Mohon tunggu...
Hariyono Spdmm
Hariyono Spdmm Mohon Tunggu... -

Pengajar sebuah PTS di Kota Nganjuk

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Isu Strategis PT

6 November 2010   19:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:48 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pengembangan organisasi merupakan bagian penting dalam sistem pendidikan di PT. Hal ini karena mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan pencapaian tujuan perguruan tinggi, khususnya pengembangan organisasi yang menyangkut persepektif keuangan, costumer, proses bisnis/jasa pendidikan, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Di dalam rangka pengembangan organisasi, PT hendaknya mengopti-malkan layanan pendidikan dengan  potensi sumber daya yang ada sesuai dengan tuntutan lingkungan internal dan eksternal.

Beberapa isu penting soal bagaimana seharusnya sebuah universitas merespons perkembangan sosial budaya masyarakat juga harus diperhatikan. Isu tentang strategi kolaborasi yang harus dijalankan oleh universitas, strategi pendanaan, dan pentingnya memikirkan segmentasi yang bersinergi dengan bursa kerja merupakan keharusan yang perlu dipikirkan, direncanakan, dan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan (Zusman, 1999).

Memperhatikan 3 Pilar Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional, yaitu (1) pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Kemudian diperhatikan pula tiga isu strategis yang tertuang dalam Dokumen HELTS (Higher Education Long Term Strategy) 2003-2010 Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, yaitu (1) dayasaing bangsa, (2) otonomi dan desentralisasi, dan (3) kesehatan organisasi, juga merupakan isu strategis yang digunakan sebagai dasar dalam menyusun Rencana Strategis Perguruan Tinggi

Ada tiga isu utama Perguruan, yaitu (1) penyehatan organisasi dan manajemen, (2) otonomi, dan (3) peningkatan daya saing regional dan nasional.

Penggunaan pendekatan dan tolak ukur LRAISE (leadership, relevance, academic atmosphere, internal management, sustainability, eficiency and productivity) secara bertahap dilaksanakan penjabaran dari ketiga isu strategis ke dalam kebijakan‑kebijakan. Terdapat enam bidang kebijakan dasar Perguruan Tinggi, yaitu (1) Organisasi dan Manajemen, (2) Pengembangan Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan, (3) Pengembangan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, (4) Pengembangan Kerjasama dan Kemitraan, (5) Sarana dan Prasarana, 6) Keuangan dan Badan Usaha Universitas.

Kesadaran tentang paradigma instruksional lembaga pendidikan kita juga tampaknya perlu digeser menjadi paradigma pembelajaran yang mengedepankan keberagaman model belajar dan multiple intelligences. Pada titik ini, peran dosen dan tenaga pengajar lainnya menjadi sangat penting. Karena itu, dosen dan tenaga akademis di setiap lembaga pendidikan tinggi dituntut untuk memiliki kemampuan, pengetahuan, dan keahlian dalam memutuskan bagaimana dapat membantu mahasiswa belajar secara maksimal. Perubahan paradigma pembelajaran ini juga membawa konsekuensi logis kepada universitas untuk melakukan program-program penyegaran dan pelatihan yang dapat memacu kreativitas pembelajaran (Kezar, 2000).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun