Mohon tunggu...
Hariyanto Imadha
Hariyanto Imadha Mohon Tunggu... wiraswasta -

A.Alumni: 1.Fakultas Ekonomi,Universitas Trisakti Jakarta 2.Akademi Bahasa Asing "Jakarta" 3.Fakultas Sastra, Universitas Indonesia,Jakarta. B.Pernah kuliah di: 1.Fakultas Hukum Extension,UI 2.Fakultas MIPA,Universitas Terbuka 3.Fakultas Filsafat UGM C.Aktivitas: 1.Pengamat perilaku sejak 1973 2.Penulis kritik pencerahan sejak 1973

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemimpin Seiman Bukan Jaminan Kualitas

28 Agustus 2012   17:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:12 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAGI yang faham ilmu manajemen atau ilmu kepemimpinan (leadership) tentu mengerti bahwa ukuran kualitas pemimpin bukanlah suku, agama, ras/bangsa ataupun golongan/parpol. Semua buku manajemen mengatakan bahwa kualitas seorang pemimpin ditentukan oleh keahliannya mengelola sebuah organisasi , baik organisasi kecil maupun besar. Untuk itu diperlukan kemampuan berupa kecerdasan (fatonah), bisa dipercaya (amanah), jujur (shiddiq) dan mampu berkomunikasi (tabliq).

Oleh karena itu kampanye agar memilih calon pemimpin yang seiman merupakan proses pembodohan ataupun pendangkalan cara berlogika bagi pemeluk agama tertentu. Sekaligus merupakan penyesatan di dalam proses berpolitik. Seharusnya justru rakyat mendapatkan pencerahan dan pendidikan politik yang benar bedasarkan kaidah-kaidah berpikir yang benar.

Kebiasaan buruk para calon pemimpin kita yaitu selalu menjadikan agama dan ayat-ayat suci agama untuk dijadikan alat demi mencapai kepentingan pribadi atau golongannya. Agama dan ayat-ayat suci bukan lagi dijadikan dasar pegangan berperilaku yang baik dan benar, tetapi telah dipelesetkan menjadi alat bepolitik yang murahan. Namun penulis yakin, masyarakat sekarang bertambah pintar dan akan memilih calon pemimpinnya berdasarkan kualitas dan tidak berdasakan pertimbangan suku, agama, ras/bangsa maupun golongan/parpol semata.

Hariyanto Imadha

Pengamat Perilaku

Sejak 1973

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun