KASUS ceramah Rhoma Irama yang dianggap SARA-pun telah berkembang menjadi diskusi di berbagai media massa.Yaitu tentang An Nisa ayat144 dan Al Maidah ayat 51 tentang kepemimpinan non muslim, kafir dan semacamnya. Kemudian dari beberapa media massa ada beberapa pendapat bahwa di dalam Al Qur'an ada banyak kesalahan terjemahan dan tentu saja penafsirannya. Ada yang bertanya, apa iya sih Alla SWT dan Nabi Muhammad SAW itu rasis? Tentu semuanya menjawab "Tidak". Kalau begitu kenapa muncul terjemahan yang bernama memusuhi suku lain, agama lain, ras/bangsa lain dan golongan lain? Bukankah yang harus dimusuhi umat Islam adalah perilaku yang buruk (apapun suku/agama/ras/bangsa/golongannya)? Apakah semua orang Nasrani dan orang Yahudi buruk dan apakan semua orang Islam itu benar dan suci?
Metode terjemah memang ada beberapa. Namun kualitas terjemahan dan tafsirannya tentu saja juga tergantung kualitas penerjemah dan penafsirnya. Juga tergantung tingkat kecerdasannya, wawasannya,cara berlogikanya,pemahamannya dan bisa juga kepentingan politiknya. Kita harus menyadari bahwa terjemahan yang salah, kurang tepat atau kurang jelas, bisa menimbulkan perilaku terorisme, anarki dan menjadikan umat Islam sebagai umat pendendam.
Oleh karena itu saya mengimbau kementerian agama dan pihak terkait untuk mengaji ulang, menerjemahkan dan menafsirkan ulang terjemahan yang ada di Al Qur'an edisi terakhir ini. Salah terjemah dan salah tafsir bisa mengakibatkan cara berpikir yang salah hingga tujuh turunan. Sebab, umat Islam banyak yang menganggap semua ucapan ustadz adalah benar, lebih benar,paling benar dan selalu benar sampai hari kiamat. Padahal, belum tentu demikian. Minimal ada penjelasan terhadap ayat-ayat yang bisa disalahtafsirkan. Misalnya penjelasan saat kejadian apa ayat itu diturunkan dan apa maksud daripada ayat tersebut. Semoga terjemahan Al Quran tidak mengandung unsur kebencian.
Hariyanto Imadha
BSD Nusaloka Sektor XIV-5
Jl.Bintan 2 Blok S1/11
Tangerang Selatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H