Mohon tunggu...
HARIYOL HARIYOL
HARIYOL HARIYOL Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

perkenalkan saya hariyol, salah satu mahasiswa Semester 5 di IPB University. Saya memiliki hobi membaca, olahraga dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelusuri Jejak Tradisi Pertanian Warisan Prabu Siliwangi di Kampung Adat Urug, Kearifan Lokal di Tengah Modrenisasi

9 Juli 2024   20:20 Diperbarui: 9 Juli 2024   20:29 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Reformist Agriculture Melakukan Wawancara dengan Tetua Adat Urug Bawah Sumber : Doc.Pribadi

     "Sebenarnya yang awal ada adalah urug tengah, kemudian karena terlalu padat sehingga dipecah lah menjadi dua urug lagi yaitu Urug Bawah dengan leluhur Abah Ukat dan Urug Atas dengan leluhur Abah Kudil. Dari tradisi pertaniannya tetap sama aja, cuman diwaktunya aja berbeda, kadang ikut menurut abah ukat, kadang mengikut yang saya tetapkan", ujar Abah Harjo selaku tetua adat Urug Tengah.           

    Abah Harjo mengatakan bahwa padi yang biasa ditanam di Urug Tengah diantaranya, padi merah, putih, dan hitam. Hal ini berdasarkan anjuran yang diwariskan oleh Prabu Siliwangi, dan hal tersebut masih tetap dijalankan oleh masyarakat terkhusus Abah Harjo selaku tetua adat Urug Tengah. Hal menarik lainnya yaitu, setiap acara tradisi pertanian baik itu sedekah ka bumi maupun seren taun, semua penduduk asli Kampung Adat Urug yang berada di luar kampung harus pulang meskipun jaraknya itu jauh. Bagi yang tidak pulang, akan ada saja musibah atau kejadian yang menimpa, menurut kepercayaan tetua adat di Kampung Adat Urug.

Terakhir Tim Reformist Agriculture mewawancarai Abah Kudil selaku tetua adat Urug Atas. Abah Kudil mengatakan bahwa ia juga merupakan keturunan dari prabu siliwangi. Namun, tidak tahu keturunan keberapa dari prabu siliwangi. Petani di urug atas ini, tidak sebanyak yang di urug bawah dan tengah. Hal ini disebabkan banyaknya pemudah urug atas yang memilih merantau ke kota untuk bekerja.

"Di urug Atas petaninya udah agak mulai berkurang, banyak yang memilih merantau ke kota untuk bekerja. Tapi petani tua tetap masih ada dan masih menjalankan tradisi pertanian yang ada. Kalau Abah sendiri tetap menanam padi sekali setahun, karena itu merupakan warisan leluhur yang harus tetap dipertahankan, Untuk masyarakat sendiri, abah membebaskan , mereka mau bertani sekali atau lebih dalam setahun Abah  memperbolehkan saja',Ujar Abah Kudil selaku tetua adat Urug atas.

Untuk tradisi pertanian di urug atas masih tetap dijalankan oleh masyarakat dan abah kudil sendiri. Terkait waktu pelaksanaan tradisinya abah kudil mengikuti putusan dari urug bawah atau atas. Karena pada dasarnya urug atas merupakan pecahan dari urug atas, jadi segala ketentuan terkait pelaksanaan tradisi ada sebagian besar mengikuti keputusan dari tetua adat urug tengah atau urug bawah.

Hasil dari pertemuan dan diskusi dengan tetua adat bisa menjadi informasi dan pengetahuan bagi tim reformist agriculture dalam menjawab tujuan-tujuan dari riset sosial humaniora yang sedang dilaksanakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun