Mohon tunggu...
Harits Fajari Noorsyah Majid
Harits Fajari Noorsyah Majid Mohon Tunggu... Lainnya - Tenaga Administrasi SMK, Freelance Photographer, Anggota Paket Kebaikan

Berpapasan ketika itu dan berharap dengan gurau. Hati bergejolak ketika kau menatap ku kusadar akan itu. terbawa hati dan perasaan. kau singgah tapi tak sungguh. kau pamit ketika purnama belum seutuhnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dekapanya

2 Desember 2024   10:52 Diperbarui: 2 Desember 2024   12:04 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hmm...
Setelah itu, erat nian peluknya mendekap tubuh ini
Serasa waktu sangat cepat berjalan
Bahkan tubuh ini tak ingin beranjak dari alas tidur
Lantas ku pejamkan lagi mata ini untuk menikmati dekapannya
Dekapan yang sangat amat berarti untuk ku
Dekapan yang penuh gairah
Dan pertanyaan selalu muncul dalam isi kepala ini
Apakah ini bisa terjadi di dunia nyata
Sangat hangat dan nyaman terasa
Lentik bulu matanya dan dan runcing dagunya yg kulihat saat itu
Ku tunggu kata kata yang terucap untuk ku
Larut dalam bisikanya sehingga tidak sanggup untuk berkata
Dan hanya meninggalkan harum dan dan indahnya ingatanku
Ku berharap kan kita bina rumah tangga untuk melengkapi karunia ini

-harits fajari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun