Mohon tunggu...
Hariyanto Imadha
Hariyanto Imadha Mohon Tunggu... wiraswasta -

A.Alumni: 1.Fakultas Ekonomi,Universitas Trisakti Jakarta 2.Akademi Bahasa Asing "Jakarta" 3.Fakultas Sastra, Universitas Indonesia,Jakarta. B.Pernah kuliah di: 1.Fakultas Hukum Extension,UI 2.Fakultas MIPA,Universitas Terbuka 3.Fakultas Filsafat UGM C.Aktivitas: 1.Pengamat perilaku sejak 1973 2.Penulis kritik pencerahan sejak 1973

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Psikologi: Pendapat-pendapat yang Ngawur Tentang Premanisme

9 April 2013   18:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:27 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PREMANISME di Indonesia semakin lama semakin marak. Tentu sangat meresahkan masyarakat karena perbuatan mereka sangat mengganggu. Antara lain, meminta uang, memeras, memaksa, merampas, merampok, melukai dan bahkan membunuh. Sudah banyak usaha pihak yang berwenang untuk menanggulangi premanisme, namun hasilnya masih sangat jauh dari memuaskan.

Apakah premanisme itu?

Preman berasal dari kata "free man", yang artinya "orang bebas", "laki-laki bebas", "manusia bebas". Maksudnya, bebas berbuat apa saja. Jadi, premanisme adalah sebuah "aliran" yang dimiliki seseorang atau sekolompok orang untuk bebas berbuat apa saja sesuka hati mereka.

Pendapat-pendapat yang ngawur tentang premanisme.

Orang yang tidak faham teori-teoti psikologi seringkali berpendapat ngawur. Antara lain:

-Preman itu ada karena sejak lahir memang sudah punya watak atau karakter premanisme

-Preman itu terjadi karena kedua orang tuanya tidak bisa mendidik dengan baik

-Preman itu memang sudah menjadi hobi dan bakat mereka

-Preman itu ada karena mereka berpendidikan rendah

-Preman itu orang bodoh

-Preman itu ada karena takdir

-Preman sulit dihilangkan, oleh karena itu sebaiknya ditembak mati saja.

Pendapat-pendapat yang benar tentang premanisme

Daru sudut psikologi, keberadaan preman tidaklah terjadi secara tiba-tiba, melainkan ada awal mulanya.

-Semula mereka berangkat dari daerah menuju ke kota besar untuk mencari pekerjaan, baik formal maupun nonformal.

-Namun karena sulitnya mencari kerja, maka mereka berusaha mencari uang dengan cara yang baik-baik. Misalnya menjadi pengamen, jasa pembersih kaca mobil menggunakan kemoceng/sulak, dan pekerjaan mandiri lainnya.

-Namun, karena hasilnmya tidak cukup untuk makan sehari-hari, maka merkapun meningkat sebagai pemalak. Walaupun tetap sebagai pengamen, atau pembersih kaca mobil, namun cara mereka cenderung memeras.

-Sebagian kemudian berkembang menjadi "backing" kecil-kecilan pedagang kaki lima (PKL) atau para pemilik toko

-Ada yang berkembang menjadi tenaga debt collector baik resmi maupun tidak resmi

-Sebagian bergabung menjadi komunitas yang menguasai wilayah, baik wilayah parkir liar ataupun wilayah pungli, wilayah perdagangan narkoba, wilayah perjudian, wilayah lokalisasi PSK,dll.

-Dan meningkat lagi menjadi pemeras atau pemalak yang menggunakan senjata.

-Dengan senjatanya semula hanya berniat menakut-nakuti saja. Kemudian berkembang menjadi menusuk saja. Namun akhirnya membunuh.

Pendapat yang sangat ngawur

Ada yang berpendapat bahwa premanisme tidak mungkin dihilangkan, oleh karena itu mereka harus di-petruskan saja. harus ditembak mati. Harus dibunuh. Tentu, ini merupakan orang yang logikanya tumpul, bodoh dan menyesatkan. Sebab, sebagai negara hukum, semuanya harus diproses secara hukum.

Premanisme ada kelasnya

Ada pandangan yang keliru, seolah-olah preman itu hanya ada di kelas bawah. Padahal, ada tiga golongan premanisme.

1.Premanisme di kalangan rakyat

2.Premanisme di kalangan yudikatif

3.Premanisme di kalangan eksekutif

4.Premanisme di kalangan legislatif

ad.1.Premanisme di kalangan rakyat

Yaitu premanisme di kalangan oknum rakyat, terutama akibat kesulitan ekonomi karena sulitnya mencari uang dan mencari pekerjaan yang layak dengan upah yang layak. Mereka terjebak dalam situasi terpaksa. Ada premanisme perorangan, ada premanisme komunitas dan ada premanisme berkedok ormas.

ad.2.Premanisme di kalangan yudikatif

Yaitu premanisme di kalangan oknum penegak hukum. Mereka memperjualbelikan hukum bukan karena terpaksa, tetapi karena nafsu serakah. Para penegak hukum ini juga termasuk di kalangan oknum TNI-Polri.

ad.3.Premanisme di kalangan eksekutif

Yaitu premanisme di kalangan oknum pemerintah. yaitu praktek-praktek KKN di kalangan penguasa, termasuk menteri, gubernr, bupati, walikota dan seterusnya. Mereka adalah premanisme berdasi.

ad.4.Premanisme di kalangan legislatif

Yaitu premanisme di kalangan oknum pembuat undang-undang, sebagai akil rakyat, sebagai anggta DPR. Mereka melakukan pemerasan ke BUMN-BUMN, memonopoli proyek, korupsi, menggarong uang APBN dan tindakan-tindakan premanisme lainnya.

Logika-logikayang ngawur tentang premanisme

-Oleh karena itu, adalah pendapat-pendapat yang ngawur kalau dikatakan premanisme ada karena sejak lahirnya mereka memang sudah punya karakter sebagai preman.

-Lebih ngawur lagi kalau ada yang berpendapat bahwa para preman itu sebaiknya ditembak atau dibunuh saja.

-Sangat ngawur lagi kalau ada orang yang membela oknum kopassus yang menembak tahanan di LP Cebongan dengan alasan karena yang ditembak adalah preman. Ini sebuah logika yang sangat bodoh dan sangat menyesatkan.

Logika yang benar soal hukuman mati.

-Hukuman mati itu hanya bisa dibenarkan apabila dalam keadaan perang, membela diri, sesuai undang-undang atau sesuai hukum Islam sesudah melalui serangkaian sistem dan prosedur yang benar.

Premanisme tanggung jawab negara

Apapun alasannya, apapun tingkatannya premanisme, baik premanisme di kalangan rakyat, yudikatif, eksekuti maupun legislatif, adalah merupakan tanggung jawab negara. Tegasnya, tanggung jawab pemerintah. Tepatnya lagi, tanggung jawab kepala pemerintahan atau presiden.

Solusi

1. Pendekatan hukum: Bagi preman yang melakukan perbuatan kriminal memang perlu dikenakan sanksi hukum, antara lain dimasukkan di LP. Di LP mereka akan mendapatkan pembinaan-pembinaan karakter. Bahkan diajarkan beberapa macam keterampilan yang bermanfaat. Juga ada pencerahan-pencerahan spiritual.

2.Pendekatan psikologis: Bagi yang tidak melakukan tindakan kriminal, atau tidak terbukti tidak melakukan tindakan kriminal, atau mantan preman atau mantan napi yang sudah insyaf, berlu diberi pembinaan, pendidikan, pencerahan dan pelatihan-pelatihan yang bermanfaat, sesuai minat dan bakat mereka masing-masing. Jika perlu diberi modal usaha yang cukup.

Kesimpulan

Hanya orang yang tidak faham psikologi, ilmu hukum dan ilmu logika yang mempunyai pendapat-pendapat yang ngawur tentang premanisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun