Mohon tunggu...
Harja Saputra
Harja Saputra Mohon Tunggu... profesional -

http://www.harjasaputra.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sampah dan Wisata, Masalah Klasik Tak Bertepi

20 Juni 2012   02:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:46 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_183621" align="aligncenter" width="517" caption="Sampah di pinggir danau Jagara Kuningan Jabar (harjasaputra)"][/caption] Bosan bicara masalah sampah? Mungkin itu yang sering terlontar ketika kita membicarakan masalah sampah. Masalah klasik dari dulu sampai kini yang masih juga menghantui pemandangan di lingkungan sekitar kita. Juga di tempat wisata. Tempat wisata yang tujuannya menarik wisatawan dari luar kota atau dari wisatawan asing untuk meningkatkan devisa dan pendapatan daerah, seringkali masalah kebersihan dan sampah terlupakan. Uangnya berebut tapi kebersihan tidak diperhatikan. Mulai dari jalur transportasi yang menuju tempat wisata tersebut yang kotor, sampah di mana-mana, sampai dengan di tempat wisata yang dituju, sampah masih banyak terlihat. [caption id="attachment_183622" align="aligncenter" width="448" caption="Bagaimana ceritanya ada jemur kasur di stasiun kereta api?"]

1340158941114394157
1340158941114394157
[/caption] Foto di atas diambil di stasiun Depok baru, salah satu stasiun padat dan yang banyak digunakan untuk menuju tempat wisata baik di Bogor maupun di wilayah Jakarta. Tapi alangkah kotornya stasiun ini. Terlihat kepulan asap dari sampah yang dibakar dan tak tahu bagaimana ceritanya ada kasur yang teronggok di pinggir rel kereta. Apakah kasur itu dibuang atau lagi dijemur, yang pasti terlihat sekali kumuhnya. [caption id="attachment_183624" align="aligncenter" width="487" caption="Bandara Ngurah Rai di Bali yang terlihat onggokan rongsokan tak terpakai merusak pemandangan (harjasaputra)"]
13401591201582030153
13401591201582030153
[/caption] Bukan hanya di stasiun kereta api, bahkan di bandara, dan di Bandara--yang katanya--Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, sampah merupakan fenomena yang banyak ditemukan. Lihat saja foto di atas, di saat penumpang pesawat turun disajikan pemandangan yang kurang enak dipandang. Sampah yang berupa rongsokan dari garbarata dan kereta barang yang tak terpakai masih saja dibiarkan penuh di sisi bandara, merusak pemandangan. Bayangkan, yang datang adalah para turis asing, dikemanakan citra wisata kita jika melihat begini. [caption id="attachment_183625" align="aligncenter" width="478" caption="Kondisi pantai yang tak terurus di pantai Amahami Kota Bima (harjasaputra)"]
13401593371593840316
13401593371593840316
[/caption] [caption id="attachment_183626" align="aligncenter" width="484" caption="Masih di pantai Amahami yang kurang terurus, sampah di pinggir pantai dibiarkan (harjasaputra)"]
1340159585190941223
1340159585190941223
[/caption] [caption id="attachment_183627" align="aligncenter" width="448" caption="Kayu tak terpakai dibiarkan tergolek di sisi pantai Amahami (harjasaputra)"]
1340159690180572797
1340159690180572797
[/caption] Ketika saya ke Kota Bima, banyak berhenti di pantai Amahami. Pantai ini merupakan andalan dari Kota Bima, banyak digunakan sebagai tempat nongkrong bagi yang berkunjung ke Kota Bima. Tetapi kondisi pantai sangat tidak terurus. Sampah dari laut tidak dibersihkan. Yang ada bukan menonton keindahan pantai tapi menonton penduduk yang sedang memunguti kerang di sela-sela kotornya sisi pantai. [caption id="attachment_183628" align="aligncenter" width="448" caption="Budaya membuang sampah ke kali masih banyak, kali di Kab Dompu NTB (harjasaputra)"]
1340159749380729548
1340159749380729548
[/caption] [caption id="attachment_183629" align="aligncenter" width="464" caption="Pantai Anyer yang masih kotor (harjasaputra)"]
13401598001616164056
13401598001616164056
[/caption] Bukan hanya di daerah saja yang kondisi pantainya tidak terurus, di Anyer yang dekat dengan Jakarta pun begitu. Pinggir pantai bahkan di tempat parkir sampah-sampah berserakan. Masuknya saja mahal, per mobil 30 ribu tapi kebersihan tidak diperhatikan. Benar-benar potret buram (dalam arti yang sesungguhnya) wisata kita. Kebersihan di tempat wisata maupun moda transportasi yang menuju ke tempat tersebut harus diperhatikan. Belum lagi jalanan yang sangat jelek menuju Anyer benar-benar menyiksa. Bagaimana orang mau berkunjung lagi jika kondisinya demikian? Menjadi renungan bersama.**[harjasaputra]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun