Oleh: Harli Muin
Saya terkejut membaca laporan detik.com tentang sekelompok orang bekerja sebagai pecuri dapat membeli mobil mewah. Tak tanggung-tanggung, mereka membeli mobil Toyota Fortuner. Berbeda dengan pencuri biasanya, pencuri ini terbilang canggih dan unique. Canggih karena menggunakan mobil yang mereka beli dari hasil mencuri, dan unique karena perawakan mereka bukan pencuri. Pencuri perlente begini sangat berbahaya dibandingkan dengan pencuri yang memang mencuri karena miskin. Bukan berarti mencuri dibenarkan.
Bagi saya, para pencuri yang mencuri karena dipaksa oleh keadaan mungkin banyak kita jumpai di Tanah air. Kebanyakan para pencuri macam ini selalu dengan alasan biaya hidup, bayar utang dan atau karena terpaksa tak ada pilihan. Namun apa pun alasannya, orang mencuri adalah melawan hukum, Tapi bagi mereka yang mencuri karena hobi, karena satu pekerja bukan karena terpaksa dan hidup bermewah-mewahan ini yang harus menjadi perhatian Polisi dan para penegak hukum
Kemarin (17/01/2014) Polisi Duren Sawit menangkap para pelaku pencurian dengan berbagai modus yang tak biasa. Mereka dalam beraksi menggunakan mobil mewah yang dibeli dari hasil mencuri, menggunakan pakaian jaz layaknya seorang bos perusahaan, menggunakan safari layaknya seorang abdi Multi Nasional Company dan layaknya seorang pengawal pribadi seorang bos.
Pencuri ini terbentuk dalam satu komplotan dan memiliki kerja sama yang satu dengan lainnya secara rapi. Sebelum mencuri mereka menyelidiki target terlebih dahulu sebelum melakukan aksinya. Itulah sebabnya, pencuri ini kebanyakan menargetkan terhadap rumah-rumah kosong yang tinggalkan pemilik-yang hanya dijaga oleh pembantu rumah tersebut. Sesudah semua informasi lengkap, baru mereka beraksi. Dalam beraksi, pencuri ini selalu mengaku sebagai kerabat pemilik rumah dan atau teman sejawat, dan lainnya.
Meski sasarannya hanya lap top, TV dan barang elektronik serta barang-barang yang nilai jual nya dibawa 100 juta rupiah, tapi hasilnya membuat perampok ini bisa kaya. Kenapa? Karena mereka mencuri paling kurang 2 kali selama satu minggu dan sudah dilakukan selama tugas tahun.
Belum ada informasi yang jelas dari para pencuri ini, kenapa mereka mencuri barang-barang tersebut di atas, namun dari tebakan saya, bahwa mereka meletakkan sasaran barang-barang macam itu, karena tidak susah untuk menjual dan tidak terlalu rumit membawa barang ini kabur. Handphone misalnya, hampir semua Mall di Indonesia menyediakan tempat menjual HP bekas atau biasa ditulis second hand.
Karena pencurian dengan modus ini lebih berbahaya dari pencuri karena kebutuhan, pencuri ini harus dihukum berat lebih berat dari pencuri karena terpaksa. Kenapa, perkerjaan a-moral ini akan memiliki dampak jangka panjang kepada orang lain. Kekhawatirannya, orang-orang membenarkan bahawa pekerjaan mencuri itu salah satu cara untuk mendapatkan uang banyak secara cepat meski tak bermoral. Bagi mereka inilah salah satu cara untuk mendapatkan uang paling besar dan prospek walau-risiko tinggi.
Mungkin juga sudah saatnya mengadopsi wajib pasang CCTV setiap rumah. Caranya adalah dengan mengadopsi protokol CCTV ke dalam building code di tanah air. Saya paham ini mahal, mungkin perlu subsidi dan atau mencari CCTV yang lebih murah. Ini butuh kemauan politik para eksekutif dan para politis di DPR.
Kepada keluarga, hati-hati dalam meninggalkan rumah jauh-jauh. Beritahukanlah ke pembantu untuk jangan menerima sembarang orang> jangan menerima orang-orang yang tidak dikenal dengan baik. Tidak ada orang yang dicuri, kecuali ia lengah, ia pelupa. Akhirnya, berhati-hatilah.@@@@
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H