Mohon tunggu...
Hariyanto Imadha
Hariyanto Imadha Mohon Tunggu... wiraswasta -

A.Alumni: 1.Fakultas Ekonomi,Universitas Trisakti Jakarta 2.Akademi Bahasa Asing "Jakarta" 3.Fakultas Sastra, Universitas Indonesia,Jakarta. B.Pernah kuliah di: 1.Fakultas Hukum Extension,UI 2.Fakultas MIPA,Universitas Terbuka 3.Fakultas Filsafat UGM C.Aktivitas: 1.Pengamat perilaku sejak 1973 2.Penulis kritik pencerahan sejak 1973

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Psikologi: Beberapa Gagasan yang Keliru untuk Mencegah dan Mengatasi Terjadinya Tawuran

28 September 2012   02:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:34 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1348799707297768560

TAWURAN tidak hanya terjadi antar pelajar, mahasiswa tetapi juga antarwarga. Namun, artikel ini membatasi pada tawuran antarpelajar sebab frekuensinya lebih banyak. Tawuran antarpelajar sebagian besar terjadi di kota-kota besar, terutama Jakarta. Tawuran pada umumnya terjadi antarsekolah.

A.Sekitar tawuran

Apakah tawuran itu?

Tawuran adalah perkelahian massal yang menggunakan senjata apa saja baik sebagai pihak penyerang maupun pihak yang diserang dengan cara-cara kekerasan dengan tujuan mengalahkan pihak lawan tanpa memperhitungkan akibat-akibat hukum dan akibat-akibat lainnya.

Kenapa tawuran?

Penyebabnya banyak. Mulai dari saling mengejek, rebutan pacar, kalah dalam pertandingan olah raga, saling pandang, salah paham, rasa tidak suka yang tanpa sebab, merasa lebih superior, membalas dendam, dan sebab-sebab lainnya yang pada umumnya merupakan masalah sepele.

Haruskah tawuran?

Kenapa tidak harus dibicarakan secara baik-baik? Pada umumnya mereka masih muda. Masih dikuasai emosi. Bagi mereka dibicarakan secara baik-baik tidak akan menyelesaikan masalah sebab masing-masing pihak pasti merasa benar, lebih benar atau paling benar. Oleh karena itu, bagi mereka tawuran adalah satu-satunya solusi terbaik sesuai gejolak emosi mereka.

Solidaritas yang keliru

Di dalam teori komunitas, jika salah satu anggota komunitas "disakiti", maka semua anggota komunitas juga merasa "disakiti". Oleh karena itu hukum yang berlaku bagi mereka adalah membalas dendam dengan cara tawuran.

Tidak sadar akibatnya?

Tentu tidak. Dalam keadaan mereka dikuasai emosi, maka pertimbangan-pertimbangan rasional tidak akan mereka pilih.

B.Beberapa gagasan untuk mencegah dan mengatasi tawuran

Ada beberapa gagasan untuk mencegah dan mengatasi terjadinya tawuran antarpelajar.

1.Beberapa gagasan untuk mencegah terjadinya tawuran

a.Membuat program-program persahabatan antarsekolah, terutama sekolah-sekolah yang berdekatan

b.Membangun pos pemantauan dan penjagaan atau pos terpadu di antara sekolah-sekolah yang berdekatan

c.Penanaman moral religi melalui ceramah-ceramah agama yang diadakan di sekolah

d.Memberikan pengertian tentang hukum dan sanksi hukum akibat tawuran

e.Memberikan pengertian kepada para orang tua pelajar agar memberikan pendidikan yang efektif di rumah

f.Mengadakan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat

g.Memberikan tugas-tugas untuk dikerjakan di rumah agar para pelajar lebih disibukkan pada soal pelajaran

h.Dan cara-cara lainnya.

2.Beberapa gagasan untuk mengatasi tawuran yang telah terjadi

a.Menjatuhkan skorsing bagi para pelaku tawuran

b.Mengeluarkan pelajar yang terlibat tawuran dan tindak pidana

c.Memindahkan sekolah ke tempat lain

d.Memutasikan atau memecat kepala sekolahnya

e.Menyerahkan pelaku tawuran dan tindak pidana ke kepolisian

f.Menurunkan status/akreditasi sekolah yang terlibat tawuran

g.Kerjasama antara sekolah, orang tua pelajar, pemerintah, polri dan masyarakat.

h.Dan cara-cara lainnya.

C.Tinjauan psikologi

Dari sudut psikologi, tawuran antarpelajar bisa terjadi karena:

a.Faktorpribadi remaja yang relatif masih labil

b.Faktor emosi yang masih dominan sehingga mudah tersinggung walauoun untuk hal-hal yang sepele

c.Adanya rasa superioritas

d.Solidaritas kelompoki yang keliru

e.Cara berpikir yang pendek karena tidak memperhitungkan faktor resiko

f.Adanya rasa dendam di masa lalu atau yang ditanamkan oleh para lulusan atau eks-pelajar

g.Tawuran seringkali merupakan tindakan massal yang bersifat spontanitas

h.Tawuran terjadi di luar koridor norma hukum, norma agama, norma sosial dan norma pendidikan.

D. Beberapa gagasan yang keliru untuk mencegah dan mengatasi terjadinya tawuran

Berdasarkan analisa psikologi, tawuran merupakan perilaku yang menyimpang dan ini merupakan bidangnya psikologi.

Artinya, gagasan-gagasan membuat program-program persahabatan antarsekolah, terutama sekolah-sekolah yang berdekatan, membangun pos pemantauan dan penjagaan atau pos terpadu di antara sekolah-sekolah yang berdekatan,penanaman moral religi melalui ceramah-ceramah agama yang diadakan di sekolah,memberikan pengertian tentang hukum dan sanksi hukum akibat tawuran,m emberikan pengertian kepada para orang tua pelajar agar memberikan pendidikan yang efektif di rumah, mengadakan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat, memberikan tugas-tugas untuk dikerjakan di rumah agar para pelajar lebih disibukkan pada soal pelajaran, menjatuhkan skorsing bagi para pelaku tawuran,mengeluarkan pelajar yang terlibat tawuran dan tindak pidana,memindahkan sekolah ke tempat lain,memutasikan atau memecat kepala sekolahnya,menyerahkan pelaku tawuran dan tindak pidana ke kepolisian,menurunkan status/akreditasi sekolah yang terlibat tawuran,kerjasama antara sekolah, orang tua pelajar, pemerintah, polri dan masyarakat adalah merupakan gagasan pencegahan dan penanggulangan yang keliru, dalam arti tidak akan efektif mencegah terjadinya tawuran di nasa yang akan datang.

E. Pendekatan psikologis merupakan pendekatan yang benar

Karena tawuran merupakan manifestasi perilaku (psikologi) dan pikiran (logika), maka yang diperlukan adalah pencerahan-pencerahan psikologis tentang bagaimana cara mengendalikan emosi yang baik dan bagaimana cara berpikir tentang segi negatifnya tawuran. Mereka lemah di bidang pengendalian emosi, oleh karena itu perlu bimbingan psikologis yang hanya bisa diberikan para pendidik yang memahami psikologi pribadi maupun psikologi sosial yang memadai. Dengan kata lain, mengubah mindset yang keliru menjadi mindset yang benar.

Hariyanto Imadha

Pengamat perilaku

Sejak 1973

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun