Mohon tunggu...
Hariyanto Imadha
Hariyanto Imadha Mohon Tunggu... wiraswasta -

A.Alumni: 1.Fakultas Ekonomi,Universitas Trisakti Jakarta 2.Akademi Bahasa Asing "Jakarta" 3.Fakultas Sastra, Universitas Indonesia,Jakarta. B.Pernah kuliah di: 1.Fakultas Hukum Extension,UI 2.Fakultas MIPA,Universitas Terbuka 3.Fakultas Filsafat UGM C.Aktivitas: 1.Pengamat perilaku sejak 1973 2.Penulis kritik pencerahan sejak 1973

Selanjutnya

Tutup

Politik

EKONOMI: Subsidi BBM Tetap Salah Sasaran

8 Mei 2013   19:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:53 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13680169852006318401

SUDAH lama subsidi BBM Bersubsidi merupakan salah sasaran sebab sebagian besar subsidi dinikmati golongan mampu, yaitu para pemilik mobil pribadi. Mereka mengkonsumsi BBM Bersubsidi jauh lebih banyak dibandingkan motor. Dengan dinaikkan harga BBM dan memberi kompensasi kepada masyarakat miskin, masih tetap merupakan subsidi salah sasaran. Sebab, subsidi sebagian besar tetap dinikmati masyarakat golongan mampu, yaitu para pemilik mobil pribadi.

Kalau ingin menyelesaikan dilema subsidi BBM bersubsidi agar tidak membebani APBN, maka yang harus dilakukan pemerintah yaitu: 1. Menaikkan harga BBM secara bertahap hingga 75% dari harga BBM internasional. 2.Memberikan dana kompensasi secara kontinyu dan permanen kepada masyarakat miskin dan 3. Menaikkan pajak kendaraan untuk mobil pribadi sebesar 75%. Pajak ini merupakan "pengembalian" subsidi yang semula dinikmati melalui mekanisme pembayaran pajak. Pajak yang diterima APBN merupakan pengembalian subsidi salah sasaran tersebut.

Oleh karena itu, kalau pemerintah hanya menaikkan BBM bersubsidi di bawah 75% dari harga BBM internasional, memberikan dana kompensasi yang sifatnya hanya sementara dan tidak menaikkan pajak kendaraan mobi pribadi, maka dilema BBM bersubsidi yang salah sasaran akan terus terjadi sampai kapanpun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun