Mohon tunggu...
Haris Haq
Haris Haq Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Sebaiknya "Wait and See"

6 Maret 2018   12:46 Diperbarui: 6 Maret 2018   12:58 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://news.detik.com

Tanpa terasa gelaran pilpres sudah semakin dekat, partai-partai pilitik pun sudah mulai mengusung jagonya masing-masing baik sebagai capres maupun sebagai cawapres. PDIP sebagai partai pengusung Jokowi sejak menjadi walikota Solo juga sudah secara resmi mendeklarasikan dukungan kembali dan memberikan tiket untuk Jokowi maju kembali sebagai capres. Beberapa partai lain seperti  golkar, nasdem, hanura  bahkan sudah jauh hari terlebih dulu menyuarakan dukungan kepada sang petahana. Beberapa partai juga sudah mulai menyebarkan baliho atau menyuarakan ketua umumnya atau  tokoh partainya untuk menjadi cawapres  semisal PKB yang menjagogan Cak imin, PPP mengusung  Romahurmuzy, Hanura menyerukan Wiranto mendampingi Jokowi ataupun PAN yang mendorong bang Zul maju.

Sementara Prabowo Subiyanto sebagai penantang terkuat Jokowi walaupun menurut beberapa survey elektabilitasnya jauh di bawah petahana belum memberikan jawaban yang tegas apakah akan kembali maju sebagi capres mengulang pilpres 2014, walaupun tokoh-tokoh gerindra seperti Fadli zon ataupun Ferry juliantoro sudah secara tegas akan mengusung Prabowo sebagai capres.

Ketidakjelasan sikap Prabowo ini menurut saya memang sudah tepat, Peabowo memang sebaiknya wait and see, menunggu dan melihat perkembangan situasi trelebih dahulu karena disamping masa pendaftaran capres cawapres masih lama, PS juga berhitung dengan banyaknya  kemungkinan-kemungkinan yang ada, melihat plus minusnya  sambil menunggu dan mencermati  perkembangan politik yang dinamis.  Prabowo sudah semakin belajar dari pilpres sebelumnya yang kurang tenang dalam menghadapi keadaan dan sering grusa grusu langkahnya.

Prabowo harus berhitung dengan opsi  apakah seandainya kembali maju  akan bisa mengungguli Jokowi yang posisinya sudah semakin kuat dengan kekuasaan di tangan tentu lebih mudah memenangkan pilpres mendatang.  Kalopun opsi menjadi capres yang dipilih maka Prabowo harus siap waktu, tenaga, pikiran untuk berkampanye yang melelahkan dengan usia yang sudah semakin tua. Prabowo juga harus siap untuk kembali mendapat serangan-serangan isu yang sama seperti di pilpres 2014 seperti isu 98, pelanggaran HAM, prestasi, jendral pecatan dll.

Jika memang Prabowo sudah yakin dengan keputusannya menjadi capres, PS juga harus  mampu memilih cawapres yang bisa mengangkat elektabilitasnya. Pilpres 2014 bisa dijadikan pelajaran ketika Hatta Rajasa yang menjadi cawapres dari luar jawa dengan harapan dapat meraih suara di luar jawa ternyata gagal mendulang banyak suara.  Prabowo-Hatta hanya unggul tipis di Sumatra selatan yang menjadi tempat asal Hatta rajasa sementara sebagian propinsi lain di Sumatra Jokowi-JK malah unggul. Bandingkan dengan JK yang bisa menang telak di daerah asalnya Sulawesi selatan padahal saat itu gubernur sulsel dipegang golkar yang menjadi koalisi Prabowo hatta. Pun di propinsi lain di Sulawesi  kecuali di Gorontalo, Jokowi-JK bisa menang dengan nama Jk yang berasal dari Sulawesi.

Opsi kedua bila ide memasangkan Jokowi-Prabowo yang sempat dilontarkan wasekjen PDIP Ahmad Basarah dan ketua DPR Bamsut benar-benar terwujud demi mengikis  friksi tajam pilpres 2019. PS juga masih beretorika ketika ditanyakan ide memasangkannya sebagi cawapres Jokowi, hanya Fadli zon yang menampiknya dengan keras karena berbeda haluan. Tapi politik di Indonesia sangat cair dan dinamis, tidak ada yang tidak mungkin demi kepentingan dan kekuasaan semua bisa terjadi.  Andai Prabowo tergoda menjadi  cawapres Jokowi dengan menghadapi koalisi misal Demokrat, PKB dan PAN kemungkinan besar akan menang dan masuk ke pemerintahan.  Tapi  resikonya PS akan menjadi  bahan bullian karena rela menurunkan posisinya hanya menjadi cawapres dan sebagian pendukungnya yang tidak suka dengan petahana akan meninggalkanya dan kemungkinan suara Gerindra akan menurun.

Opsi ketiga adalah bila Prabowo memutuskan tidak maju capres ataupun cawapres.  Opsi ini bisa benar terjadi seperti disampaikan Desmond mahesa yang mengatakan Prabowo menolak maju capres karena sudah tua, biar yang lebih muda saja. Artinya PS akan menjadi king maker seperti Megawati yang bekerja di belakang layar mendudukan jagonya untuk bertarung di pilpres nanti. Ini bisa jadi pilihan terbaik dan akan mengangkat namanya  karena berarti bukan ambisi menjadi  presiden yang menjadi tujuannya.  Ditambah lagi dua kali kegagalanya di pilpres sebelumnya juga bisa menjadi beban.

Apalagi Prabowo juga sudah terbukti cukup berhasil menjadi king maker di beberapa pilgub menempatkan jago yang didukungnya memenangi  pilgub  beberapa tahun ke belakang.  Diantara jago pilihannya yang dikasih tiket berhasil menjadi gubernur tentu yang paling fenomenal di DKI, tapi sebetulnya di beberapa provinsi lain pun Prabowo sukses menempatkan jagonya menjadi gubernur baik sebagai partai utama maupun sebagai partai pendukung diantaranya di Kalsel, Kalteng,  Kepri, Bengkulu, Bangka Belitung, Banten, Sulteng dan Sulbar. Pilkada serentak tahun ini bisa menambah daftar gubernur yang berhasil maju dari tiket Prabowo.

Mencari tokoh yang kapabel untuk maju pilpres menantang petahana bisa dilakukan dengan menggandeng koalisi dengan partai lain diantaranya dengan PAN, PKS,PKB ataupun Demokrat. Semakin banyak partai yang digandeng akan semakin besar pula peluang mengalahkan petahana. Khususnya  lakukan pendekatan yang intensif dengan PKB karena suara nadhliyin di jawa yang besar cukup menentukan.  Usahakan hanya ada 2 paslon saja yang maju pilres supaya peluang mengalahkan petahana semakin terbuka dan duit negara juga tidak banyak terbuang untuk pilpres dua  putaran . Jangan hiraukan berbagai survey yang muncul karena terbukti di pilkada DKI dan Banten saja banyak survey yang tidak sesuai dengan hasil pilihan rakyat. Saat awal pilkada di kedua daerah itu juga petahana diunggulkan dengan persentase yang jauh tapi kenyataanya bisa dikalahkan juga.

Waktu yang tersedia cukup bisa dipakai untuk memperkenalkan  dan mempopulerkan capres dan cawapres yang dipilih bersama dengan musyawarah antar partai koalisi. Sebetulnya ada cukup calon yang kapabel untuk menantang petahana asalkan bisa dikemas baik untuk menarik pilihan rakyat.  Pilihan pertama bisa Gatot Nurmantyo, mantan panglima TNI ini cukup mewakili kelompok penantang petahana dengan sikapnya selama ini, apalagi dengan nasibnya yang boleh dibilang disingkirkan penguasa sebelum masa jabatanya habis bisa menarik simpati rakyat, beliau juga cukup dikenal masyarakat luas. Anies baswedan , ataupun Rizal Ramli juga bisa menjadi opsi untuk menjadi capres.

Prabowo dan partai koalisinya juga harus mencermati siapa cawapres yang akan diajak Jokowi mendampinginya, jadi bisa mengcounter untuk menghadapinya.  Bila Jokowi menggandeng tokoh luar jawa seperti JK kembali, koalisi penantang petahana bisa menawarkan cawapres buat cak Imin yang berhasrat maju. Tapi kalo cak imin ditarik jokowi menjadi cawapres, koalisi bisa menempatkan tokoh dari luar jawa yang bisa menaikan elektabiltas merata, jangan hanya di satu provinsi saja misalkan Abraham Samad yang cukup dikenal sebagai tokoh pemberantasan korupsi, TGB atau Syahrul yasin limpo juga bisa menjadi opsi tokoh luar jawa. Seandainya Jokowi memilih kader internal PDIP sendiri semisal Puan ataupun memilih tokoh militer seperti Wiranto atau Moeldoko  ataupun  menggandeng kalangan professional seperti Sri mulyani dengan asumsi elektabilas Jokowi yang tinggi, koalisi penantangnya akan lebih mudah mengotak atik capres dan cawapres yang akan diajukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun