Mohon tunggu...
Harja Saputra
Harja Saputra Mohon Tunggu... profesional -

http://www.harjasaputra.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membaca Sinyal "Serah Terima Jabatan" SBY kepada Prabowo

5 Juli 2014   06:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:25 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14044872961494079734

[caption id="attachment_314071" align="alignnone" width="631" caption="Pesan SBY terhadap Prabowo (live TV One)"][/caption]

Mengejutkan mendengar pesan-pesan SBY terhadap Prabowo-Hatta yang disampaikan di kediaman pribadi Cikeas, malam ini (4/7/2014). Ada 5 pesan yang disampaikan SBY:

1. Memimpin negeri ini harus sangat sabar. Sabar saja tidak cukup, harus juga tegar dan kuat.

2. Pemimpin harus berikhtiar penuh. Bekerja untuk rakyat. Persoalan tak ada habisnya. Bekerja pun dikritik. Tapi tidak boleh berhenti bekerja, bekerja dan berikhtiar, pasti ada yang dihasilkan. Tidak boleh reaktif karena akan menciptakan politik tidak stabil. Jika politik tidak stabil ekonomi lumpuh dan rakyat juga yang rugi.

3.  Mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya. Harus meletakkan kepentingan partai setelah kepentingan rakyat, kepentingan kelompok setelah kepentingan rakyat, apalagi kepentingan keluarga, harus setelah kepentingan rakyat.

4. Mengesampingkan persaingan selama Pilpres jika akhirnya terpilih memimpin negeri ini. Prabowo-Hatta tak boleh mengesampingkan kubu yang berseberangan.

5. Tetap menghormati kebebasan di alam demokrasi.

Pesan SBY tersebut menarik karena hal ini menyimpan pesan tersembunyi. Bahkan, di media sosial banyak pihak menilai pesan SBY tersebut disampaikan dengan bahasa lugas dan layaknya pidato "Serah Terima Jabatan (Sertijab)".

Sebelumnya, SBY netral, diam meskipun Partai Demokrat sudah resmi mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Namun kini dari penyampaian pesan tersebut publik sangat gamblang dan bisa menangkap jelas ke mana arah SBY.

Fenomena ini mengingatkan saya pada cerita di dunia pewayangan, yaitu pada cerita "Petruk Dadi Ratu". Secara singkat kisah pewayangan itu seperti ini: Petruk adalah punakawan, simbol dari rakyat. Ia berhasil menjadi raja namun kemudian chaos dan Semar turun tangan.

Semar di setiap cerita pewayangan selalu menjadi juru damai. Datangnya selalu terakhir. Senjata Semar apa coba? Ia tidak banyak bicara. Datang dan, maaf-maaf, lalu Kentut. Namun kentutnya itu bisa mengalahkan para buta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun