapat bersepakat.
Bagi saya: "Philosophy is of the highest utility and greatest necessity to the study of theology: first, to the positive teaching or precepts of theology; second, to theological disputation or controversy, elenctical theology." Merupakan pernyataan Keckermann yang consensus. Saya setuju dan sependapat dengan Keckermann bahwa filsafat sangat berguna bagi studi teologi. Dalam teologi, iman dan logika selalu terlibat. Karena iman pada awalnya bersifat subjektif, logika diperlukan untuk dapat memberi pengaruh kepada orang lain sehingga setuju dengan kesimpulan teologi menjadi iman yang objektif. Sebab, teologi seharusnya dibangun dan disusun sedemikian rupa agar mempengaruhi orang lain dan diterima sebagai sebuah teologi. Logika bagian dari filsafat berfungsi untuk mensistematisasikan teologi. Pada akhirnya, teologi dapat menjadi iman yang subjektif-objektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H