Gemercik air mengalir, bisikan harapan memanggil
Kudekati namun, untuk apa ? Apakah bisa untuku mengisi hari hari denganya.
Apakah sanggup aku membuat sebuah sejarah baru tanpa haru denganya.
Deru angin menyapa, bising di kepala dan penuh menggumpal udara di dalam dada.
Tiga, empat, lima, dan enam sebuah angka yang pantas menggambarkan irama jantungku ketika itu, bisa jadi ini suatu reaksi, terhadap orang yang baru ada di hidupku, bak besi berani yang selalu menempel ketika sisi kutub Utara bertemu dengan kutub bagian selatan
Semua nyaman kurasa, bahkan lupa apa yang ku alami sebelumnya lupa dengan apa yg telah meninggalkan aku, karena salah satu ketakutan dari hari hari setelah di tinggalkan adalah kepastian akankah hati terbuka kembali setelah remuk yang terlalu mengunci.
-harits fajari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H