SEJAK Indonesia merdeka, memang ada sekelompok orang Islam radikal yang berwawasan sempit menginginkan Pancasila diganti dengan Syariah Islam. Alasannya, Pancasila itu buatan manusia dan tidak sempurna dan tidak mampu menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa dan negara. Sedangkan Syariah Islam merupakan ciptaan Tuhan dan merupakan syariah yang sempurna dan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa dan negara.
Kelihatannya benar
Argumentasi untuk mengganti Pancasila dengan Syariah Islam kelihatannya benar. Padahal kalau kita bahas dari sudut ilmu logika, terutama ilmu logika material atau ilmu logika terapan atau epistemologi, argumentasi tersebut tidak benar, hanya sampai pada tahap kesimpulan logis.
Kenapa hanya merupakan kesimpulan logis?
Kesimpulan logis adalah kesimpulan berdasarkan silogisme yang tingkatannya hanya sampai pada tahap logis. Artinya, bisa benar dan bisa tidak benar. Premis mayor yang mengatakan bahwa Pancasila adalah buatan manusia dan tidak sempurna, premis minor yang mengatakan bahwa Syariah Islam adalah ciptaan Tuhan dan pasti sempurna dan kesimpulan yang mengatakan oleh karena itu Pancasila harus diganti dengan Syariah Islam adalah merupakan kesimpulan logika yang logis saja, tetapi salah.
Kenapa merupakan kesalahan berlogika?
Kebenaran logika haruslah berdasarkan fakta, objektif, realistis dan rasional. Sedangkan kalau Pancasila diganti dengan Pancasila, tidak didukung fakta realistis. Sebab, sudah pasti tidak semua warganegara Indonesia, bahwa dari kalangan sesama umat Islam sendiri setuju Pancasila diganti dengan Syariah Islam.
Fakta-fakta lain
Fakta lain yaitu parta-partai Islam sejak Indonesia merdeka, tidak pernah memenangkan Pemilu, kecuali hanya satu kali saja yang dimenangkan Partai Masyumi yang saat itu merupakan gabungan beberapa partai atau ormas Islam. Namun fakta juga menunjukkan bahwa tidak semua parpol atau ormas Islam di Indonesia bisa bersatu dalam arti sebenarnya. Rencana untuk membentuk Poros Tengah Jilid II yang diprakarsai Amien Rais-pun gagal total.
Mereka adalah warganegara Indonesia
Fakta lain yaitu, mereka yang ingin mengganti Pancasila adalah warganegara Indonesia. Hidup di Indonesia. Sekolah, kuliah, bekerja di Indonesia. Menikah dan punya anak di Indonesia. Makan dan minum di Indonesia. Rekreasi di Indonesia Bahkan kelak jika meninggal, juga di Indonesia. Dan selama itu, Pancasila tidak pernah merugikan mereka. Berarti, kalau mereka punya gagasan mengganti Pancasila dengan Syariah Islam, maka itu merupakan cara berlogika yang tidak men-syukuri negara Indonesia yang telah memberikan berbagai fasilitas kepada mereka.
Antheknya negara onta
Komunitas Islam di Indonesia yang ingin mengganntikan Pancasila dengan Syariah Islam, pastilah merupakan antheknya negara onta. Tentu, mendapatkan bantuan dana dari negara onta juga.
Motivasi sesungguhnya
Kalau mau jujur, tujuan untuk mengganti Pancasila dengan Syariah Islam hanya akal-akalan politik saja. Hanya merupakan tujuan antara. Tujuan sesungguhnya yaitu ingin menang dalam pilkada/pemilu dan berkuasa di pemerintahan. Kemudian mendapatkan proyek-proyek besar. Memperkaya diri sendir atau golongannya. Kemudian menghimpun dana untuk berkuasa lagi untuk periode berikutnya.
Islam dijadikan alat bukan sebagai tujuan
Dengan demikian bisa dibaca bahwa, Islam bagi mereka bukanlah sebagai tujuan politik, melainkan sebagai alat politik semata. Artinya, agama Islam hanya diperalat saja untuk mengelabui dan mengecoh umat Islam pada umumnya.
Pancasila merupakan harga mati
Para founding fathers sudah memutuskan dan mengambil kebijakan bahwa Pancasila versi UUD 1945 merupakan harga mati sebagai dasar negara dan way of life bangsa dan negara Indonesia. Mengganti Pancasila dengan Syariah Islam akan menimbulkan kelompok besar pro dan kontra yang bisa menimbulkan “perang saudara” dengan korban yang sangat banyak.
Pancasila tidak merugikan agama apapun juga
Kajian-kajian dan fakta-fakta politik menunjukkan bahwa Pancasila tidak merugikan agama apapun juga. Bahkan menjamin semua agama untuk menjalankan syariah agama masing-masing.
Logika yang salah fatal
Berdasar fakta-fakta dia tas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa logika mereka tidak sesuai dengan fakta-fakta yang ada, tidak realistis, tidak objektif dan tidak rasional. Karena tidak memenuhi semua unsur-unsur kebenaran dalam berlogika, maka gagasan untuk mengganti Pancasila dengan Syariah Islam merupakan kesalahan berlogika yang sangat fatal.
Catatan:
Maaf, saya jarang sekali membaca komen-komen
Hariyanto Imadha
Pecinta logika terapan
Sejak 1973
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H