[caption id="attachment_183340" align="aligncenter" width="546" caption="Danau di Kampus UI diambil dengan kamera infrared (harjasaputra)"][/caption] Foto di atas sekilas seperti pemandangan di luar negeri di saat musim semi, padahal itu di Indonesia, tepatnya di Kampus UI Depok. Fotonya kenapa seperti itu, apakah diolah digital? Bukan, itu karena menggunakan kamera infrared. Olah digital hanya pengaturan hue, saturation, dan swap channel standar saja. Kamera infrared saat ini banyak digunakan, terutama untuk foto dalam kategori "art". Keunggulannya di warnanya yang kaya. Tidak seperti foto biasa yang merekam gambar sesuai aslinya, foto infrared bisa dirubah warnanya sesuai dengan selera. "Salah warna" sebagai ciri khas foto infrared. Dikarenakan salah warna atau tidak sesuai dengan aslinya, foto infrared tidak bisa masuk ke kategori foto "jurnalistik". Foto infrared bisa dilakukan dengan menambah filter infrared di depan lensa kamera atau dengan "oprek"Â (membuka bodi kamera lalu mencabut hot mirror yang meredam cahaya infrared dari obyek dan digantikan dengan elemen lain). Meskipun saat ini jasa oprek kamera menjadi kamera infrared masih lumayah mahal, berkisar dari 1 sampai 2 juta rupiah. Hasil jepretan kamera oprek dengan filter biasa sangat berbeda, lebih baik dengan oprek, karena jika dengan filter kecepatan kamera menjadi sangat lambat. Kelemahannya garansi resmi dengan sendirinya menjadi tidak berlaku karena mesin dibuka sehingga segel garansi rusak. Karena kelemahan inilah banyak orang yang memanfaatkan kamera lama untuk dioprek menjadi kamera infrared. [caption id="attachment_183342" align="aligncenter" width="533" caption="Jalan di kampus UI Depok (harjasaputra)"]
[/caption] [caption id="attachment_183343" align="aligncenter" width="561" caption="Masih di kampus UI (harjsaputra)"]
[/caption] [caption id="attachment_183344" align="aligncenter" width="561" caption="Gedung Kompas Gramedia dijepret dari lantai 24 (harjasaputra)"]
[/caption] Prinsip utama kamera infrared adalah membuka sensor kamera untuk cahaya infrared yang dipantulkan oleh semua benda yang terkena sinar matahari. Setiap benda ketika terkena sinar matahari memantulkan warna-warna yang berbeda. Jika warna dominannya hijau seperti daun maka daun memantulkan cahaya dan tertangkap oleh mata dan kamera dan direkam sebagai warna hijau. Tetapi di luar warna-warna itu sesungguhnya setiap benda memantulkan warna infrared tetapi intensitasnya tidak terlihat. Baru terlihat jika warna dasar diblok maka warna infrared akan terlihat. Berkat teknologi yang berkembang warna infrared kini bisa ditangkap oleh kamera secara mudah. Dari tiga foto di atas terlihat bahwa foto dengan kamera infrared daun akan berubah menjadi kuning, putih dan warna-warna lain sesuai selera. Memberikan sentuhan yang berbeda dan unik pada foto. Cara pengambilan gambar sama dengan cara foto biasa. [caption id="attachment_183347" align="aligncenter" width="540" caption="Gedung Nusantara 1 DPR-RI (harjasaputra)"]
[/caption] [caption id="attachment_183348" align="aligncenter" width="569" caption="Rantion pohon menguning (harjasaputra)"]
[/caption] [caption id="attachment_183349" align="aligncenter" width="583" caption="GBK dan gedung-gedung bertingkat (harjasaputra)"]
[/caption] [caption id="attachment_183351" align="aligncenter" width="595" caption="Daun yang berwarna perak dan wajah ayu (harjasaputra)"]
[/caption] Karena kaya dengan warna, kamera infrared dengan prinsip "salah warna"-nya
(false color), kini banyak digunakan selain pada foto landscape juga pada modelling dan terutama foto pre-wedding. Setiap orang tentunya ingin memiliki foto yang bagus dan berbeda dari yang lain, maka pilihan foto infrared salah satunya. Karena kamera infrared ini berbeda dan paten ditanam di body kamera, kelemahannya jadi kemana-mana harus bawa body kamera dua: satu untuk foto normal dan satu untuk infrared. Lebih banyak digunakan untuk foto landscape. Berat dan agak repot memang, tapi namanya juga iseng-iseng
hobi. Daripada ngisengin tetangga mending iseng jeprat-jepret. Betul?**[harjasaputra]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya